Astan?

98 21 0
                                    

Gara yang pertama melihatnya, melihat Hana bereksperimen dengan sihirnya. Pria itu terpana, apalagi sesaat setelah melihat senyum si gadis kecil dan cahaya sihir yang melingkupi tubuhnya. Dia indah.

Tapi saat retakan kecil mulai terjadi, Gara langsung awas pada bahaya, dia ingin menggapai Hana saat tubuh kecil itu berjuang di antara hidup dan mati dengan berpegangan pada batang bunga.

Tapi ... tubuh Gara terlalu kecil, bahkan hingga tidak bisa melewati pagar. Bagaimana Hana masuk? Tentu saja dengan sihirnya.

"Woy!"

Nafas pria kecil itu terengah-rengah.

"Tidak sopan sekali," gerutu Astan saat Gara mendobrak pintu ruang kerjanya.

"Apa kau punya anak laki-laki?"

Tubuh Astan mematung dia mendelik pada Gara. "Aku bahkan tidak punya istri!"

Gestur tubuhnya terlihat kaku, dia memandang Gara tajam. Membuat laki-laki berwujud bocah kecil itu sedikit merinding.

"Bukan apa-apa, emm aku melihat anak kecil terbang pake peti mayat."

"Lampor dong!" Celetuk Sean yang baru datang.

"Bangsat!" Umpat Astan, dia melesat dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa. "Lindungi Hana!"

Sean terkesiap, seperti sadar sesuatu dia langsung melesat bersama sang raja, meninggalkan Gara yang melongo merasa di abaikan.

Gara mematung di tempat. "HEI KENAPA AKU DI TINGGAL?" Serunya emosi.

Tapi tak ayal pria itu ikut berlari dengan kaki kecilnya yang berlangkah pendek-pendek.

Pintu pagar sudah terbuka lebar saat Gara datang, beberapa penyihir bertudung seperti membacakan mantra untuk menurunkan peti kaca yang melayang di udara.

Ekspresi Astan tampak aneh, dahinya berkerut, terlihat gugup. Sean dan pengawal lain tidak ada yang berani mengusik sang raja, auranya sangat mencekam!

"Woy mana Hana?" Tanya Gara dengan nafas terengah-engah.

Dengan lirikan mata Astan menunjuk pada lubang yang masih terbuka lebar.

"Astaga aku memanggilmu kesini untuk menyelamatkannya," ujar Gara emosi.

"Dia jatuh saat kami baru datang."

"Kenapa tidak menyelamatkanya?"

"Itu bahaya, ada sihir yang sangat besar di dalam, itu bahkan bisa meremukan tulang tulang para nag----"

"Persetan bodoh! Biarkan aku yang menyelamatkannya!"

Gara melompat tanpa aba-aba, bajunya tersingkap, rambutnya melayang, Astan benar, ada sihir yang sangat besar disini!

"Astaga!" Pekik Astan memandang tubuh Gara. Dia mengambil ancang-ancang untuk melompat, tapi lubang itu langsung tertutup bersamaan dengan peti kaca yang jatuh menubruk tanah.

"Putraku!"

***

Astan tidak pernah terlihat se khawatir ini, wajahnya pias dan pucat, tubuhnya bergetar menatap tubuh kecil yang terhalang peti kaca. Di balik sana, ada sesosok bocah dengan rambut legamnya yang berwarna biru---persis seperti punya sang ibu.

Pssh
Bzzz

Sring!

Kedua mata kecil itu mengerjap-ngerjap sebelum terbuka sepenuhnya. Iris merah itu bercahaya, persis sepertinya kepunyaan sang raja iblis.

"Ayah," panggilnya parau. "Gadis kecil itu sudah kembali."

Astan mengeram, menebas pedangnya ke udara kosong.

AKU PUTRI RAJA?! ||●VICTORIA SERIES●||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang