Bagian Satu: Bab 10 (3) - Ya'juj dan Ma'juj dalam Al-Qur'an dan Hadits

1 0 0
                                    

Suatu waktu pada abad ke-7 M, Suku Khazer di Eropa timur mulai menganut agama Yahudi. Saat mereka menjadi umat Yahudi, mereka melakukannya karena alasan politik saja. Keimanan tidak ada kaitannya dengan peralihan mereka pada agama Yahudi tersebut. Bahkan sebelum mereka menganut agama Yahudi, suku Khazer Eropa dikenal memiliki kekuatan misterius yang menyebabkan mereka berhasil dan dengan efektif menahan perluasan wilayah Kekaisaran Khilafah Islam ke Eropa.

Seperti Euro-Kristen, begitu juga dengan Euro-Yahudi berbeda secara signifikan dengan Yahudi Bani Israel. Tidak seperti Yahudi Bani Israel, Euro-Yahudi terobsesi pada usaha merebut kekuasaan atas Tanah Suci.

Adalah umat Yahudi-Eropa yang akhirnya mendirikan Gerakan Zionis dan mengejar tujuan yang juga dikejar oleh Euro-Kristen dalam Perang Salib, yaitu tujuan merebut Tanah Suci.

Buku ini mengajukan pertanyaan: Mengapa Euro-Yahudi ini  terobsesi pada Tanah Suci?

Inggris membantu Gerakan Zionis dalam usaha “mengembalikan" umat Yahudi ke Tanah Suci, sesuatu yang akhirnya  tercapai  dengan  penciptaan Negara Israel pada 1948. Saat Inggris membidani  kelahiran  bayi  “Israel", dunia menyaksikan apa yang tampak sebagai restorasi Israel yang telah dihancurkan Allah Maha Tinggi lebih dari dua ribu tahun sebelumnya.

Setelah Inggris menguasai dunia selama beberapa ratus tahun, sebuah perubahan aneh dan misterius terjadi yaitu negara lain yakni AS menjadi adikuasa baru, menggantikan Inggris. Bukti yang jelas dari perubahan tersebut ada dalam Perang Dunia Pertama saat campur tangan militer Amerika Serikat berhasil menyelamatkan Inggris dari kekalahan. Bukti lebih kuat yaitu saat seorang Jenderal Amerika Serikat, Eisenhower, dipilih sebagai pemimpin tertinggi Pasukan Sekutu yang berperang pada Perang Dunia Kedua.

Kemudian pada 1944, di Bretton Woods kota kecil di bagian utara New York, sebuah konferensi internasional diadakan untuk membentuk sistem keuangan internasional yang baru. Poundsterling Inggris yang dulu secara universal dikenal sebagai mata uang kunci di dunia uang kertas digantikan oleh Dolar Amerika Serikat melalui keputusan Konferensi Bretton Woods.
Begitu juga London digantikan oleh Washington sebagai pusat sistem keuangan internasional yang baru.

Negara adikuasa baru yang muncul secara aneh dan misterius sama seperti peradaban Eropa yang pertama melakukan Perang Salib, juga memiliki obsesi yang sama pada Jerusalem, dan telah memainkan peran penting dalam pembentukan Negara Yahudi di Tanah Suci. Negara adikuasa yang baru melanjutkan pekerjaan yang ditinggalkan oleh negara adikuasa yang lama dalam menjaga hubungan misterius yang akrab dengan Tanah Suci dan Israel.
Maka dari itu, saat Negara Israel menyatakan kemerdekaannya pada 1948, negara pertama di dunia yang mengakui Negara Yahudi tersebut adalah Amerika Serikat.

Negara adikuasa yang baru membuat hal tersebut menjadi sangat jelas bahwa dia menggantikan Inggris sebagai partner strategis Negara Yahudi. Sesungguhnya, Amerika Serikat menunjukkan diri sebagai negara adikuasa baru dengan cara membiarkan Inggris menjadi target penghinaan publik. Revolusi Mesir terjadi pada 1952. Pasukan Mesir menggantikan Monarki Inggris sebagai penguasa baru di Mesir.
Pada 1956, Kolonel Gamal Abdel Nasser menggantikan Jenderal
Muhammad Naguib sebagai Kepala Negara dan Nasser menunjukkan diri sebagai seorang nasionalis dengan menasionalisasikan Terusan Suez.
Israel menganggap hal tersebut sebagai ancaman strategis bagi Negara Yahudi.
Inggris, di pihak lain, merasa status adikuasanya ditantang.
Dalam operasi gabungan yang dilakukan tanpa keterlibatan Amerika Serikat, Pemerintah Inggris-Prancis dan Israel mulai menyerang Mesir dan mengusir pasukan Mesir dari Suez. Presiden Amerika Serikat, Eisenhower menanggapi dengan memerintahkan penarikan pasukan Inggris, Prancis, dan Israel dari wilayah Mesir.

Inggris, mantan negara adikuasa, terpaksa menarik pasukannya dan Pemerintahan Inggris dengan Perdana Menteri Anthony Eden pun jatuh. Setelah itu, dan hingga saat ini, Amerika Serikat menjadi penyokong utama Negara Yahudi. Buku ini mengajukan pertanyaan: Mengapa Euro-Amerika ini dengan aneh terobsesi pada Tanah Suci?

Jika obsesi Bangsa Eropa dan Amerika Serikat (termasuk Euro-Kristen dan Euro-Yahudi) pada Tanah Suci adalah aneh, masa depan tampaknya memegang sesuatu yang lebih aneh lagi. Pandangan kami adalah bahwa dunia akan menyaksikan munculnya Negara Euro-Israel (Israel yang diciptakan oleh Gerakan Zionis Eropa) menjadi negara adikuasa yang akan menggantikan Inggris dan Amerika Serikat sebagai negara terkuat di dunia. Euro-Israel telah memiliki senjata nuklir dan termonuklir yang cukup untuk menjadikannya berstatus negara adikuasa. Teknologi militernya sudah berkelas dunia. Sampai pada sektor ekonomi, bankir Euro-Yahudi memiliki kekuasaan mengendalikan keuangan dunia, hanya dengan manuver sederhana mereka dapat menyebabkan keruntuhan Dolar Amerika Serikat. Jika Dolar Amerika Serikat jatuh maka hancurlah mata uang kertas lainnya di seluruh dunia. Hal ini mungkin direncanakan akan terjadi bersamaan dengan pertunjukkan spektakuler kekuatan militer Euro-Israel yang akan menyerang Bangsa Palestina juga negara-negara Arab di sekitarnya. Kemudian, Israel akan berhasil menantang bagian dunia yang lainnya dengan menggenggam hasil perangnya dan dengan melakukan hal tersebut, menjadikannya sebagai Negara Penguasa di dunia. Saat hal itu terjadi, tentu akan tampak bagi umat Yahudi Bani Israel bahwa mereka mengalami kembalinya Zaman Emas, yaitu zaman saat Israel Sulaiman menguasai dunia.

Apakah al-Qur’an menjelaskan semua hal di atas, dan jika memang begitu, apa penjelasannya?

Dari awal, kami mengakui bahwa tidak mungkin buku seperti ini dapat ditulis sebelum terjadi peristiwa umat Yahudi kembali ke Tanah Suci. Dan tampaknya hal tersebut membuat buku ini menjadi yang pertama ditulis sejak peristiwa itu terjadi.   Akibatnya,   saat   kami   menggunakan   al-Qur’an   dan   Hadits   untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang digambarkan di atas, penjelasan kami tentunya akan mengejutkan bahkan bagi para sarjana Islam sekalipun.

Lebih jauh lagi tampak bagi penulis bahwa penjelasan Qur’ani dari peristiwa-peristiwa aneh di Eropa dan Tanah Suci adalah pengetahuan yang mungkin belum ada di dunia sebelum saat ini. Sebagai akibatnya, penulis mengajak semua orang yang sekarang menerima “Kebenaran‟ dalam penjelasan buku ini dan orang-orang yang telah diberkahi dengan ilmu pengetahuan ini, untuk bersama-sama tunduk dengan sangat merendah di hadapan Allah Maha Tinggi yang memiliki “pengetahuan atas segala sesuatu” dan “yang memberi petunjuk pada cahaya-Nya bagi siapa saja yang Dia kehendaki”.

Bagi orang-orang yang menolak penjelasan Qur’ani dalam buku ini, mereka harus menyatakan bahwa al-Qur’an tidak mejelaskan peristiwa kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci dan restorasi Negara Israel, atau ada penjelasan berbeda selain yang ada dalam buku ini, jika begitu mereka harus membuat penjelasan Qur’ani yang lain!

Bagi orang-orang yang menolak Islam dan menyatakan bahwa mereka memiliki Kebenaran, kami tantang mereka agar menggunakan Kebenaran tersebut untuk menjelaskan subjek ini.

Baik itu negara sekuler modern mengklaim Kebenaran ataupun Yahudi, Kristen, Hindu, Jainisme, Budha, Konfusianisme, Taoisme, Bahaisme, humanisme sekuler, liberalisme, materialisme, ateisme, atau paham yang lainnya; klaim mereka hanya bisa dibenarkan jika mereka dapat menjelaskan subjek-subjek yang disampaikan dalam buku ini. Itulah hal terpenting dari buku ini. Buku ini membuktikan klaim bahwa Islam adalah Kebenaran!

Jerusalem in the Qur'an [Buku Terjemahan]Where stories live. Discover now