Sampai kapan?

12 7 2
                                    

Hellooooooo

Masih alur mundur ya guys

Kembali lagiiiii diii lapak inii

Happy reading !!!

Enjoy

***
Ketika dia yang kau cinta mencintai sahabat mu sendiri, sakit bukan? Tapi kamu tak bisa berbuat apa-apa. Ingin mengungkapkan tapi takut dia nanti malah menjauh. Pilihan yang sangat sulit. Mungkin seperti ini saja sudah cukup untuk kita berdua, dengan cara ini aku bisa dekat dengan mu. Aku mencintai mu dan akan tetap mencintai mu, kamu akan memiliki tempat special dihati ku hari ini, nanti, dan seterusnya.

Seperti itu lah posisi yang sedang dirasakan Rey saat ini, tak bisa berbuat apa-apa. Cinta pertamanya ternyata mencintai sahabatnya sendiri. Sekarang Ia dan Laura malah bersahabat, persahabatan itu yang dijadikan topeng untuknya bisa dekat dengan cinta pertama.

Sekarang Rey sedang termenung sendirian dikamarnya, kamar yang bernuasa serba hitam abu-abu itu. Kamar yang kosong sepi sunyi. Bukan hanya masalah percintaannya saja yang rumit masalah keluarganya pun sangat-sangat rumit.

Rey sejak kecil selalu menerima cacian makian, pukulan itu semua sudah menjadi makanan sehari-harinya. Jadi tak heran bila Ia melampiaskannya dengan merokok, mabuk, balapan, tawuran, bolos itu sudah ia lakukan sejak SMP ia melakukan semua itu untuk menarik perhatian dari kedua orangnya bahwa ia butuh kasih sayang dari mereka. Sejak kecil Rey tidak seperti anak pada umumnya.

Rey dulu kini telah berubah semenjak berkenalan dengan Laura, ia sekarang tidak separah dulu. Ia walau kebiasaan itu kadang datang karna ia butuh pelampiasan.

Prang!!!

Terdengar suara benda pecah dan suara pertengkaran orang tuanya semakin kencang, diluar kamar.

"Aku cape, kamu selalu bermain perempuan diluar sana!!" Ucap mamah Rey berteriak.

"Suami pulang kerja bukannya disambut, suruh makan malem malah dituduh yang enggak-enggak!!" Balas papanya.

"Kapan kamu mau berubah Mas" suara mulai merendah hanya ada isak tanggis yang terdengar.

"Aku itu butuh hiburan, aku pusing kalau kamu selalu nuntut lebih dan lebih kamu itu egois tau kerjaannya tiap hari cuma belanja-belanja ngabis ngabisin uang terus!!" Ucap papahnya.

"Sejak lahirnya anak itu semua kegiatan aku terhambat, oleh anak itu. Anak itu cuman beban, anak yang tidak diinginkan .Aku selalu salah dimata kamu Mas!!"ucap mamahnya dan mulai meninggalkan rumah.

Dan akhirnya keduanya sama-sama pergi. Rumah ini terlihat seperti kapal pecah, setiap hari Rey selalu memdengar pertengkaran mereka yang tak kunjung usai. Mereka selalu pergi dan menghindari masalah yang mereka buat sendiri.

Di dalam kamar Rey masih diam, dan melamun. Pikirannya masih berkeliaran sampai kapan ia seperti ini terus sampai kapan ia keluar dari lingkaran hitam ini. Tak terasa air matanya turun.

"Mah Pah aku sayang kalian, apa kalian saya aku. Apa aku anak yang tak kalian inginkan. Aku beban kalian ya. Sampai kapan semua ini Mah Pah. Aku juga cape, kalo boleh milih aku ingin dilahirkan dikeluarga sederhana namun penuh kebahagian andai hidup sesedehana itu" ucap Rey bermonolog.

Luka dan luka, luka yang ditumpuk luka yang semakin dalam. Luka yang disebabkan orang orang terdekatnya.

Ia cape sebenarnya pura pura ceria didepan semua orang, berpura-pura seolah semua baik baik saja. Tuhan punya rencana indah untuknya.

***
Disekolah Rey adalah sosok lelaki yang humoris, ramah, selalu bersikap baik dan hangat pada semua orang.
 
Seperti biasa sekarang Rey sedang menunggu Laura di taman sekolah.

"Rey, biasa" ucapnya menyodorkan roti dan susu untuk Rey, sambil tersenyum, senyum hang sangat tulus, senyum yang jarang ia tunjukan pada orang lain.

"Iya Ra" ucap Rey dan membalas senyumannya.

"Lo kenapa sih Rey butek amat mukanya" ucap Laura.

"Apa sih anjirr" ucap Rey.

"Muka lo butekk" ucap Laura berteriak tepat ditelinga Rey.

"Anjir budek telinga Gue Ra" ucap Rey sambil mencubit pipi Laura.

"Iss sakit tau" ucap Laura sambil mengembung kan pipi.

"Lo lucu Ra" ucap Rey pelan.

"Iya tau Gue lucu dari kecil kali" ucap Laura dengan pede.

"Dih apaan sih, orang Gue bilang lo jelek banget Ra kaya bebek hhaaa" ucap Rey sambil tertawa.

Laura mencubit pinggang Rey.

Rey pun menghindar.

"Rey jangan lari ya" ucap Laura sambil mengejar Rey.

Rey pun terus berlari, sambil menggoda Laura, dan sampai akhirnya aksi kejar-kejaran itu berakhir dan kedua duduk sama-sama ke capean.

Tiba-tiba keduanya saling menatap dan tertawa. Sesimple itu bahagia.

Begitu nyaman seperti ini biarkan aku dan dia terus hidup lebih lama tuhan karena kebahagiaan ku ada pada dia ( Rey membatin).

***

Yeayyy

Jangan lupa tinggalkan jejak!!!

Gimana seruuu

Tunguu part selanjutnyaa

Dahhh

Sayang kaliannnnn

Hide A Love (SELESAI)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang