Part 3. Ulangan Harian

75 14 0
                                    

Happy Reading Guys
Aku juga mau minta maaf karna slow update:)

****

Part 3. Ulangan Harian

Hari ini Hana berangkat ke sekolah dengan Rania. Sedikit informasi, Rania adalah tetangga sekaligus sahabat dari kecil Hana bisa dibilang Rania tau sifat bagus buruk nya Hana. Tempat  tebengan Hana pastinya. Rania juga memiliki selera humor yang rendah sama seperti bundanya. Setiap Rania main ke rumah pasti bundanya akan senang dan selalu mengajak ngobrol. Maklum satu frekuensi.

Sudah beberapa hari sejak Hana putus dengan Leo, kakak kelasnya. Semua berjalam seperti biasanya, Hana bukan orang yang populer di sekolahnya begitupun dengan Leo jadi masih banyak belum tau mereka putus . Toh Hana juga sudah tidak peduli lagi.

"Gue ke kelas dulu ya, ada presentasi hari ini." Pamit Rania

" Belum nyiapin kan lu."

" Kok lu tau sih Han."

"Dah sana pergi, hus hus."

"Ye ngusir nih bocah, yaudah gue duluan bay bay Hana."

Hana mendengus geli melihat tingkah sahabatnya itu, lihat saja Rania sudah terlihat sedang ribut dengan temannya. Pasti soal presentasi tidak salah lagi. Hana pun melanjutkan jalannya.

Mereka memang berbeda jurusan dan otomatis berbeda gedung. Hana yang 11 IPA sedangkan  Rania 11 IPS. Mereka jarang bertemu di sekolah karna memang jarak gedung yang jauh.

Saat Hana sampai di depan kelasnya, dia memasuki kelas dengan mengernyit heran. Sepi padahal biasanya sudah seperti hajatan orang ramenya. Terlihat teman-temannya yang sedang belajar atau sedang menghafal sesuatu.

"Vi pada ngapain sih?" Tanya Hana yang sudah duduk di bangkunya. Violet teman sebangkunya hanya mengernyit heran.

"Lu beneran gk tau apa pura-pura lupa ingatan?"

" Ada apaan emang sih, gue gk tau." Seingatnya hari ini gak ada pr  atau-

"HARI INI ADA ULANGAN HARIANNYA PAK TANTO NJIR, DEMI APA LU LUPA!!"

"DEMI GUE LUPA SERIUS!!"

"Bacot."  Itu Adji yang ngomong. Cowo ambis di kelasnya.

Melihat semua anak memandang mereka karna terganggu. Mereka pun meringis meminta maaf.

"Mampus si Adji ngamuk." Ucap Hana berbisik pada Vio.

"Lama-lama tuh anak mirip pak Tanto deh ."

" HAHAHHAHA"  Tawa Raskal tiba tiba yang otomatis membuat Hana dan Vio memutar badannya menghadap Raskal yang duduk di belakang mereka.

Melihat Hana dan Vio yang memandangnya heran. Raskal pun meredakan tawanya.

" Apa sih, mau ketawa aja salah,"

" Gak Lo gila,"

"Lambemu." Ucap Raskal sambil meraup wajah Vio yang sudah mencak-mencak karna tangan Raskal bau terasi.

" Tapi serius deh gue lupa ada ulangan, perasaan minggu depan."

" Ini udah minggu depannya dodol."

" Galau mulu sih lu, gamon jangan-jangan." Ucap Vio melanjutkan

"Kagak Vi serius, udah move on gue. Anti gamon-gamon club."

"Halah bentar lagi juga bakal curhat gini ' Kok kak Leo makin ganteng ya'." Ucap Raskal menirukan cara bicara Hana.

"Berisik!"

Hana mencebik kesal, sedangkan Violet dan Raskal sudah terbahak menertawakan ekspresi Hana yang pasrah. Meledek Hana adalah salah satu kesenangan mereka.

