Kita Lawan Sama-sama

887 94 17
                                    

"Dok, kenapa dengan istri saya?" tanya Nicho panik, kala ia melihat raut wajah sang dokter.

"Sudah saatnya untuk melakukan operasi. Jika tidak, kemungkinan untuk hidup istri Anda sangat tipis," ujar sang dokter.

Nicho memijit keningnya. "Lakukan yang terbaik untuk istri saya, Dok," ucap Nicho.

Setelah mendapatkan izin untuk melakukan operasi. Dokter dan beberapa suster membawa Syaqila ke ruangan operasi.

Operasi sudah mau dimulai. Para dokter Spesialis Onkolog sudah mulai bergelut. Sebagian dokter ada yang mengontrol detak jantung pasien.

"Dok, detak jantung pasien mulai melemah," ujar wanita berbaju hijau yang dilengkapi dengan masker.

"Secepatnya kita harus menyelesaikan operasi ini," timpal dokter pria.

Nicho terus mondar-mandir, ia tak tahu harus apa. Pikirannya sudah buntu, sebab sang istri sedang drop. Beberapa detik kemudian, Nicho terjatuh, badannya mulai melemas. Ia duduk di depan pintu ruangan tersebut. Pandangannya lurus ke depan.

Saat itu juga, Diana berlari ke arah putranya yang sedang duduk seolah-olah tanpa raga lagi. Tadi, Nicho sempat memberi tahu maminya kalau Syaqila sedang melakukan operasi.

"Nicho." Diana langsung berlari, lalu memeluk sang putra yang terlihat tidak memiliki tulang.

"Mami, Syaqila drop lagi. Nicho takut terjadi apa-apa sama Syaqila, Mi." Dalam pelukan sang mami, Nicho mengucapkan kalimat tersebut.

Diana melepaskan pelukan tersebut, lalu memegang pundak sang putra. "Nak, lihat mata Mami. Syaqila itu wanita kuat, jadi dia pasti akan melewati masa-masa sulit ini. Percayalah, Syaqila akan baik-baik saja." Diana langsung menyeka air mata anaknya.

"Istri Nicho sakit lagi. Nicho takut Syaqila akan pergi ninggalin aku. Mami, Nicho hanya mau hidup sama Syaqila," lirih Nicho.

"Nak, jangan bicara seperti itu. Jangan buat Mami takut. Tidak ada yang boleh pergi, kita harus hidup sama-sama." Kali ini Diana meneteskan air matanya saat sang putra mengatakan kalimat tersebut.

"Dok, kita tidak bisa melakukan operasi saat ini, tekanan darah pasien sedang tidak stabil," ucap dokter wanita. Dokter pria tersebut mengangguk.

Lampu operasi telah mati, berarti operasi telah selesai. Nicho dan Diana langsung beralih melihat lampu tersebut, lalu mereka berdiri. Nicho melihat arloji yang di pergelangan tangannya.

Syaqila masuk keruangan tersebut 10 menit yang lalu. Dalam hati Nicho, kenapa operasinya sangat cepat, biasanya memerlukan waktu berjam-jam. Hati pria tersebut menjadi gelisah.

Ceklek!

Dokter berbaju hijau keluar.

"Dok, apa operasinya sudah selesai?" tanya Nicho.

"Maaf. Operasi kami tunda. Istri Anda mempunyai riwayat sakit ginjal, dalam melakukan operasi kami perlu memperhatikan lebih penyakit kronis tersebut. Sebab penyakit tersebut memiliki efek sistemik ke seluruh tubuh, dengan begitu dapat meningkatkan risiko selama operasi. Selain itu, tekanan darah istri Anda sedang tidak stabil. Berat hati operasi hari ini gagal. Kami akan menunggu sampai tubuh pasien kembali pit," ujar pria berbaju hijau.

"Dok, bisakah saya melihat istri saya?" Dokter mengangguk.

"Tapi, harus satu orang saja," jawab sang dokter.

Sebelum masuk, Nicho terlebih dahulu mengganti bajunya dengan baju berwarna hijau. Setelah itu, ia langsung masuk ke ruangan bernuansa putih yang sudah dilengkapi dengan infus, monitor pendeteksi detak jantung, Selang Nasogastrik, dan seorang wanita yang terbaring di brankar.

Sesampainya di tempat tersebut. Nicho duduk di bangku.

"Qila," ucap Nicho dengan suara yang sangat lembut.

Perlahan mata yang sayu itu terbuka. "Apa itu Kak Nicho?" tanya Syaqila sambil meraba-raba wajah Nicho.

"Iya, ini Kakak, Qila. Qila harus janji sama Kakak. Qila gak akan pernah ninggalin Kakak.  Qila harus cepat sembuh, biar nanti kita bisa lihat pelangi sama-sama." Nicho memegang tangan sang istri yang masih menempel di wajahnya.

"Sepertinya Qila tidak sanggup memenuhi permintaan, Kak Nicho. Qila sudah dilamar dua penyakit mematikan, Qila hanya berharap jika suatu saat nanti Qila pergi, Kakak harus hidup dengan damai," ujar Syaqila dengan suara yang lemah.

"Gak, Qila gak boleh pergi." Nicho langsung menggenggam tangan Syaqila. "Genggam erat tangan Kakak, jangan pernah lepaskan. Kita lawan barang-barang penyakit itu, kita pasti bisa melewati masa menegangkan ini," bisik Nicho.

Bibir pucat itu kembali melengkung. Jujur Nicho tidak tahan melihat senyuman indah itu. Kenapa saat dulu, ia tidak menikmati senyuman indah tersebut? Penyesalan memang datang terlambat. Nasi sudah menjadi bubur, waktu sudah tidak bisa lagi diputar.

"Jadi, Qila tidak sendirian lagi?"

"Iya, Qila tidak akan pernah sendirian lagi," jawab Nicho.

"Tapi, Kak, badan Qila semuanya sangat sakit. Apa masih bisa disembuhkan?" tanya Syaqila.

"Masih bisa, kita berdoa sama-sama. Ayo semangat, Sayang. Kamu pasti bisa melewati ini." Nicho langsung mengelus kepala Syaqila, lagi-lagi rambut sang istri kembali rontok.

Makin hari, rambut Syaqila semakin tipis karena terus rontok. Nicho langsung memeluk tubuh kuku itu.

'Tuhan ... Bagikan samaku setengah rasa sakit yang ditanggung Syaqila. Aku tidak tahan melihatnya seperti ini. Jangan tanggungkan sama dia semuanya, bagikan setengah samaku agar kami sama-sama melewatinya,' batin Nicho.

"Syaqila jangan pernah tinggalkan aku, ya," ucap Nicho sambil mengeluarkan air matanya.

"Atas izin Tuhan, Qila gak akan pernah ninggalin Kakak," jawab Syaqila.

***

"Yah, aku sangat berharap kalau Syaqila mati saja," ucap Fara.

"Iya, aku juga sangat berharap," sahut Al.

"Dengan begitu, semua harta Al bisa kita miliki seutuhnya." Fara langsung berputar sambil merentangkan tangannya. Seketika ia langsung mengingat foto yang dikasih Syaqila semalam. "Tapi, bagaimana jika kakaknya Syaqila masih hidup, lalu dia membongkar semuanya?"  Fara menatap khawatir pada sang suami.

"Tenang aja. Anak Al yang satu itu sudah kubunuh setelah aku membunuh Al dan Fara," jawab suaminya Fara.

Misteri akan terbongkar

               🌺semoga suka, ya🌺
  Author minta tolong.
  Tolong tinggalkan jejak dengan
cara vote dan follow akun  Author. Agar Author makin semangat. Ingat jangan menjadi pembaca gelap🤭





Cinta untuk Syaqila [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang