Jangan lupa dengerin lagunya ya!
PART 8. DISTRO
Bukan manusia namanya jika merasa puas akan sesuatu. Manusia tidak pernah merasa puas ya itu alami. Ada yang merasa puas tapi malah berujung sombong dan jumawa merasa paling benar merasa paling hebat. Ya sekali lagi itu alami! tak bisa di hilangkan namun bisa di kendalikan.
Cakara pun sama tapi bedanya dia mengendalikan itu semua agar tidak menjadi bomerang untuknya di kemudian hari. Seperti halnya mencintai diri sendiri lebih sulit daripada mencintai orang lain. Sulit mencintai diri sendiri sama saja dengan sulit berdamai dengan diri, itu yang Cakara rasakan sekarang. Ingin berdamai namun terasa sangat sulit.
Cakara menghela nafasnya panjang. Hari ini seperti biasa dia akan pergi ke distro nya yang terletak tidak jauh yang memudahkan dia untuk meringkas waktu. Distro Cakara bukan distro besar yang berisi baju - baju ber merk mahal hanya sebuah distro sederhana yang mempunyai desain yang minimalis, di depannya juga di tumbuhi tanaman - tanaman hias yang di rawat dengan baik sangat sedap di pandang. Cakara sendiri yang mengatur semuanya.
Cakara berjalan pelan memasuki halaman distronya, hari ini dia berniat mengajak Hana berkunjung ke distronya. Sebenarnya Hana yang meminta, saat kerterlambatan ia tempo hari karena distro Hana langsung menanyai sebuah wartawan dadakan.
Di depan ternyata sudah ada mang Jojo yang sedang menyiram tanamannya, mang Jojo terlihat rapi dengan model rambut barunya kalo kata mang Jojo mah mirip brad piit katanya.
" Pagi mas Kara, seuger tenan koyone," Ucap mang Jojo sambil memegang sapu ijuknya yang mulai terlihat rapuh ingin segera untuk di ganti.
" Mang Jojo juga makin ganteng pangling saya liatnya," Mang Jojo terlihat malu - malu saat mendengar ucapan Cakara yang memujinya.
" Mang mah emang ganteng mas dari lahir, mutlak." Agak maksa ya mang.
" Iya mang Jojo yang gantengnya mirip Brad piit, yasudah saya pamit masuk dulu mang,"
" Monggo mas "
Cakara mempunyai dua pegawai di tokonya dan mempunyai tukang kebunnya sendiri, mang Jojo tadi. Cakara sengaja memperkerjakannya karena jarak distro dan rumang mang Jojo yang tidak jauh membuatnya tidak kesusahan. Mang Jojo baik, sangat malah. Dia sudah ada bekerja sejak Cakara baru pertama kali membuka distronya. Mkanya jangan heran jika mereka terlihat sangat akrab.
****
"Han lu kalo mau molor jangan disini, banjir meja gue ntar" Hiperbola ya siapa lagi kalo bukan Violet.
" Pinjem bentar Vi enak meja lo deket kipas," Hana kembali menelungsupkan wajahnya pada meja, semalam dia tidak bisa tidur gara - gara memikirkan baju apa yang akan dia pakai saat mengunjungi disto nanti. Padahal kalo kalian mau tau Cakara akan menjemputnya langsung dari sekolah dan tidak ada acara ganti mengganti baju. Miris
" Heh alesan aja lu, kita satu meja dodol sama aja rasanya,"
" biarin aja dah tuh anak dari tadi kayaknya tidur mulu ,"
" Mabok laut kali!" Ucap Violet dengan kesal, padahal Raskal kan cuma nanya tapi ya kena juga.
Nasib orang ganteng emang gini Kal sabar sabar Ucap askal dalam hati sambil mengelus dadanya.
Mempunyai kedua teman perempuan yang sangat berbeda satu sama lainnya membuat Raskal harus menyetok rasa sabar yang ekstra. Kadang bahkan mungkin sering dia di jadikan pelampiasan oleh keduanya tapi balik lagi pada mottonya orang ganteng emang kudu sabar.
Raskal adalah kakak bagi mereka, menjaga dan selalu menjadi sosok yang menenangkan. Dia sadar bahwa Violet dan Hana sangat membutuhkan sosok kakak dalam hidupnya dan ini lah dia berusaha sebaik mungkin untuk jadi kakak yang hebat untuk mereka.
Kelas mereka sedang tidak ada guru hanya tugasnya saja yang sampai kedalam kelas. Mkanya sedari tadi Hana dengan leluasa untuk tidur tanpa takut untuk di hukum nantinya. Soal tugas mah gampang tinggal nontek sama Violett pikirnya.
Hana terbangun karena goncangan pada tubuhnya yang semakin kencang. Hana mendongakk untuk melihat oknum siapa yang berani mengusik tidurnya.
" Apaan?" Tanya Hana dengan suara serak khas bangun tidur. Di depannya ada Violet yang memandangnya sambil berkacak pinggang. Rupanya oknum itu ya Violet.
" Mau kantin enggak?" Ucap Violet,
" Emangnya udah bell?"
" Ya udah dari tadi putri tidur." Ucap Raskal sudah duduk di atas meja mereka.
" Lu sih tidur mulu makanya kagak denger,"
" Gue kagak bisa tidur," Ucap Hana lesu
" Kenapa?"
" Mikirin Kak Kara," Ucap Hana tanpa dosa
" Dasar bucin!!!" Ucap Vio dan Raskal berbarengan.
****
Bell tanda pelajaran hari ini telah berakhir sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Hana masih berada di depan halte tempat biasa anak - anak menunggu bus. Tapi kali ini Hana bukan sedang menunggu bus melainkan menunggu Cakara yang katanya sebentar lagi sampai.
Dan benar saja, dari kejauhan sudah terlihat Cakara yang mendekat motornya terparkir sempurna di depan Hana.
" Langsung aja ya supaya nanti kamu gak kesorean," Ucap Cakara di balik helm nya sambil memasangkan sebuah helm pada Hana, Hana yang mendapat perlakuan tersebut pun tersenyum dan mengangguk malu - malu.
Di perjalanan pun Hana di buat menahan nafas oleh tingkah Cakara yang sulit untuk di prediksi, Cakara dengan tiba - tiba menarik tangan Hana agar melingkarkannya padanya dan tidak sampai di situ saja tangan Cakara juga menggenggam tangan Hana mengelusnya dengan lembut. Yang Hana harapkan sekarang adalah semoga Cakara tidak mendengar detak jantungnya itu.
Hana di buat takjub saat melihat distro Cakara yang lebih terlihat seperti rumah yang harmonis sangat nyaman untuk di tinggali pasti. Dan lihatt! di depannya kini sudah ada berbagai macam tanaman hias yang sangat menambah kesan damai pada distro ini. Miri seperti keperpribadian pemiliknya Cakara pikirnya.
" Kok malah melamun, tidak mau masuk?" Ucap Cakara menghentikan lamunannya yang sebenarnya lebih cocok di sebut terkesima.
" Mau masuk dong ayokk," Ucap Hana sambil berusaha menarik Cakara masuk ke dalam.
" Copot dulu helm nya Hana." Han alangsung meraba kepalanya dan benar saja masih ada helm berwarna pink itu di kepalanya. Rasanya Hana ingin pulang saja.
Hana di buat semakin takjub saat memasuki distro, terlihat pakaian - pakaian di susun semenarik mungkin sesua dengan size nya tidak terkesan seperti penuh pada satu bagian saja. Hana melihat - lihat barang kali ada yag cocok untuk nya atau untuk adiknya Rama. Dia sedang baik sekarang.
Tiba - tiba terlintas sebuah pertanyaan di pikirannya yang ingin segera ia tanyakan pada Cakara.
" Kak Kara gak nyediain baju couple gitu,"
" Baju cauple?" Tanya Cakara mengerjit bingung
" Itu loh baju couple yang biasa buat pasangan. Ala ala Korea gitu masa kakak gak tau sih,"
Cakara mengangguk paham mendengar penuturan Hana.
" Kamu mau baju couple? nanti saya buatkan untuk kita berdua," Ucap Cakara.
****
Happy reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakara
Teen FictionJUDUL SEBELUM NYA : ALZHEIMER "Bukan rasa ini yang menghilang, tetapi atensimu yang perlahan menjauh dari pandangan." Bagaimana bila kita melupakan sesuatu yang sangat tidak ingin kita lupakan? Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya ketika orang terp...