"Tidak ada kata tidak perduli, jika sudah menyangkut tentang sahabat karna dewasa nya seseorang adalah menjadikan sahabat sebagai saudara, bukan untuk memanfaatkannya atau melirik kondisi fisik dan keadaanya"
_________--------_____________
Dua gadis menatap sedih gundukan besar di depannya
Tertera nama
Bima anggara
Bin
Abdul mahmud
Lahir 7-03-2000
Wafat 5-03-2021Dengan seragam yang sudah lusuh keduanya tak henti henti menangis bahkan sampai tersedu sedu
Yang lain menatap iba kedua gadis itu termasuk abin dan teman temannya setelah acara pemakaman banyak orang sudah berpergian tak terkecuali laura dan sasya serta abin dan teman teman, dan satu keluarga korban yang berupa ibunda dari bim bim
Wanita paruh baya menatap kedua gadis itu lalu memeluk keduanya dengan amat erat, ibu bim bim memang sudah akrab dengan kedua gadis itu yang merupakan sahabat anaknya, bahkan keduanya sudah ia anggap sebagai anak nya sendiri
"Maaffin lau bunda ini semua salah lau hikss,.."
"Hikss sasa juga salah bunda maafin sasa"
Ibu bim bim kembali menangis lalu kembali memeruk erat erat kedua gadis tersebut
"Hustt udah kalian ga salah, ini semua udah takdir kita harus belajar iklasin ya, kita semua doain aja buat bim bim supaya dia tenang disana, bim bim juga disana pasti sedih kalo kalian nangis kaya gini"ucap ibu bim bim yang bernama ani tersebut
Laura dan sasya melepaskan pelukan mereka lalu menatap ani dengan air mata yang masih mengalir
Keduanya langsung menyerka air mata mereka
"Bunda juga jangan nangis" ucap laura seraya menghapus air mata ani
Ani tersenyum lalu mengangguk
"Bunda ga akan sedih kalo kedua putri bunda ada disini nenangin bunda" ucap ani dengan wajah sendu bercampur senyuman manisLaura menatap gundukan tanah itu kembali lalu mengelus papan nisan nya
"Maafin gue ya bim, gara gara gue lo jadi pergi, harusnya kita gausah ikutin kemauan nenek lampir itu, coba kalo kita ga kesana, lo pasti masih ada, masih main sama gua sama sasya" ucap laura
Sasya kembali menangis mendengarnya
"Mau gua kasih tau rahasia" lanjut laura seraya sedikit terkekeh, air mata nya kembali keluar namun langsung ia tepis begitu saja
"Gua sama sasya punya rahasia loh, dimana lo ga tau tentang rahasia itu, yakan sya" ucap laura
Sasya mengangguk dengan air mata yang masih mengalir
Abin dan yang lain saling pandang melihat kedua gadis itu yang sedari tadi menangis meraung raung
"Dua hari lagi lo ulang tahun kan bim" laura mendongakkan kepalanya ke atas agar air mata nya tidak terjatuh lagi
"Lo mau tau rahasia kita berdua ga, kita udah nyiapin banyak hadiah buat lo, kita udah pesen kue yang di atasnya banyak kiwinya lo seneng banget kan sama itu buah, tapi ini bukan lagi rahasia karna udah gua kasih tau ke lo, tapi gapapa entar kita kesini lagi,kita bakal sering ngobrol, kalo pun lo ga bisa ikut nimpalin, biasanya lo yang paling heboh, yakan sya"
Sasya menganguk nganggukan kepala nya ia jadi semakin sedih
"Yang tenang ya bim, gua sama sasya akan terus jadi sahabat lo, selamat jalan sahabat" ucap laura seraya menyerka air matanya yang selalu keluar terus menerus tanpa henti
KAMU SEDANG MEMBACA
ABINO
Teen FictionABINO FAGEZA ALAZIM si biang nya masalah mantan fakboy di waktu smp, dan tobat pada masa masa masuk SMA Lucu sekali orang ini dari fakboy kini ia berubah menjadi sadboy, etssss, tidak tidak, tidak bisa di katakan sadboy karna pada dasarnya abin ada...