Bagian Satu: Bab 9 - Mirza Ghulam Ahmad: Seorang al-Masih Palsu

2 0 0
                                    


Dari Abu Hurairah: Rasul Allah bersabda,
"Demi Dia yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya ('Isa) putra Maryam akan segera turun ke tengah- tengah kalian dan akan menghakimi manusia dengan adil (menjadi Pemimpin yang Adil); dia akan mematahkan salib dan membunuh "babi‟ dan tidak akan ada Jizyah. Uang akan berlimpah sehingga tidak ada orang yang berhak menerima sedekah, dan satu sujud kepada Allah (dalam sholat) akan lebih baik daripada seluruh bumi dan isinya. Abu Hurairah menambahkan, "Jika kamu mau, kamu dapat membaca (ayat Kitab Suci ini):

"Dan tidak akan ada seorang pun dari Ahli Kitab (umat Yahudi dan Kristen) kecuali pasti beriman kepadanya ('Isa) sebelum kematiannya (sebelum kematian
'Isa). Dan pada hari penghakiman, dia ('Isa) akan menjadi saksi terhadap mereka." (al-Qur‟an, an-Nisa, 4: 159) - (Sahih Bukhari)

Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang Muslim Punjabi yang hidup di Kota Qadian di India pada awal abad ke-20 M.
Dia meninggal pada waktu sekitar permulaan Perang Dunia Pertama.
Dia tidak sempat hidup untuk melihat perpindahan kekuatan dari satu Negara Penguasa dunia (Inggris) ke yang lain (Amerika Serikat) yang terjadi selama Perang Dunia Pertama.
Dia juga tidak sempat hidup untuk melihat kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci dan pembentukan Negara Israel pada 1948.
Dia juga tidak sempat hidup untuk melihat apa yang kita saksikan, yaitu perpindahan kekuatan dari Amerika Serikat ke Negara Penguasa lain - Negara Yahudi Israel. Kami menduga hal itu akan terjadi dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan atau bahkan lebih cepat.

Mirza mengejutkan dunia saat dia membuat sejumlah klaim berkaitan dengan nubuat kembalinya al-Masih. Dia mendirikan Gerakan Ahmadiyah di India. Gerakan itu dengan tepat dimulai dengan mengajarkan dan mengajak orang-orang Eropa bergabung ke dalam Ahmadiyah. Gerakan tersebut juga dibantu dengan kerja keras sebagian umat Muslim Afro-Amerika yang dipimpin oleh Elijah Muhammad. Akibatnya, Mirza pun berhasil mempengaruhi umat Muslim Afro-
Amerika. Sekarang gerakan tersebut dipimpin oleh Imam Warithudin Muhammad [berita terkini dia mengumumkan berhenti dari posisi kepemimpinannya pada September 2003] atau oleh Louis Farkhan. Ajaran Gerakan ini berkaitan dengan topik kembalinya al-Masih. Oleh karenanya, penting bagi kami mendedikasikan satu bab untuk menanggapi klaim Mirza.

Orang yang mengetahui berbagai peristiwa penting yang terjadi pada tahap akhir sejarah ini seharusnya menjadi semakin jelas baginya, bagi pengikut Gerakan Ahmadiyah, dan bagi orang-orang yang terpengaruh oleh ajarannya bahwa klaim-klaim Mirza Ghulam Ahmad (orang India) berikut ini adalah sangat salah:

 Dia adalah Imam al-Mahdi yang akan menjadi pemimpin Muslim saat al-Masih kembali,

 Nubuat berkaitan dengan kembalinya al-Masih terwujud olehnya,

 Dia adalah Nabi yang diutus Tuhan.

Kami harap penganut Ahmadiyah menanggapi ajakan kami, yang dengan ini kami sampaikan, untuk menggunakan al-Qur'an dan Hadits dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah kematian Mirza, khususnya peristiwa
"kembalinya‟ umat Yahudi ke Tanah Suci dan pendirian Negara Israel.

Jika mereka melakukan hal tersebut, kami yakin mereka akan menemukan pemahaman baru tentang Dajjal al-Masih Palsu, Ya'juj (Gog) dan Ma'juj (Magog), Imam al-Mahdi, dan kembalinya al-Masih, pemahaman yang sangat berbeda dengan yang mereka terima dari Mirza Ghulam Ahmad.

Buku ini ditulis untuk membantu penganut Ahmadiyah yang mencari penjelasan Qur'ani dari peristiwa teraneh yang terjadi dalam sejarah religius manusia, yaitu kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci. Tidak mungkin bagi anggota Gerakan Ahmadiyah memahami dan menerima argumen dasar dan kesimpulan dari buku ini tanpa pada saat yang sama mereka juga menolak klaim Mirza Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai al-Masih yang suatu hari akan kembali, Imam al-Mahdi, dan sekaligus sebagai Nabi yang diutus Tuhan. Dan Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi siapa pun yang Dia kehendaki!

Jerusalem in the Qur'an [Buku Terjemahan]Where stories live. Discover now