Singkat saja, sang putri asli telah kembali.
Tapi dengan kapasitas otak yang berbeda. Di kala si tirani hilang ingatan, apakah kemampuannya dalam merebut kerajaan akan melemah?
***
Tiga pilar
Tiga suami
Tiga keperjakaan.
~
Hana berusaha menyesuaikan keadaan. Meski malas, kelopak matanya dibuka paksa menampilkan iris indah secerah permata.
Gadis itu menelisik sekeliling. Tampak para gadis berpakaian pelayan sedang sibuk merapihkan setiap sudut ruangan. Dan, dua pria berbaju zirah ala prajurit berdiri tegap di depan pintu kamar.
Tanpa harus berpikir panjang Hana sudah sadar, bahwa dia benar-benar masuk ke dalam kerajaan. Bayangan indah seketika menari di otaknya, bagaimana rasanya di kelilingi pria tampan berbadan kekar?
"Ah tuan putri anda sudah bangun?" sapa seorang pelayan dengan rambut pirangnya yang dikepang dua.
"Anda mau minum susu?" timpal seorang gadis dengan rambutnya yang ikal. Tiba-tiba perasaan Hana menjadi was-was. Susu? Semoga saja bukan susu ibu hamil!
"Ayu mynum syusu?" tanya gadis itu memastikan. Mendengar aksen bicaranya yang belepotan, jantung Hana nyaris saja koplo di tempat. Gadis itu sadar bahwa ...
"Aku jadi bayi!?"
Tubuh Hana sempat menegang beberapa detik, matanya yang bulat nampak lebih besar saat dia melotot. Bibirnya terbuka kecil, menggemaskan!
"Aduh, tuan putri nampak lebih cantik!" puji si gadis berkepang sambil mencubit pipi Gembil Hana gemas.
"Mungkin karena sebentar lagi dia akan berumur dua tahun!"
Kepala hana berdenyut-denyut, perut gadis itu terasa bergejolak. Efek shock. Ingatannya menerawang pada percakapan bersama pria bertudung tadi malam.
Menguasai kerajaan katanya? Dengan tubuh mungil yang bahkan belum genap 2 tahun? Lawak!
Hana meraup nafas banyak-banyak. Dia menguasai kerajaan? Dengan apa? Ompol dan beol yang hobi keluar tanpa permisi?
Nafas Hana semakin memburu, bibir gadis itu mengerucut sebal.
Satu ...
Dua ...
"HUWA MATI AJA KAMU MANUSIA GILA! SYALAAN! GUEBLEK! SAPI!"
Umpatan-umpatan yang menjelma menjadi tangis jika di ucapkan seorang bayi itu berakhir ketika mulut Hana di sumpeli dot.
Hana ingin ngamuk. Tapi, insting sebagai bayi membuatnya tetap menyedot dot susunya kuat-kuat. Namun tak ayal, air mata membanjiri pelupuk matanya yang perlahan membengkak.
______
Inilah ekspresi baby Hana yang mau ngamuk. Tapi, keliat imut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Inget satu hal! Dia bukan cast baby Hana! Cuman, ekspresinya mewakili wkwkw
