"Ada yang kangen aku?" Hana muncul dengan sihirnya yang menakjubkan.
"Aaaa!"
Tapi akhirnya jatuh karena dia bodoh.
"Maaf aku agak sakit akhir-akhir ini, aku kembali readers!"
Hana melompat gembira, sesaaat kemudian hampir jatuh jika Gara tidak melesat cepat dan menahan kerah bajunya.
"Bocah bodoh!"
"Gara khawatir ya?"
"Enggak!"
"Jujur aja."
"Diem atau aku banting?"
Hana mengerjap-ngerjap genit. "Banting aja, asal banting dilautan cintamu."
Gedebak!
"ANJING DI BANTING BENERAN."
***
Mode serius.
Aku berjalan pelan, istana Astan begitu luas. Tidak akan ada habisnya jika aku kelilingi, disini indah. Terlepas dari citra yang mengatakan Astan jahat, aku tidak percaya!
Sempaknya saja bahkan warna-warni.
Astan ramah, pelayannya ramah, prajuritnya ramah, makananya lezat. Aku semua setiap sudut yang ada di istana ini.
Yang menjadi tempat paling favoritku adalah taman bunga, bunganya sudah pada mati sih. Ini lebih tepat seperti hamparan rumput yang polos.
Tapi entah kenapa disini selalu memikat, seperti ada sesuatu yang pernah aku hilangkan disini. Aku suka merasa kosong, tapi jika duduk di hamparan rumput-rumput sini kekosongan itu akan terasa hangat. Aneh memang.
"Xaviery!" Aku menjentikan jari, mencoba melatih sihirku.
Hening, sepi, hanya ada hembusan angin.
"Eh?" Aku terkesiap. "Apa sihirku gak bisa kerja disini ya?"
"Xaviery!" Sekarang, aku memejamkan mata. Mencoba untuk lebih tenang.
Blup.
Sesuatu muncul dari tanah, tepat tidak jauh dari sepatuku. Aku mendekat dengan penuh rasa penasaran.
Blup!
Suara itu muncul lagi, nampak beberapa tangkai bunga yang belum mekar. Mereka tumbuh dengan cepat, merambat kesetiap sudut hamparan rumput yang kosong.
"Xaviery!" Seruku girang, menanti apa lagi yang akan terjadi dengan satu mantra menakjubkan ini.
Blup.
Satu tangkai yang paling besar muncul, tingginya hampir sama dennan badanku, dia tumbuh tepat di hadapanku, setelah meletakan tangan di atas kuncup lembut itu. Aku kembali mengumamkan mantra.
"Xaviery ...!"
Pssh.
Kuncup itu terbuka perlahan, meledakan sebuah cahaya emas. Sebuah bunga yang indah akhirnya muncul, ini begitu menakjubkan! Aku bertepuk tangan riang saat cahaya-cahaya hangat itu menyentuh kulitku.
"Anjay, keren bet gua, udah cocok nih jadi istrinya harry potter!"
Tanah tempatku berpijak tiba-tiba bergoyang, awalnya pelan. Tapi tiba-tiba ...
Krek!
"AAAAA!" Teriakanku membahana. Tapi, karena tempat ini berada jauh dari gedung istana, dan jarang dimasuki orang-orang tidak ada yang mendengarnya.
Tanah itu retak, sebuah lubang menganga, tubuh kecilku nyaris saja terpeleset jika aku tidak berpegangan pada kuncup bunga yang besar. Ugh, tanganku sudah lemas.
Pssh
Sring!Cahaya emas menguar dari dalam lubang, sangat menyilaukan hingga aku menutup mataku spontan. Sesuatu seperti bergerak-gerak dari dalam.
Sebuah peti kaca muncu dengan aura sihir yang teramat kuat. Nampaknya, ada seseorang yang sengaja meletakan sihir pelindung di dalam.
Aku memekik tertahan saat melihat ada seorang pria disana. GANTENG BANGET ANJING!
Jiwa wanitaku terasa di obok-obok tanganku melemas hingga sepenuhnya melepaskan peganganku pada batang bunga. Aku jatuh dengan teriakan panik, sedangkan suara prajurit Astan dan suara sang Raja menyusul setelahnya.
Si bangke lah, malah terlambat!
Auto mati beneran aing T~T___
Author bimlek : tenang sayang, kamu gak akan mati semudah itu.Akuuu back sayang-sayangku, pasti sepi nih😿
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU PUTRI RAJA?! ||●VICTORIA SERIES●||
FantasySingkat saja, sang putri asli telah kembali. Tapi dengan kapasitas otak yang berbeda. Di kala si tirani hilang ingatan, apakah kemampuannya dalam merebut kerajaan akan melemah? *** Tiga pilar Tiga suami Tiga keperjakaan. ~