Bagian I : Bab 12 (1) - Penjelasan Qur'ani kembalinya Umat Yahudi ke Tanah Suci

1 0 0
                                    

“Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda-Nya maka kamu akan mengetahuinya; dan Tuhanmu tidak lengah terhadap semua yang kamu kerjakan.”
(al-Qur'an, an-Naml, 27: 93)

Kita hidup pada masa umat Yahudi kembali ke Jerusalem untuk memilikinya lagi setelah diusir Tuhan selama hampir dua ribu tahun. Saat ini, Jerusalem tumbuh makmur, mengembangkan kekuatan, dan mempengaruhi seluruh wilayah di    sekitarnya.    Negara    Israel    telah    memastikan    perjanjian    "damai‟    yang menguntungkan dengan negara-negara sahabat seperti Mesir dan Yordania. Israel juga telah membuat persetujuan dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO – Palestine Liberation Organization), sehingga semakin melemahkan pihak yang menentang pembentukan Negara Yahudi. Bahkan Saudi Arabia diam-diam masuk dalam pelukan Israel hingga secara dramatis menawarkan Rencana Saudi (Saudi Plan) yang mengakui Negara Yahudi.

Pada saat yang sama, Madinah kembali menjadi kota "terpencil dan terbelakang" yang tidak mempunyai pengaruh apapun di wilayah sekitarnya atau pun di dunia secara luas. Selain itu, yang semakin merendahkan Madinah adalah Negara Saudi yang dibentuk dari keruntuhan Khilafah Islam, malah menjadi negara sahabat Inggris. Saat Amerika Serikat menggantikan Inggris sebagai Negara Penguasa di dunia, Negara Saudi pun menjadi negara sahabat Amerika Serikat. Saudi Arabia, seperti Israel, dari sejak awal keberadaannya bergantung (pertama) pada Inggris, dan kemudian pada Amerika Serikat agar tetap bisa bertahan.

Aliansi Saudi-Wahabi di Negara Saudi dengan penuh kesungguhan memelihara status negara sahabat dengan Inggris sejak 1916, saat Abdul 'Aziz bin Saud menerima uang sejumlah 5.000 poundsterling tiap bulan dari Inggris sebagai balasan atas kerjasama membantu Inggris merebut wilayah Hijaz dari kekuasaan Khilafah Islam Ottoman.

Gerakan religius Wahabi memelihara status negara sahabat dengan umat Kristen dan Yahudi Barat. Mereka selalu memegang pandangan bahwa umat Kristen dan Yahudi lebih dekat kepada mereka daripada umat Muslim lainnya.

Kaum Wahabi menganggap umat Muslim non-Wahabi adalah Kafir dan menghina mereka semua melakukan Syirik!

Sementara itu, Negara Israel pun muncul sebagai negara sahabat Barat. Perbedaan dasar di antara dua negara sahabat Barat ini, yakni Israel dan Saudi Arabia, adalah bahwa Negara Israel ditakdirkan tidak hanya bergantung pada hubungan negara sahabat tersebut, tetapi juga akan muncul sebagai negara adikuasa yang akan melebihi Inggris dan Amerika Serikat dan kemudian menjadi Negara Penguasa di dunia. Saat hal itu terjadi, Negara Saudi akan menjadi sahabat Israel.

Nabi (shollallahu 'alayhi wassalam) membuat nubuat bahwa hal ini akan terjadi. Tetapi nubuat tersebut mengungkapkan takdir yang tidak menyenangkan bagi Israel.

“Dari Mu'adz bin Jabal: Nabi (shollallahu 'alayhi wassalam) bersabda: Negara makmur Jerusalem akan ada saat Yatsrib (Madinah di Saudi Arabia saat ini) dalam keruntuhannya, keruntuhan Negara Yatsrib akan terjadi saat perang besar datang, pecahnya perang besar akan menghasilkan penaklukan Konstantinopel, dan penaklukan Konstantinopel saat Dajjal (al-Masih palsu atau Anti-Kristus) muncul. Dia (Nabi) menepuk pahanya atau bahunya dengan tangannya dan berkata: Hal ini benar seperti kamu berada di sini atau kamu duduk (maksudnya Mu'adz bin Jabal).”
(Sunan Abu Daud)

Negeri makmur Jerusalem saat ini, pada intinya mewujudkan nubuat di atas. Israel dengan berhasil menentang presiden Amerika Serikat juga Dewan Keamanan PBB yang keduanya menyerukan penarikan militer Israel dari Tepi Barat Palestina. Hal ini terjadi setelah Israel merespon gelombang gerakan bom manusia Palestina (yang adalah Syuhada dan tidak seharusnya disebut bom bunuh diri). Hal ini akan meningkat saat Israel melancarkan perang terbesarnya. Perang itu akan mengantarkan Israel pada proses dramatis perluasan wilayahnya. Nubuat Nabi (shollallahu 'alayhi wassalam) di atas kemudian akan menjadi lebih jelas untuk dipahami.

