Eps. B

828 51 0
                                    

Keduanya terdiam dengan kesunyian, sampai suara gemuruh dari satu perut menyentak mereka.

"Sepertinya aku lapar Noona." Ucapnya dengan mengusap perut ber-abs nya. Wajahnya polos tidak ada yang mengira jika dibalik baju nya ada tubuh kekar berotot yang panas, benar benar tak sinkron.

"Ah, bayi ku kelaparan, baik lah ayo kita makan."

Irish berjalan ke dapur diikut oleh Jisung yang mengekor dibelakang nya. Irish memanaskan makanan yang Jaemin kirimkan untuknya. Lalu tertegun. "Kau mau memesan saja Bayi?"

Seolah tau isi kepala si cantik, Jisung tersenyum dan menggeleng. "Tak apa Noona, aku sudah biasa memakan masakan Jaemin Hyung. Tapi kau harus menyuapi ku, tangan kanan ku kan sakit."

Irish tertawa mengusak rambut hitam itu. "Baiklah baiklah bayi besar ku."

Senyum Jisung semakin melebar ia suka saat Irish menyebutnya 'bayi besar ku'. Seolah menandakan dirinya adalah miliknya. Meski memang itu benar tapi tidak sepenuhnya.

"Nah, sudah jadi." Seru Irish menyentak lamunan Jisung.

"Yeeeeyy.. Ayo suapin aku."

Irish tersenyum mulai menyuapi bayi nya, Irish seperti mempunyai bayi sungguhan jika Jisung sedang manja seperti ini. "Setelah ini kau harus tidur, aku tau kau lelah."

Jisung mengangguk-angguk membuat rambut nya ikut bergerak, lucu seperti anak kecil gumam Irish dalam hati.

Sampai suapan ketujuh suara ponsel Irish mengganggu acara keduanya. "Sebentar." Jisung hanya mengangguk.

Nana❤️ nama itulah yang ada di layar ponselnya. Jantung Irish berdetak tak karuan saat ini. Tapi Jaemin akan selesai malam kan, bisik Irish pada dirinya sendiri.

Dengan gemetar Irish mengangkat panggilan itu. "Hallo."

'Hallo sayang, tak ku sangka rapat nya selesai dengan cepat. Aku sedang menuju apartemen mu saat ini.'

'Kau mau menitip sesuatu?'

Irish mengalihkan tatapannya pada Jisung yang juga menatapnya

'Irish? Kau dengar aku?'

"Ahh... iya Jaemin aku mendengar mu. Maaf sedikit melamun. Boleh kau membelikan ku beberapa cemilan." itu sedikit memperlambat Jaemin untuk datang ke apartemen nya.

'Baiklah dan jangan melamun sayang. Kau memikirkan sesuatu yang serius?'

"Hanya masih memikirkan cabang kafe ku kemarin. Tapi kau tenang saja semuanya baik baik saja."

'Jika ada apa apa katakan padaku. Aku kekasihmu bukan.'

"Iya Nana."

'Aku akan datang 10 menit lagi.'

"Aku menunggu mu."

Setelah itu panggilan terputus. Irish kembali duduk di samping Jisung. "Jaemin Hyung akan kesini?" Dengan kaku Irish mengangguk.

"Baiklah aku akan pulang sekarang." Jisung bangkit namun segera Irish menahan tangan pria itu.

"Tapi kau belum selesai makan."

Jisung tersenyum mengusap surai Irish. "Aku sudah kenyang Noona."

Tatapan Irish menajam. Tau betul porsi makan bayi nya tidak lah segitu. "Jangan berbohong."

"Aku akan makan lagi di apartemen. Jangan mengkhawatirkan ku, aku sudah besar."

Irish mendengus. "Ya tubuh mu memang besar tapi tingkah mu seperti bayi." Jisung tertawa segera memakai jaket kulitnya.

"Bayi yang bisa membuat bayi."

"Yak!" Irish memerah mendengar itu.

Jisung mendekat menangkup pipi chubby itu dan mengecup dahi, hidung, pipi serta melumat sebentar candu nya. "Aku pulang, aku mencintaimu Noona, sangat mencintai mu," bisik Jisung didepan bibir Irish.

Irish menarik sedikit tengkuk pria bayi nya dan mencium lembut bibir merah itu dan melepaskannya setelah puas. "Hati hati di jalan bayi ku."

"Siap Noona."

Irish menatap Jisung yang menjauh dari apartemen nya, menghela nafas sebelum membereskan piring bekas makan Jisung. Irish juga mengetik pesan di ponselnya dan kembali menghela nafas berat. "Aku menyayangimu bayi besar ku."

Sementara itu Jisung melangkah masuk kedalam lift, lalu tersenyum miris saat semua ucapan cinta nya masih belum dibalas oleh wanita yang dicintainya.

Menekan hatinya yang berdenyut nyeri, harusnya Jisung sudah terbiasa akan itu, sudah terbiasa menjadi yang kedua, terbiasa menjadi bayang bayang, terbiasa menjadi bukan prioritas untuk Irish tapi entah kenapa hatinya masih merasakan sakitnya.

Ini bukan kesalahan Irish tidak sama sekali tapi ini benar benar kesalahan nya. Kesalahan dirinya yang mencintai kekasih Hyung nya, kesalahan dirinya yang memaksa untuk masuk diantara hubungan Irish dan Jaemin.

Jadi Jisung akan menerima segala konsekuensi dari rasa sakit yang dijalani nya saat ini.

Jisung menghempaskan tubuhnya pada sofa apartemen nya. Menatap sendu jemarinya yang terluka. Luka yang ia buat karena merasa cemburu saat Irish memeluk Jaemin. Tak seharusnya ia cemburu, semua orang tau jika Irish adalah kekasih dari Na Jaemin.

Apa jadinya jika mereka semua tau jika Jisung menjadi orang ketiga di hubungan Jaemin. Apa mereka akan membenci nya. Jisung sudah mencoba melupakan Irish, mencoba untuk menghiraukan rasa cinta nya tapi semua percuma karena rasa cinta itu malah semakin kuat.

Hingga Jisung nekat rela menjadi yang kedua bagi seorang Irish Olivia.

Jisung menunduk lalu tertawa miris, menertawakan dirinya sendiri. "Bajingan kau Jisung. Tapi aku mencintai nya."

Ting! Tong!

Suara bel dari apartemen nya membuat Jisung mengusap kasar wajahnya sebelum membuka pintu.

Jisung kembali tersenyum menaruh satu plastik besar yang ia tau isinya pasti makanan. Ia juga tau siapa yang mengirim ini padanya. Jisung mengambil satu post it disana.

'Kau harus memakannya. Aku tau kau belum kenyang tadi. Aku tau porsi makan bayi ku. Jadi kau harus menghabiskan nya. Harus dihabiskan.

Aku menyayangimu.'

"Tidak bisakah lebih dari menyayangi Noona, boleh kah aku egois akan dirimu?"

Namun nyatanya Jisung tidak mendengar Irish, pria itu menyimpan semua makanan yang di pesan Irish didalam kulkas.

Jisung menghempaskan tubuhnya di kasur dengan tatapan ke langit langit kamarnya. "Maafkan aku Jaemin Hyung. Tapi aku benar benar mencintai kekasihmu."

"Mungkin rasa cintaku lebih besar dari rasa cintamu pada Irish."

"Sekali lagi maaf kan aku."

Jisung menutup matanya hingga air matanya menetes dari sudut mata kiri nya.











_______________
Senin,08Maret2021

IRISH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang