Jangan lupa dengerin lagunya!
Part 8. Sahabat
Hana melangkahkan kaki nya memasukin salah satu caffe dekat sekolah. Disana sudah ada Violet dan Raskal yang sudah menunggu kehadirannya.
" Dateng juga akhirnya nih anak, gue kira ngibul," Ucap Violet saat Hana baru saja menduduki bangkunya.
"Kapan emang gue pernah boong?" Ucap Hana sambil meminum latte nya.
"Lu emang jarang boong Han cuma pinter ngeles aja," Ucapan Raskal sontak membuat Violet tertawa terbahak berbeda dengan Hana yang sudah mengerucutkan bibirnya sebal.
"Ciee ngambek nih," Ucapan Violet seperti angin lalu bagi Hana.
"Utututu ngambek beneran dong," Ucap Vio sambil memeluk Hana dari samping,
" Ntar gue traktir boba deh," Ucap Vio melanjutkan.
" Oke deal ya!" Ucap Hana semangat. Baru aja di sogok dikit udah goyah aja. Namanya juga Hana.
" Giliran makanan aja cepet,"
" Makanan nomor satu sih," Ucap Hana membalas ucapan Raskal
"Bener banget," Sambung Violet lalu ber tos ria bersama. Raskal sudah biasa melihat kekompakan seperti itu. Untung sabar.
" Han beneran dateng gak sih tuh orang, masa gue udah nambah minum lagi tuh orang belum dateng,"
Ucapan Violet menyadarkan Hana bahwa sedari tadi juga Cakara belum mengabarinya.
" Wajar sih lu emang kalo sama macha kan kayak kesetanan kalo makan," Ucap Raskal
" Lu setannya Ras!!" Ucap Violet sambil memasukkan bolu kedalam mulut Raskal.
" Makan aja lu Ras, kalo ngomong bikin kesel," Sambung Violet lagi.
Hana tidak terlalu memperhatikan keduanya, dia masih menunggu kabar dari Cakara. Hape Cakara tidak aktif sedari tadi chatnya pun belum di lihat, tidak biasanya Cakara seperti ini biasanya dia akan mengabarinya jika dia telat.
Hana menghela nafasnya saat panggilannya hanya bertemu dengan suara operator yang memberitahu bahwa nomor yang Hana tuju tidak aktif.
Violet yang melihat Hana sudah uring-uringan sedari tadi berusaha menenangkannya.
" Orangnya pasti dateng Han, kata lu kan dia orangnya selalu nepatin janji,"
Iya kak Kara nya pasti nepati janji nya, bodoh sekali dia tadi berfikir yang tidak-tidak tentang Cakara.
"Nih minum dulu," Raskal menyodorkan latte-nya yang baru sedikit Hana minum.
Ting!
Suara lonceng tanda ada pelanggan baru yang masuk. Hana langsung mengarahkan pandangannya pada pintu masuk dan disana berdiri seseorang yang sudah Hana tunggu sedari tadi, Cakara.
Hana melambaikan tangannya agar Cakara lebih mudah menemukan keberadaannya dan teman-temannya. Dengan senyum yang menghias wajahnya, Cakara melangkahkan kaki nya menghampiri Hana.
" Maaf saya terlambat, ada sedikit hambatan di distro tadi,"
Ucapan Cakara tadi baru menyadarkan Vio dan Raskal bahkan Vio hampir menyemburkan machanya saat dia melihat Cakara di depannya. Oke ini berlebihan.
"Iya gak papa kok kita juga belum lama ini," Ucap Hana menyahuti.
" Santai aja bang, enjoy sama kita mah," Sambung Raskal.
" Kakak mesen dulu aja nanti lanjut ngobrolnya," Ucap Hana mengintrupsi.
" Pliss cara ngomongnya aja berwibawa njir," Bisik Violet pada Raskal.
Raskal hanya melirik Vio malas. Sudah biasa Violet seperti ini jika sudah bertemu pria tampan. Padahal sahabatnya sendiri juga tampan.
"Cowo kayak gitu di toko-toko ada gak ya," Nah ngawur kan nih anak. Raskal mengintrupsi nya agar Violet diam. Gak lucu kalo dia dikira gila.
" Saya belum berkenalan dengan kalian," Ucap Cakara pada Vio dan Raskal.
" Gu- eh saya Raskal bang,"
" Saya Vio kak temen satu bangkunya Hana,"
" Saya Cakara dan santai saja mengobrol dengan saya tak perlu formal seperti itu,"
Raskal dan Vio hanya tertawa kecil menanggapinya. Mereka merasa berdosa sekali saat ada yang memanggil "saya" dan kita sahuti dengan "gue".
****
"Teman-teman mu baik,asik juga pasti kamu sayang banget sama mereka," Ucap Cakara memandang Hana yang terlihat semakin cantik.
Mereka sedang berada di taman sekarang, Hana yang meminta agar singgah dulu di taman. Hana balas memandang Cakara dan tersenyum. Cakara harap ia dapat selalu melihat senyum itu.
" Mereka udah seperti keluarga baru buat aku kak dan ya aku sayang banget sama mereka," Hana menghentikan ucapannya lalu memandang langit.
"Ibarat bintang yang ada di langit mereka memang banyak tapi yang selalu bersama sedikit. Mereka saling menyinari satu sama lain dan berharap persahabatan kami begitu, saling menguatkan satu sama lain. Aku bersyukur bisa ketemu mereka," Sambung Hana.
Cakara tersenyum mendengar ucapan Hana, dia tau gadis di sampingnya ini sangat tulus mengucapkannya. Terlihat mata Hana yang berkaca-kaca saat mengucapkannya. Hana sangat tulus dan rapuh secara bersamaan, Cakara pikir apakah ia dapat selalu menjaganya atau justru sebaliknya.
Cakara menggerakkan tangannya untuk mengelus pucuk kepala Hana. Dia sangat menyayangi Hananya. Hana menghentikan sapuan pada kepalanya, ia pun menggenggam tangan Cakara. Lebih besar dari tangan nya namun sangat pas di genggamnya.
Hana tersenyum memandang Cakara yang sedang memandangnya juga.
" Dan sekarang aku juga bersyukur bisa ketemu sama kamu disini. Tuhan memang tidak pernah salah menghandirkan sosok baru seperti kamu. Jangan pergi ya, aku sayang kakak."
****
Happy reading guys 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakara
Teen FictionJUDUL SEBELUM NYA : ALZHEIMER "Bukan rasa ini yang menghilang, tetapi atensimu yang perlahan menjauh dari pandangan." Bagaimana bila kita melupakan sesuatu yang sangat tidak ingin kita lupakan? Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya ketika orang terp...