Kalian Tidak akan tahu sakitnya jadi aku

1K 72 1
                                    

Mengapa kuterus memimpikanmu
Mengapa aku menangis untumu
Mengapa kuslalu tersakiti
Mengapa aku berharap padamu

Jelas-jelas kau tak memikirkan aku
Jelas-jelas kau tak menginginkan aku
Jelas-jelas kau tak pernah menganggapku ada

Mungkinkah ini sudah jalan takdirku
Oh mungkin ini yang terbaik untukku
Namun tak kuasa aku
Bila terus-terus begini
Aku tak sanggup
Sungguh aku tak sanggup

Nyanyian merdu itu keluar langsung dari mulut Syaqila. Setelah bertengkar hebat dengan sang suami, Syaqila pergi ke taman rumahnya. Entah mengapa lirik lagu tersebut, persis dengan kehidupan nyatanya. Sesekali, wanita tersebut menyeka air matanya.

Ntah sampai kapan wanita tersebut akan bertahan. Yang jelas besok, Syaqila akan pergi ke rumah orang tuanya. Dia akan mengadukan semua kejahatan-kejahatan Nicho.

Syaqila melihat ke langit hitam. Di sana, dia melihat ada bulan yang tersenyum kepadanya. Syaqila sangat iri kepada rembulan tersebut. Bagaimana dia tidak iri? Sang rembulan dikelilingi oleh bintang yang berkedip-kedip. Pasti sang rembulan tidak akan pernah kesepian seperti Syaqila. Syaqila ingin menjadi rembulan agar mempunyai teman-teman yang banyak.

"Bulan, kita tukar posisi, yuk. Aku ingin menjadi sepertimu yang selalu tersenyum. Meski gelapnya malam kamu tidak pernah merasa kesunyian. Sangat berbeda denganku, aku memiliki ayah, ibu, dan suami, tetapi aku masih merasa kesepian dan kesunyian. Aku capek jika seperti ini. Aku lelah dengan semuai ini, aku bukan wanita yang kuat." Syaqila langsung menyeka air matanya, seolah-olah sedang mencurahkan segluruh isi hatinya.

"Hehehe, maaf, ya. Aku jadi curhat sama kalian semua. Cuman kalian yang mau mendengar ceritaku." Syaqila terus saja menatap rembulan dan bintang-bintang seolah sedang berbicara dengan lawan bicara.

Di kamar, Nicho terus saja mondar-mandir. Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 WIB. Akan tetapi, Syaqila belum menampakkan batang hidungnya. Nicho sangat takut jika sang istri mengadukan semua perbuatannya ke mami sama papinya. Bisa-bisa nanti dia diusir tanpa menggunakan pakaian dan akan menjadi gelandangan.

"Menyusahkan sekali manusia yang satu itu," gerutu Nicho.

Pria tersebut langsung bergegas keluar kamar dengan tujuan mencari sang istri yang sudah membuatnya khawatir. Khawatir? Maksudnya, dia khawatir jika Syaqila mengadukan semua perbuatan kejinya ke orang tua mereka berdua.

"Aku pergi dulu, ya. Ini sudah malam," ujar Syaqila, kemudian beranjak dari tempat duduknya.

Berpas-pasan, saat Nicho mau ke belakang dan Syaqila ingin masuk ke rumah. Mereka hampir saja tabrakan. Syaqila langsung menundukkan pandangannya ketika dia melihat wajah arogan sang suami. Terlintas kembali semua kejahatan-kejahatan yang sudah diberikan oleh Nicho ke Syaqila.

Andai on the spot menayangkan suami terkejam di dunia. Mungkin salah satunya ialah Nicho----suami Syaqila sendiri. Tanpa membuang-buang waktu, wanita tersebut langsung berjalan tanpa menyapa suaminya.

"Dari mana saja kamu?" tanya Nicho, berhasil membuat Syaqila berhenti berjalan.

Syaqila menoleh ke belakang. "Saya rasa itu bukan urusan Anda, Tuan." jawab Syaqila, setelah itu dia kembali berjalan.

"Oh, mulai berani, ya, Nyonya Syaqila?" Nicho membalikkan badannya, kemudian berjalan menghampiri Syaqila.

"Tuan, sudahlah saya sangat lelah hari ini. Saya mau tidur," jawab Syaqila.

***

Malam ini adalah malam ketiga Syaqila tidur di lantai tanpa alas. Entah angin apa yang menerbangkan sifat iblis Nicho sehingga dia memerintahkan agar Syaqila tidur di karpet. Selain itu, Nicho juga memberi sang istri selimut dan juga bantal.
Dengan senang hati Syaqila menerimanya. Ternyata Nicho masih memiliki hati walau hanya setitik.

