Hari ini adalah hari yang cerah dan indah untuk mendatangi tempat pelatihan ksatria.
Aku disini, duduk di kursiku dengan nyaman di temani Clara serta satu pengawal sembari meminum teh.
Pemandangan di depanku pun sangat indah. Para ksatria yang sedang berlatih tanpa mengenakan kaos dan di sirami oleh keringat mereka yang terpantul sinar matahari.
Ini indah. Melihat pemandangan ini di tambah dengan tidak sedikit dari mereka yang memiliki wajah tampan. Sebuah kesenangan sudah menjadi calon permaisuri.
"Nona Letiz!
Mendengar panggilan itu membuatku mengalihkan pandangan indah di depanku. Aku menoleh dan melihat Hans tersenyum sembari melambaikan tangannya padaku.
Setelah kejadian terakhir dimana aku cedera, aku sering mendatangi tempat ini dan hubunganku dengan Hans semakin dekat.
Aku menyukainya, dia ramah dan baik. Sering membuat lelucon dan membuatku nyaman diantara banyaknya ksatria disini.
"Halo, Hans. Sudah saya bilang panggil saya Anaieas saja."
"Maaf, Anaieas. Kau juga jangan terlalu formal denganku, ya?"
Aku tersenyum mendengar perkataannya. "Maaf, aku lupa."
Hans mendekat padaku dan tersenyum. "Omong-omong, aku mendengar kabar bahwa kau dan Kaisar semkain dekat ya? Kalian bahkan sekarang makan bersama setiap hari bukan?"
Aku mengalihkan pandanganku dari Hans, kembali menatap para ksatria. Pikiranku teringat akan Vee. Aku meminum tehku yang terasa manis.
"Benar. Tapi hanya makan siang."
Senyuman Hans semakin besar. "Bukankah itu bagus? Sang calon permaisuri dan Sang Kaisar terlihat semakin mesra, bahkan saat Kaisar sedang sibuk dia mengosongkan waktunya!"
Aku kembali tersenyum mendengar perkataan Hans. Itu benar, kami sekarang selalu makan siang bersama. Tapi sikapnya tidak jauh dari sikap dia biasanya, kadang dia menyebalkan, kadang dia dingin. Itu cukup menyebalkan bagiku karena sifatnya saat itu membuatku berpikiran yang lain.
"Iya. Hubungan kami semakin baik."
"Nona."
Aku menoleh ke asal suara itu berada, Clara memanggilku. Badannya dimajukan sedikit agar dan berbisik padaku.
"Orang suruhan dari Baginda Kaisar telah datang."
Mendengar hal tersebut, aku menatap Clara sembari tersenyum. "Akhirnya."
Aku menoleh pada Hans yang sedang memperhatikan para kstarianya. "Hans, sepertinya aku harus pamit."
Hans menoleh dan menatapku. "Oh? Kemana?"
Aku pun tersenyum gigi. "Bertemu seseorang yang spesial."
•
Lelaki itu menunggu 'Majikannya'. Sebenarnya, dia sudah memiliki majikan, tetapi dia selalu berada dalam bayangan dan tidak terlihat sehingga majikan lamanya tidak peduli padanya.
Dengan bosan, lelaki itu mengetuk jarinya pada meja di depannya. Sebenarnya, ia cukup gelisah karena ini adalah pertama kali dirinya menunjukan diri pada majikannya sekarang.
Tidak lama, suara pintu terbuka. Lelaki itu menoleh dan mendapati seorang gadis yang menawan terdiam di pintu itu, dia menatap gadis itu dengan seksama.
Sama halnya dengan lelaki itu, sang gadis, Anaieas, menatap lelaki di depannya dengan seksama. Rambut pirang, mata yang sedikit sayu, kulit pucat, dan perawakan yang sedikit kecil namun terlihat berotot. Penampilannya entah kenapa memberi kesan misterius pada Anaieas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady of Letiz
FantasiAnaieas Veronica Letiz. Itulah nama dulunya. Sekarang dia adalah Go Danbi, seorang mahasiswi dari salah satu kampus di Seoul. Tidak ada yang menarik dari kehidupannya selain dapat mengingat kehidupannya dahulu. Seorang putri Baron yang berakhir trag...