Part 14. Hari peresmian.Di majukan. Cakara memberitahukan bahwa acara akan di majukan lebih cepat dari jadwal acara sebenarnya. Dan Hana juga di beri tahu bahwa Cakara sudah dalam perjalanan untuk menjemput nya di sekolah.
Tentu setelah membaca pesan yang di kirim Cakara tadi Hana bergegas menuju ke loker. Hana ingat jika ia sempat meninggalkan satu set pakaian untuk memudahkan nya saat akan pergi bersama Violet tanpa harus pulang ke rumah terlebih dahulu.
Hana segera mengambil pakaian nya setelah ia membuka loker. Hana berlari ke toilet. Hana tidak henti-hentinya merutuki Cakara yang baru mengabari nya sekarang. Tepat setelah ia keluar dari kelas. Jika Cakara mengabarinya sedikit lebih cepat, mungkin Hana bisa meminta Rama untuk mengantarkan pakaiannya.
Punah sudah khayalan Hana yang sudah ia susun tadi malam. Harusnya ia memakai dress berwarna tosca dengan tatanan rambut yang sedikit ia curly. Bukan dengan memakai kaos berlengan pendek dengan celana jeans seperti ini. Untungnya ia selalu membawa cardigan saat berangkat ke sekolah. Setidaknya sedikit terselamatkan.
Hana memandang wajahnya yang terpantul di cermin toilet. Rambut yang harusnya ia gerai berakhir di ikat. Riasan wajah seadanya hanya menggunakan bedak tipis dan lipstik yang tadi Hana pinjam dari Violet. Setidaknya cukup rapi daripada harus memakai seragam sekolah.
" Aku kayak orang salah kostum, gak pantes banget pakai ini," ucap Hana mengadu pada Cakara yang baru sampai tadi. " Apa aku gak usah dateng?" Tanya Hana.
Cakara tersenyum memandang wajah Hana yang sedang menahan kesal. Sudah Cakara bilang kan Hana semakin cantik saat sedang kesal.
" Ini hanya acara peresmian distro Hana bukan penyambutan presiden," Cakara tertawa saat melihat wajah Hana yang semakin kesal. " Kamu pakai ini saja sudah sopan, mama juga tidak akan mengomentari pakaian yang kamu pakai. Saya tau kamu mencemaskan itu," ucap Cakara sambil memakaikan Hana helm.
"Ayok berangkat, acara sebentar lagi akan di mulai."
***
Cakara menggenggam tangan Hana dengan erat. Mereka berjalan beriringan masuk ke halaman depan distro. Tempat peresmian. Sudah banyak orang yang datang, mengingat sebentar lagi acara akan di mulai.
Hana melihat sekeliling, ternyata banyak anak-anak muda sebayanya yang datang dan mereka juga memakai pakaian non-formal seperti Hana. Kepercayaan diri Hana meningkat sedikit.
" Lihat kan, tidak se formal yang kamu pikirkan. Distro saya menjual pakaian anak muda bukan para pejabat," Sepertinya ucapan Cakara berhasil membawa kembali kepercayaan diri Hana.
Senyum Hana semakin lebar dan menggenggam tangan Cakara semakin erat. Cakara yang merasakan Hana kembali seperti biasanya tersenyum. Membalas genggaman erat Hana.
Terlihat dari kejauhan perempuan paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan anggun. Hana yakin bahwa dia adalah ibu Cakara. Mereka terlihat sangat mirip.
Ibu Cakara menyadari kehadiran mereka berdua. Lambaian tangan menginterupsi mereka berdua agar datang kesana.
Hana kira ibu Cakara sedang sendiri tapi ternyata ada perempuan lain yang berada dekat dengan ibu Cakara. Cantik. Perempuan itu sangat cantik. Hana mengakui itu. Mereka terlihat sedang terlibat pembicaraan yang seru. Sesekali mereka tertawa bersama.
" Jangan gugup. Ada saya di samping kamu," bisik Cakara menguatkan Hana.
Hana menghembuskan nafasnya perlahan berusaha mengusir rasa gugupnya. Ada Cakara di samping nya.
"Semangat," ujar Hana sambil mengepalkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakara
Teen FictionJUDUL SEBELUM NYA : ALZHEIMER "Bukan rasa ini yang menghilang, tetapi atensimu yang perlahan menjauh dari pandangan." Bagaimana bila kita melupakan sesuatu yang sangat tidak ingin kita lupakan? Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya ketika orang terp...