Note: Demi kenyamanan dan kelanjutan plot ceritanya, untuk nama nama member BTS akan diubah menjadi nama lain. Pengubahan namanya akan aku taro di awal cerita sebelum prolog, jadi kalau lupa bisa diliat ulang ya^^
Mohon maaf dan terima kasih atas pengertiannya.||
"Baginda Kaisar, bagaimana pendapat anda?"
Vee menghela napasnya di depan para bangsawan yang sedang mengadakan rapat bersamanya. Semenjak dia menjadi Kaisar, kertas-kertas yang harus di urusnya menumpuk setiap hari di depan meja kerjanya seakan tidak ada henti. Vee tidak mengeluh karena memang itu tugasnya sebagai seorang Kaisar demi kekaisaran yang lebih baik.
Tapi kali ini, dia menghela napasnya dan merasa sangat malas dengan percakapan para bangsawan di depannya ini.
"Tolong untuk dipikirkan lagi, baginda!"
"Jaga bicaramu! Nona Anaieas sudah menjadi pilihan sang Kaisar!"
Mereka sedang membicarakan calon permaisuri sang kaisar. Para bangsawan di depannya ini saling menyerang satu sama lain. Satu sisi mendukung sang calon permaisuri Anaieas Veronica Letiz, dan sisi lain menolak pilihan sang kaisar untuk menjadikannya permaisuri dengan alasan keluarga Baron Letiz bukanlah keluarga yang dapat membantu kekaisaran.
"Baginda, putri dari keluarga Marioneth adalah wanita yang baik dan memenuhi kriteria sebagai permaisuri."
"Benar apa kata Count Rojen. Keluarga Baron Letiz tidak dapat membantu kekaisaran dengan kekuatan mereka yang lemah. Kita perlu kandidat lain untuk menjadi calom permaisuri."
"Tidak sopan! Bagaimana bisa kalian berbicara seperti itu tentang nona Anaieas yang sudah dipilih pribadi dan adalah cinta sejati sang Kaisar!"
"Cinta? Sejak awal seorang pemimpin harus memperkuat kekuatannya, cinta adalah penghalang semua itu!"
"Cukup."
Satu kalimat dan suara itu dapat membuat semua bangsawan yang berada di tempat rapat itu seketika terdiam. Sang Kaisar, Vee, menatap mereka semua satu per satu. Tatapan matanya dan aura yang dikeluarkannya membuat para bangsawan di tempat itu tidak dapat berkutik.
"Apa kalian tidak sadar sedari tadi kulihat kalian seperti anjing yang menggong-gong tanpa henti. Sangat berisik dan mengganggu."
Satu orang, Count Rojen memberanikan dirinya untuk berbicara. "Maafkan kami, baginda. Tapi–"
"Tapi aku tidak menyuruhmu berbicara?"
Suara yang rendah dan tatapan yang dituju pada Count Rojen membuat dirinya terpaku dan dipenuhi keringat dingin. Dia tidak pernah menyangka, sang putra mahkota yang dulu tidak terlihat menyeramkan sekarang seakan menunjukan gigi buasnya padanya. Dia tidak dapat berkutik.
Vee menghela napasnya. Dia lelah dengan percakapan soal permaisuri yang tidak ada hentinya.
"Aku memilih Anaieas, dan itu sudah menjadi keputusan bulatku."
Kalimat itu membuat para pendukung Anaieas berseri dan para penolaknya hendak melayangkan keberatannya. Tapi mereka sadar diri untuk tidak mengeluarkan suara di saat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady of Letiz
FantasyAnaieas Veronica Letiz. Itulah nama dulunya. Sekarang dia adalah Go Danbi, seorang mahasiswi dari salah satu kampus di Seoul. Tidak ada yang menarik dari kehidupannya selain dapat mengingat kehidupannya dahulu. Seorang putri Baron yang berakhir trag...