Keruntuhan ekonomi Amerika Serikat yang diprediksi akan terjadi dan keberhasilan Israel menentang seruan Amerika Serikat sehingga Israel pun memperluas wilayahnya dengan perang akan mengakibatkan perwujudan lengkap nubuat tersebut. Hal yang sama pada nubuat runtuhnya Yatsrib (Madinah), intinya terwujud dalam status Saudi Arabia yang menjadi negara sahabat Amerika Serikat yang tidak bertuhan. Saat Israel mengambil alih peran negara adikuasa di dunia dan Negara Saudi menjadi sahabat Israel, maka lengkaplah perwujudan nubuat tersebut. Dampaknya adalah umat Muslim saat ini berada di tepi perang besar yang mungkin akan mulai dilancarkan Israel bersama pasukan Turki-Kemalis. Nabi (shollallahu 'alayhi wassalam) membuat nubuat umat Muslim akan berperang dengan Turki yang kekuatan militernya sekarang diperalat oleh Israel:

“Dari Abu Hurairah: Nabi besabda: Hari Kiamat tidak akan terjadi hingga kalian memerangi bangsa yang memakai sepatu berbulu dan hingga kalian memerangi bangsa Turki, yang bermata kecil, muka merah, dan hidung datar; dan muka mereka seperti perisai datar. Dan kalian akan menemukan orang-orang terbaik adalah mereka yang membenci tanggung jawab memimpin hingga mereka dipilih menjadi pemimpin. Dan orang-orang memiliki sifat yang berbeda-beda, yang terbaik pada periode pra Islam adalah yang terbaik dalam Islam. Akan datang suatu waktu saat kalian akan lebih ingin menemui aku daripada keluarga dan harta kalian dilipatgandakan.”
(Sahih Bukhari)

Perang mungkin dapat dimulai dengan sebuah serangan Turki terhadap Suriah yang akan digunakan Israel untuk memicu lautan api yang lebih besar di wilayah itu. Tetapi pada akhirnya, Negara Israel akan muncul sebagai Negara Penguasa di dunia. Setelah peristiwa ini, Dajjal akan muncul pada dimensi waktu seharinya sama  dengan  hari  "kita‟  yakni  dia  akan  muncul  di  dunia  kita  ini.  Tentunya  dia akan muncul di Jerusalem sebagai pemimpin Negara Israel. Saat Dajjal al-Masih Palsu muncul, pada saat itulah al-Masih Asli putra Maryam akan kembali. Dia akan membunuh Dajjal kemudian pasukan Muslim akan menghancurkan Negara Israel.

Al-Qur'an membuat nubuat kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci dan juga menjelaskan dampaknya.  Ada  sejumlah  ayat  al-Al-Qur'an  dan  nubuat  dari sabda Nabi (shollallahu 'alayhi wassalam)  mengenai  takdir  Jerusalem.  Para pembaca seharusnya mengarahkan perhatian penuh pada sepuluh pernyataan mengenai takdir Jerusalem berikut ini.

Baik  Al-Qur'an  maupun  Hadits  menegaskan  bahwa  Isa  (Jesus)  (alayhi  salam) suatu hari akan kembali ke dunia. Pada saat itu, umat Yahudi tidak memiliki pilihan kecuali mempercayainya sebagai al-Masih. Kemudian mereka akan dihancurkan, tetapi akan mati dengan pengetahuan yang pasti bahwa "Kebenaran‟ yang mereka pegang sebenarnya adalah "kebatilan‟. Sedangkan pesan-pesan yang mereka tolak dari Isa ('alayhi salam) dan Muhammad (shollallahu 'alayhi wassalam) sesungguhnya adalah "Kebenaran‟. Dengan demikian, mereka akan mati dengan pengetahuan yang pasti bahwa mereka akan masuk neraka.

Setelah mereka berseru dengan angkuh telah menyalib Isa (alayhi salam), Allah mengusir   mereka   dari   Tanah   Suci.   Kemudian   Al-Qur'an   menetapkan   takdir Jerusalem dan umat Yahudi sebagai berikut:

 Diaspora umat Yahudi yang terpecah-belah menjadi banyak golongan dan tersebar ke berbagai penjuru bumi,

 Umat Yahudi dilarang kembali ke Tanah Suci untuk memilikinya lagi,

 Kesempatan umat Yahudi diampuni Allah Maha Pengasih, jika mereka beriman pada Nabi yang ummi (non-Yahudi),

 Tuhan menakdirkan kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci pada
"Akhir Waktu" (tahap akhir dari "Zaman Akhir"),

 Ya'juj dan Ma'juj bertanggung jawab atas kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci,

 Peringatan bagi umat Yahudi bahwa hukuman Tuhan dapat terulang kembali,

 Peringatan hukuman terburuk akan ditimpakan kepada umat Yahudi,

 Kebutaan spiritual saat tiba waktunya hukuman final,

 Ditemukannya jenazah Fir'aun yang menandakan bahwa umat Yahudi akan mengalami nasib yang sama seperti yang dia alami,

 Umat Yahudi tidak mempunyai pilihan kecuali mempercayai 'Isa ('alayhi salam) sebagai al-Masih saat dia kembali tetapi hal itu sudah terlambat untuk menyelamatkan mereka dari hukuman yang mengerikan dan dari api nereka.

Jerusalem in the Qur'an [Buku Terjemahan]Where stories live. Discover now