Anaieas Veronica Letiz

331 48 3
                                    

Terbangun di rumah sakit sepertinya lebih menyenangkan, daripada terbangun dengan melihat plafon yang mewah.

Saat aku membuka mataku, plafon merah yang terbalut kain indah di atasku ini menyapaku.

Kepalaku sakit.

"Nona!"

...Clara?

"Nona, anda sudah bangun? Saya akan memanggil Baron dan Baroness dulu."

Dia keluar. Tapi aku tidak mungkin salah lihat. Itu adalah Clara, pelayan pribadiku.

Pintu kembali terbuka, aku melihat kedua orang tuaku menangis dan memelukku. Ini bukan mimpi, pelukan mereka terasa nyata.

"Anaieasku sayang!"

"Ibu..."

Air mataku mengalir. Apa aku bereinkarnasi kembali? Apa pun itu, aku sangat merindukan mereka. Di duniaku yang modern, aku adalah seorang yatim piatu.

Dan apa aku lupa menyebut? Orang tuaku sangat menyayangiku, jika saja dulu aku bilang ingin membatalkan pernikahan, mereka pasti mewujudkannya.

"Anaieas anakku, jangan keluar lagi sendirian ya? Ayah dan ibu sangat mengkhawatirkanmu."

"Maafkan saya, ibu ayah."

Ini terasa tidak nyata. Berbagai pertanyaan terbesit dalam benakku, tetapi tidak satupun dari pertanyaan itu dapat terjawab sekarang. Aku akhirnya memilih untuk membalas pertanyaan kedua orang tuaku.

Setelah pertemuan itu, Clara kembali dan memeriksa keadaanku.

"Beristirahatlah, nona."

"Clara. Apa aku bertunangan dengan anak dari Viscount Grey? Tuan Zein?"

Clara memandangku dengan bingung. Aku hanya ingin memastikan. "Tentu saja nona."

"Kapan pernikahan kita?"

"Seminggu lagi, apa anda masih merasa tidak enak badan? Apa perlu saya panggil tabib?"

"Tidak perlu. Terima kasih."

"Kalau begitu, saya pamit."

Ayo otak, berpikirlah. Berarti masih ada kesempatan untuk membatalkan pertunangan itu, masalahnya adalah, bagaimana?

Tetapi... Bagaimana dengan Ahreum? Apa dia baik-baik saja? Dan sepertinya, seseorang mendorongku dari atas atap. Siapa pun itu, aku tidak akan mengetahuinya lagian. Itu bisa siapa saja, karena aku memiliki cukup banyak wanita yang membenciku.

Sudahlah, pertama-tama adalah membatalkan pertunangan ini, tanpa merugikan keluargaku untuk membayar ganti rugi.

Apa aku harus membunuhnya? Keahlian memanahku tentunya masih ada. Menyewa seseorang? Terlalu mahal. Sebaiknya aku tidur dulu. Ini melelahkan.

Aku terbangun dan kembali melihat plafon merah ini. Untungnya ini bukan mimpi.

Baiklah, bersiap-siap dulu kemudian pilirkan rencanamu Anaieas.

"Nona sudah bangun?"

"Clara, apa aku akan bertemu dengan tuan Zein?"

"Betul, sehabis anda mandi anda akan bertemu dengannya. Tuan Zein sudah menunggu."

Aku terdiam sebentar. "Clara tidak perlu berbicara terlalu formal denganku, tolong."

"Oh astaga nona, kebiasaanmu ini belum hilang rupanya."

"Kau pikir hanya karena aku pingsan selama beberapa hari membuat sifatku berubah? Jangan konyol."

The Lady of LetizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang