Bagian Satu: Bab 8 (3) - 'Isa (Jesus) Al-Masih Asli dan Dajjal Al-Masih Palsu

2 0 0
                                    

'Isa ('alayhi salam) akan Kembali

Al-Qur'an dengan jelas menyatakan bahwa Isa (alayhi salam) tidak mati. Lebih jauh lagi, Al-Qur'an menyatakan bahwa dia diangkat oleh Allah Maha Tinggi. Dan karena Al-Qur'an menyatakan bahwa setiap jiwa (termasuk Isa) pasti mengalami kematian (Maut), berarti 'Isa ('alayhi salam) pasti kembali dan mengalami kematian seperti setiap manusia yang lainnya.

Tetapi Al-Qur'an juga menyampaikan sebuah peringatan keras saat Al-Qur'an berbicara tentang kematian 'Isa.
Peringatan tersebut adalah bahwa umat Yahudi dan Kristen semuanya pasti akan percaya pada 'Isa (sebagaimana Al-Qur'an telah mendirikan status dan posisinya sebagai al-Masih dan sebagai Nabi Allah)sebelum 'Isa mati. Dengan demikian ayat ini dengan jelas menyatakan Rencana Tuhan bahwa 'Isa suatu hari akan kembali dan bahwa peristiwa tersebut akan terjadi sebelum kematiannya:

"Dan tidak akan ada seorang pun dari ahli Kitab (tidak akan ada seorang pemeluk Yahudi pun yang menolak 'Isa sebagai al-Masih dan Nabi Allah, dan tidak seorang pemeluk Kristen pun yang menuntut 'Isa harus disembah sebagai Tuhan dan sebagai putra Tuhan) melainkan pasti beriman padanya ('Isa) sebelum kematiannya (sebelum kematian 'Isa). Dan pada Hari Penghakiman dia ('Isa) akan menjadi seorang saksi terhadap mereka."
(Al-Qur'an, an-Nisa, 4:159)

Nabi Muhammad (shollallahu 'alayhi wassalam) telah menegaskan bahwa 'Isa ('alayhi salam) akan kembali:

"Dari Abu Hurairah: Rasul Allah berkata: Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya (aku bersumpah bahwa) Putra Maryam akan segera turun ke tengah- tengah kalian sebagai seorang Pemimpin yang Adil. Dia akan mematahkan salib dan membunuh "babi‟ dan menghapuskan Jizyah (pajak bagi umat Yahudi dan Kristen yang tinggal di wilayah Islam). Kemudian akan ada uang yang berlimpah sehingga tidak seorang pun yang layak menerima pemberian zakat." (Sahih Bukhari)

Sesungguhnya kembalinya 'Isa ('alayhi salam) adalah salah satu dari sepuluh tanda besar Hari Kiamat yang disebutkan Nabi (shollallahu 'alayhi wassalam):

Dari Hudhayfah bin Usayd Ghifari:

Tiba-tiba saja Rasul Allah (shollallahu 'alayhi wassalam) datang kepada kami (karena kami sibuk dalam suatu diskusi). Dia bertanya: Apa yang kalian diskusikan? (Para sahabat) menjawab: Kami sedang berdiskusi tentang Hari Kiamat. Pada saat itu dia bersabda: Hal itu tidak akan datang sebelum kalian melihat sepuluh tanda dan (berhubungan dengan ini) dia menyebutkan kabut asap (Dukhan), Dajjal, Binatang Buas, matahari terbit dari barat, turunnya 'Isa putra Maryam ( 'alayhi salam), Ya'juj dan Ma'juj, dan gempa bumi di tiga tempat: satu di timur, satu di barat, dan satu di Arabia tempat berakhirnya api yang akan muncul dari Yaman, dan akan menggerakan manusia ke tempat berkumpulnya." (Sahih Muslim)

Dengan demikian, sepuluh tanda tersebut adalah sebagai berikut:

Ø Lepasnya Dajjal Al-Masih Palsu,

Ø Lepasnya Ya'juj dan Ma'juj,

Ø Kembalinya 'Isa al-Masih Asli,

Ø Kenampakan Dukhan (kabut asap),

Ø Kemunculan Dabbatul Ardh (makhluk dari Tanah, yakni Tanah Suci),

Ø Matahari terbit dari barat,

Ø Gempa bumi di timur,

Ø satu lagi di barat,

Ø yang ketiga di Arabia,

Ø Api muncul dari Yaman yang menggerakkan manusia ke tempat berkumpulnya.

(Perlu diperhatikan bahwa waktu kejadian tanda-tanda ini tidak berurutan.)

Al-Qur'an menegaskan bahwa kembalinya 'Isa sebagai "Tanda dari semuaTanda-tanda" Hari Kiamat:

"Dan sungguh, dia ('Isa) benar-benar menjadi tanda datangnya Hari Kiamat..."  (Al-Qur'an, az-Zukhruf, 43:61)

'Isa sendiri menyampaikan daftar tanda-tanda saat dia kembali:

Ø Banyak orang akan bangkit mengaku sebagai al-Masih, padahal bukan,

Ø Akan ada berbagai perang dan rumor peperangan,

Ø Akan terjadi kelaparan global yang belum pernah terjadi sebelumnya,

Ø Wabah penyakit akan melanda dunia,

Ø Akan ada peningkatan yang besar dalam ketiadaan hukum dan perilaku tidak manusiawi pada manusia,

Ø Gempa bumi akan meningkat dalam kekuatan dan jumlah kejadiannya.

Sekarang kita memiliki penjelasan untuk dua gambaran yang berlawanan dari al-Masih dalam al-Kitab – yang pertama adalah seorang al-Masih yang lembut hatinya, rendah hati, dan sangat menderita, dan yang kedua adalah seorang penakluk yang hebat. Saat 'Isa ('alayhi salam) kembali, dia akan mewujudkan gambarannya yang kedua menjadi nyata.

Tetapi, Nabi Muhammad (shollallahu 'alayhi wassalam) mengungkapkan kejadian sebelum kembalinya 'Isa ('alayhi salam), Allah Maha Tinggi akan melepaskan seorang al-Masih Palsu (al-Masih ad-Dajjal) ke dunia pada Zaman Akhir.

Siapakah Dajjal?

Impian terbesar umat Yahudi selama lebih dari dua ribu tahun adalah kembali ke Tanah Suci sebagai penguasa Tanah itu sehingga mereka dapat merestorasi Negara Israel yang pernah didirikan oleh Nabi-Raja Daud ('alayhi salam) dan Sulaiman ('alayhi salam), membangun kembali Tempat Ibadah yang pernah dibangun Sulaiman ('alayhi salam) di Jerusalem, dan menyembah Tuhannya Ibrahim di sana.

Sesungguhnya, itu adalah impian yang sangat mulia. Suatu umat yang menjadikan hal tersebut sebagai impian terbesar pastilah suatu umat yang mencapai kebesaran spiritual. Mereka pasti umat yang lebih menyukai "kehidupan akhirat‟ daripada "kehidupan dunia‟ dan yang memiliki kecerdasan spiritual yang mampu menembus "penampilan‟ eksternal untuk mengenali "kenyataan‟ dari suatu hal.

Maka dari itu, paling tidak seharusnya mereka mengenali bahwa impian yang mulia seperti itu tidak mungkin diwujudkan melalui pembentukan Negara Israel yang pada intinya tidak bertuhan, dan dengan teror serta penindasan yang merajalela di Tanah Suci yang sekarang sudah mencapai lebih dari lima puluh tahun. Penindasan itu sepertinya tidak akan berlanjut sampai lima puluh tahun lagi sebelum mereka menerima azab yang mengerikan.

Saat ini, umat Yahudi Bani Israel percaya bahwa impian terbesar mereka tidak dapat dan tidak akan terwujud hingga Nabi spesial yang disebut al-Masih muncul. Dia akan "membawa keselamatan pada Zaman Akhir, saat dia akan menerima tahta sebagai Raja dunia." Kekuasaan al-Masih ini disebutkan berulang-ulang dalam al-Kitab. Tentu saja Euro-Yahudi yang mendirikan Gerakan  Zionis hampir tidak berbagi kaitan sakral pada nubuat yang berhubungan dengan al-Masih.

Allah Maha Tinggi menakdirkan bahwa Al-Masih Palsu (al-Masih ad-Dajjal) akan memimpin umat Yahudi dengan tipu muslihat sehingga mereka akan mempercayai hasil kerjanya sebagai perwujudan impian terbesar mereka: kembali ke Tanah Suci milik mereka, restorasi Negara Israel, penunjukkan seorang raja untuk memimpin mereka (Tunjuklah untuk kami seorang raja sehingga kami dapat bertempur di jalan Allah-- Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:246),
dan pembangunan kembali Tempat Ibadah Suci. Kenyataan bahwa mereka tertipu oleh Negara Israel gadungan adalah tanda kebutaan spiritual mereka yang masih berlanjut:

"Dan amal perbuatan orang-orang yang tidak beriman (di antaranya kepada Al-Qur'an dan Nabi Terakhir ini) adalah seperti sebuah fatamorgana di padang pasir saat manusia kepanasan dan kehausan salah mengira adanya air hingga saat dia mendatanginya, dia tidak menemukan apa-apa; tetapi dia menemukan Allah (hadir di sana) dengannya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah amat cepat perhitungannya." (al-Qur'an, an-Nur, 24:39)

Jerusalem in the Qur'an [Buku Terjemahan]Where stories live. Discover now