***

Pagi-pagi sekali, Syaqila sudah bangun. Hari ini dia akan pulang ke rumahnya, dia sudah tidak tahan lagi dengan sifat sang suami. Diam-diam Syaqila mengambil uang suaminya berjumlah 100 ribu. Dia sudah tidak punya duit lagi buat bayar ongkos nanti. Setelah mendapat uang tersebut, Syaqila langsung memesan ojek online.

Syaqila langsung bergegas menuju ke pagar untuk menunggu sang ojek online. Tidak lama dari itu, yang ditunggu-tunggu telah datang.

****

Setelah sampai ke tempat tujuan, Syaqila langsung turun. Kemudian memberikan ongkosnya kepada bang ojek. Syaqila sudah tidak sabar lagi agar masuk ke rumah yang paling ia rindukan. Rumah tempat ia dibesarkan.

Tok-tok-tok!

"Iya, sebentar," sahut penghuni rumah.

Ceklek!

"Ayah! Ayah, Syaqila sangat rindu sama Ayah." Syaqila langsung berhambur memeluk ayahnya.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi, Yah?" tanya Fara yang datang dari dapur.

"Ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Al tanpa berniat membalas pelukan putrinya.

"Syaqila boleh masuk, Yah?" Syaqila langsung melihat wajah ayahnya dengan mata yang sendu.

"Katakan dulu, kamu mau apa ke sini?" tanya Al.

"Ayah ... Nicho tidak mencintai Syaqila, dia terus saja menyiksa Syaqila. Ayah tengok ini." Adu Syaqila sambil menunjukkan telapak tangan dan lututnya yang terluka.

"Itu masalahmu sendiri! Lagian Nicho, kan, sudah menjadi suamimu. Jadi dia berhak melakukan apapun terhadapmu. Pergilah dari sini, sudah tidak ada tempat untukmu di rumah ini." Al langsung mendorong tubuh putrinya hingga tersungkur.

Syaqila pikir dengan mengadukan semuanya, ayahnya akan marah besar ke Nicho. Sebab, putri satu-satunya sudah disiksa oleh Nicho. Akan tetapi, ekspektasi tidak sesuai dengan realita. Ayahnya malah mendorong tubuh wanita malang tersebut.

Al dan Fara langsung masuk ke dalam tanpa mengubris putrinya. Syaqila menyeka air matanya yang terus saja keluar. Entah mengapa Syaqila mengingat kembali kejadian saat dia dikurung Nicho di ruangan yang angker tersebut. Dia mengingat kembali ketika ada hantu yang mengatakan kalimat 'putriku.' Ingin sekali dia pergi ketempat itu, tetapi dia tidak tau di mana lokasinya.

Mau tidak mau, Syaqil harus kembali ke rumah yang sudah dianggapnya sebagai Neraka yaitu rumahnya bersama Nicho.

***

"Di mana wanita bodoh itu?" guman Nicho.

Dia terus saja mencari sesosok Syaqila, tetapi tidak kunjung ditemukan. Nicho langsung bergegas ke mobilnya, dia takut Syaqila kabur kemudian mengadu pada orang tuanya. Nicho langsung melajukan mobilnya.

Dengan tatapan kosong, Syaqila terus saja berjalan. Ingin sekali Syaqila pergi ketempat yang sangat jauh, jauh sekali. Hingga penderitaan tidak lagi menemukannya.

Tit!

Bunyi kalakson mobil seorang, tetapi Syaqila tidak mengubrisnya. Dia terus saja berjalan dengan tatapan kosong.

'Kurang ajar!' umpat Nicho.

Pria tersebut langsung turun dari mobilnya, kemudian memegang pergelangan tangan Syaqila. Wanita tersebut langsung melihat siapa yang sudah memegang pergelangannya.

"Dari mana saja kamu?" tanya Nicho.

Syaqila menggeleng, dia langsung melepaskan tangan Nicho dari pergelangannya. Lalu berjalan lagi.

'Kenapa dengan dia?' batin Nicho.

Tanpa basa-basi, Nicho langsung mengangkat tubuh Syaqila. Wanita tersebut terus saja meronta minta diturunin. Akan tetapi, sang suami langsung memasukkan tubuhnya ke mobil.

"Tuan kenapa, sih?" tanya Syaqila sambil terisak.

Tanpa menjawab, Nicho langsung melajukan mobilnya.

Cinta untuk Syaqila [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang