TEMBOK ATRAKSI

7 1 0
                                    

Kesembilan manusia itu kini tengah menatap tinggi nya tembok di depan mereka. Empat di antaranya menatap cengok tembok di depannya, bagaimana bisa mereka melompati tembok setinggi ini. Ah tidak bisa kebayang jika nantinya mereka jatuh. Dan patah tulang.

"ini serius kita naik ini tembok"tanya sisil dengan wajah yang masih ling lung dengan keadaan

"iya udah jangan banyak bacot mending sekarang kita naik, bahaya kalo lama lama disini bisa ketauan kita entar"ujar jodi lalu tak lama cowok itu langsung melakukan aksi nya dengan gesit ia melompat dan menyangga tangannya di atas tembok tinggi itu, lalu setelahnya kaki nya langsung ikut naik. Dan akhirnya cowok itu sudah sampai di atas sana. Tinggal melompat saja ke bawah

Keempat cewek itu lagi lagi menatap cengok jodi yang dengan mudahnya naik ke atas sana tanpa ragu ragu

"yang barusan atraksi coy"gumam sasya

"entah"ujar laura seraya menggelengkan kepalanya ia juga sangat kaget melihat kelincahan jodi yang menaiki tembok setinggi itu dengan sangat cepat

"eh buru sini lemparin tas lo semua"ujar jodi di atas sana

Leon dengan santai melemparkan tasnya ke pada jodi dimana langsung di tangkap manja oleh cowok itu. tak lama yang lain pun ikut melemparkan tas mereka kepada jodi.

"tas lo semua ga ada barang berharga nya kan soalnya mau gua lemparin kebawah"

Langsung saja mereka semua menggelengkan kepala

"sya sini aku bantu naik"ujar fadil

Sasya tersenyum malu malu kucing menatap fadil

"gausah centil sya gue tabok kepala lo entar"sentak laura

Sasya menyengir lebar lalu menghampiri fadil
"gimana? Aku ga bisa kaya jodi"ujar nya dengan suara lembut selembut sutra

Laura menatap jengah gadis itu

"sejak kapan kosa katanya berubah aku kamu"celetuk anaka

"sejak tadi"ujar laura dengan malas

"kamu naik di punggung aku ya"ujar fadil

"naik"tanya sasya dengan wajah gerogi

"iya naik tenang aku ga akan ngintip beneran"

Sasya menggoyang goyangkan badannya ke kanan dan ke kiri dengan wajah malu malu
"ngintip juga ga papa kok"

Fadil menatap kaget gadis di depannya namun setelahnya ia tertawa

Sedangkan laura dan yang lain menatap sasya dengan tampang cengoknya

"udah gila"gumam laura seraya menggeleng gelengkan kepalanya menatap sahabat stresnya itu

Laura menatap ke atas dimana langit begitu cerah di atas sana
"bim liat sahabat lo ga waras dia"

*****

Bruk

Genta melompat dengan mantap dari atas tembok sana.

"yuk"ujar genta dengan wajah semangatnya

Kedelapan orang itu kini sudah berada di luar sekolah.

"eh tunggu tunggu kita naik apa"tanya anaka

"naik motor dong sayang"ujar leon seraya merangkul manja pundak kekasihnya itu

"bukannya motornya di parkir di dalem ya"tanya anaka

"kita lagi jenuh jadi biasanya kita bakal pergi bolos. Makanya kita parkir di warung sana.  Biar enak kalo mau bolos"ujar leon

Sontak keempat gadis itu menatap arah tunjuk leon yang menunjuk warung kecil di sebrang sana

"yaudah yuk kesana udah ga sabar pengen ketemu sahabat"ujar leon

Yang lain pun mengangguk lalu mulai berjalan menuju warung di sebrang sana

"lau lo sama gue aja"ujar geo

Laura hanya mengangguk saja lalu menghampiri geo dan menaiki motor besar milik cowok itu

"gue sama siapa?"tanya sisil

"sama gue aja nih gue jomblo siapa tau aja kan dari boncengan kita bisa mulai pendekatan"celetuk jodi dengan kekehan

"si jomblo mulai beraksi"sargah fadil dengan tangan yang membantu sasya untuk naik ke atas motornya

"yaudah deh gue sama lo, tapi lo jangan modus ya"sentak sisil

"oke lah bisa di atur"ujar jodi lalu memakai helm nya

Baru saja ingin naik tangannya sudah lebih dulu di tarik oleh genta

"sama gue aja. Biarin jodi sendiri aja"ujar genta lalu menarik tangan sisil dan membawanya menuju motornya

"yeu sok banget si babi."gerutu jodi

"bacot mulu anjing"ujar geo lalu mulai melajukan motornya dengan laura di boncengannya

Disusul leon dan anaka, lalu tak lama fadil dan sasya pun ikut melajukan motornya dan setelahnya genta dan sisil yang ikut melajukan motornya. Sebelumnya genta menertawakan jodi sebelum melaju kencang

"sialan lo pada gue sendiri lagi, lagi lagi sendiri, ah bangsat" tanpa basa basi jodi langsung melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

Dua gadis yang tengah berdiri di pinggir jalan dengan beberapa kertas di tangannya tak sengaja melihat beberapa motor yang lewat dimana ia sangat mengenali milik siapa saja motor motor tersebut. Dia adalah valen dan alisa sahabatnya

"len bukannya itu genta ya dia sama siapa tuh"ujar alisa

Valen hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Entah lah siapa gadis yang kini tengah di bonceng kekasihnya itu. Bahkan genta dari semalam sama sekali tidak memberinya kabar apapun.

"sa mending kita langsung ke sekolah aja bu desta pasti udah nungguin kita"ujar valen

"tapi cowok lo len"

"gapapa sa nanti aku tanya genta dan minta penjelasan sama dia kamu tenang aja ya genta ga mungkin selingkuh kok. Aku tau banget dia kaya gimana"

Alisa terpaksa menganggukkan kepalanya saja
"tapi kalo bener dia selingkuh lo langsung putusin aja ya. Gue ga mau sahabat gue ini di sakitin"

Valen tersenyum lalu menggelengkan kepalannya
"ga sa aku ga akan putusin genta walau pun dia selingkuh sekalipun"

Alisa melotot terkejut menatap sahabat nya itu
"lo gila! "

Valen lagi lagi tersenyum seraya menggeleng
"aku ga gila itu namanya cinta"

"ga gitu juga len. Lo harus tegas kalo genta selingkuh lo putusin lah.  Cowok ga cuman dia."

"udah ah mending sekarang kita ke sekolah.  Bu desta nanti marah kalo kita kelamaan"

Alisa menatap jengah sahabat nya itu. Ia sudah pernah bilang berapa kali dengan valen jika genta itu bukan cowok baik baik. Bahkan sudah berkali kali pula matanya ini melihat genta yang berduaan bersama gadis lain selain sahabatnya yang bodoh ini.
"serah lo!"ujar alisa lalu mulai berjalan meninggalkan valen yang masih berdiri disana

"ih isa kok aku di tinggal sih! isa tunggu!"

ABINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang