18. Baju berpasangan
Dari dalam taksi, Cakara memandang jalanan yang senantiasa padat dan ramai. Di penuhi oleh orang-orang yang menggilai kerja. Dulu saat Cakara masih kecil, dia tak ingin jadi seperti itu. Tapi lihat sekarang, tak ada beda nya ia dengan mereka.
Bisnisnya semakin berkembang, sekarang dia memiliki 2 distro yang harus ia tangani sendiri. Bukan sesuatu yang mudah mengingat dia juga masih seorang mahasiswa. Mama nya selalu bilang untuk mencari seorang asisten yang bisa membantu nya dalam mengurus berbagai hal.
Ide ini sebenarnya sudah dia pikirkan namun masalah nya mencari asisten yang cocok dengan dirinya itu susah.
Cakara menghela nafasnya, tak mau
memikirkan itu lagi, untuk sekarang ia akan fokus mengurus distro nya sendiri.Drttttt
Atensi nya teralih saat mendengar notifikasi dari telephon nya. Senyum Cakara langsung mengembang melihat siapa yang mengirimi nya pesan.
Hanasta : kak Kara lagi dimana?
Hanasta : liat deh aku punya jepit baru
Hanasta :
Cakara : cantikkCakara : saya lagi di jalan mau ke distro
Hanasta : aku nyusul ya bareng Vio sama Raskal
Hanasta : sekalian ku bawain makan siang buat kak Kara
Cakara tersenyum membaca pesan terakhir yang Hana kirimkan. Hana akan langsung marah jika mengetahui dia telat makan. Hana bilang dia yang akan jadi dokter Ryan ke dua untuk nya. Kala itu Cakara tertawa mendengar nya, menurut nya itu lucu dan tulus.
Cakara juga mengalami perubahan dalam menjalankan aktivitas. Dia jauh lebih bersemangat dan sering tersenyum. Cakara juga jauh lebih berani menunjukkan ekspresi nya. Dalam pemeriksaan pun Cakara semakin semangat untuk sembuh. Itu semua berkat Hana dan mama.
Sedangkan di tempat lain, Hana sedang berkutat di dapur menyiapkan bekal makan siang sehat untuk Cakara. Dengan sedikit bantuan bunda dia menyelesaikan nya. Hana tersenyum melihat kotak bekal di tangannya. Hana tak sabar melihat Cakara memakan masakan nya ini. Kata bunda tadi sih enak, makanya Hana makin percaya diri.
" Wih apaan tuh, pas banget belum makan," tanpa salam Raskal langsung menerobos masuk hendak mengambil bekal nya namun segera Hana tepis.
" Eits, enak aja. Jatah Lo mah tuh di dapur kalo ini khusus buat kak Kara," ujar Hana malu-malu kadal.
Makin edan aja nih anak , batin Raskal prihatin.
Dia masih cukup waras untuk tidak mengatakan itu secara langsung. Bisa babak belur dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakara
Teen FictionJUDUL SEBELUM NYA : ALZHEIMER "Bukan rasa ini yang menghilang, tetapi atensimu yang perlahan menjauh dari pandangan." Bagaimana bila kita melupakan sesuatu yang sangat tidak ingin kita lupakan? Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya ketika orang terp...