17. Kapten dan tuan putri
Hana : tok tok
Hana : apa ada orang?
Cakara : ada apa tuan putri?
Hana : besok jadi pergi, kapten?
Cakara : tentu tuan putri, kemana pun anda pergi akan selalu ada saya.
Hana : bener?
Cakara : tak mungkin berbohong pada tuan putri.
Hana : sepertinya menyicipi berbagai varian rasa ice cream akan menyenangkan.
Cakara : sesuai yang tuan putri inginkan.
Hana berguling memukuli bantal karena gemas dengan tingkah Cakara yang sangat manis, Cakara belajar gombal dimana sih. Hana menelungkup kan wajahnya pada bantal, ingin berteria tapi takut orang rumah dengar. Bisa di kira gila beneran nanti.
Cakara : kamu sudah tidur, Hana?
Hana : belum, bentar lagi.
Cakara : selamat tidur tuan putri
Cakara : sampai bertemu besok, love you.
Hana sampai menahan nafas nya melihat balasan yang Cakara kirim. Dia berulang ulang membaca nya, takut salah karena efek ngantuk tapi mau di baca berapa kali pun tetap sama. Ini mah Hana harus tanya langsung Cakara les gombal dimana.
Hana : love you to, kapten.
Setelah mengirimkan balasan, Hana langsung kembali menelungkup kan wajahnya pada bantal dan berteriak cukup keras. Hana malu banget. Tapi seneng banget juga.
" KAK JANGAN TERIAK - TERIAK UDAH MALEM! "
" IYA BUN MAAF TADI ADA KECOA LEWAT! "
Ayah yang mendengar kan keduanya pasrah saja, ibu dan anak tidak ada bedanya.
Pasti bila ada Vio dan Raskal tentu dia sudah di ejek habis-habisan. Sayang sekali besok hari libur, Hana tidak bisa langsung memamerkan keromantisan nya pada mereka berdua.
Hana fikir-fikir kembali, menjadi seorang bucin tak seburuk itu. Justru dia semakin bahagia saja sekarang. Sepertinya dia harus meminta maaf pada teman-teman nya yang ia katai bucin dulu. Gemas, ia kembali memukuli bantal di depannya. Sudah di pastikan Hana mimpi indah malam ini.
******
" Kak aku pengen nyobain ice cream yang disana kayaknya enak, yuk kesana, "
Hana menarik Cakara agar mengikuti nya. Dengan semangat Hana melangkah dari satu stand ke stand yang lainnya. Dan Cakara yang senantiasa berada di samping gadisnya. Seperti jika ia pergi meninggalkan Hana sebentar maka Hana akan menghilang.
Cakara bahagia melihat senyum yang sedari tadi tak luntur dari wajah Hana. Cakara memandang nya lamat lamat mencoba menyimpannya dalam ingatan sedalam mungkin. Seolah takut suatu saat tak melihat nya lagi.
Cakara benar-benar membawa Hana ke festival ice cream yang sudah lama ia impikan. Sepanjang Hana memandang, ia di suguhkan pemandangan stand stand ice cream yang beraneka ragam dan yang pastinya masih banyak yang belum Hana cicipi sebelumnya.
" Aku mau rasa vanilla, kakak mau rasa apa?" Hana menoleh sejenak ke arah Cakara yang sedang serius membaca menu. Dari samping saja terlihat sangat tampan. Mimpi apa dia ya bisa punya pacar kayak gini.
" Rasa red Velvet saja, "
" Baik, mohon di tunggu sebentar pesanan nya."
Cakara menarik Hana membawa nya duduk pada salah satu bangku yang kosong. Cakara merogoh sakunya mengambil handphone dan mulai memotret Hana yang sedang tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakara
Teen FictionJUDUL SEBELUM NYA : ALZHEIMER "Bukan rasa ini yang menghilang, tetapi atensimu yang perlahan menjauh dari pandangan." Bagaimana bila kita melupakan sesuatu yang sangat tidak ingin kita lupakan? Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya ketika orang terp...