Hana jadi teringat kejadian di taman itu. Dimana dia dihibur oleh orang asing, ya Cakara namanya, Hana tentu saja masih ingat.

kira-kira apa kabar ya laki-laki itu.

****

Hana memandang taman yang sudah mulai ramai orang-orang yang berjalan jalan kecil atau hanya sekedar melepas lelah sehabis beraktivitas. Entah apa yang membuat Hana kembali ketaman ini bahkan dia sudah duduk di bangku yang sama.

Yang Hana tau hanya duduk di bangku ini berharap pria itu akan datang lagi. Hana memandang sapu tangan yang sudah menghapus air matanya saat itu. Hana juga harus berterima kasih.

Sudah setengah jam dia hanya duduk diam di taman ini. Dan belum ada tanda-tanda laki-laki itu akan datang. Sungguh ini bukan seperti Hana yang biasanya, Hana benci menunggu.

Bagi Hana menunggu itu sepi identik dengan kesendirian. Hana benci itu semua. Menunggu yang pasti saja dia tidak suka apalagi yang tidak pasti tapi kenapa dia masih disini. Hana hanya merasa bahwa laki-laki itu akan datang.

"Kenapa setiap bertemu dengan mu raut wajahnya terlihat tidak baik?"

Sontak Hana pun menolehkan wajahnya pada asal suara yang sebenarnya berada di sampingnya. Seperti dejavu Hana melihatnya yang sedang duduk tenang di sampingnya sambil tersenyum.

"Dan mengapa setiap kita bertemu kamu selalu mengagetkanku?" Ucap Hana balik bertanya pada Cakara.

Cakara terkekeh mendengar pertanyaan ddan nada bicara yang sedikit kesal.

"Aku tidak berniat mengagetkanmu kau saja yang senang sekali melamun."

Jika di fikir-fikir lagi, Hana memang senang melamun di taman ini. Mungkin karna efek taman yang menyejukkan. Dan kenapa Cakara harus datang saat dia sedang melamun.

"Hanya sedang menikmati pemandangan saja dan tolong jangan terlalu formal."

Hana berucap sambil memperhatikan Cakara yang melepas almameternya. Eh tunggu, bukannya itu almet salah satu universitas di kota ini.

"Bahkan kau sendiri yang berbicara formal padaku."

"Aku hanya menyesuaikan saja."

Cakara hanya mendengus geli mendengar alasan gadis disampingnya ini. Ada saja jawaban yang keluar dari mulut kecilnya itu.

"Emm apa kamu udah kuliah? apa aku harus memanggilmu kakak?" Pertanyaan bodoh memang tapi Hana hanya ingin memastikannya, siapa tau kan almet itu hasil pinjam.

"Apa muka ku masih semuda itu sampai kamu ragu aku sudah berkuliah? ah aku memang memiliki wajah yang manis." Jelasnya percaya diri.

Hana pun berpura-pura ingin muntah saat mendebgar itu, dia fikir sosok di sampingnya ini sosok yang kalem dan tidak senarsis itu.

"Hei hei biasa saja ekspresi wajahmu itu."

"Ku fikir kau bukan orang yang terlalu percaya diri seperti itu." Ucap Hana terkekeh. Orang kalem yang narsis bayangkan saja.

"Aku hanya berbicara fakta."

Cakara mengucapkannya dengan tenang dan terkesan datar namun lucu disaat bersaaman yang membuat Hana  tertawa kencang. Hana tertawa sampai matanya berarir. Cakara yang melihatnya ikut tersenyum. Hana  terlihat sangat cantik bila di lihat dari samping seperti ini.

" Hana kamu percaya cinta pada pandangan pertama?"

______________________________________

Nah loh Cakara ngegas
Disini aku memang masih memperkenalkan sifat sifat tokoh sama kalian semua.
Sekali lagi happy reading!
Ada typo bilang ya guys

CakaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang