Tatapan Irish terlempar pada langit-langit rumah sakit. Penjelasan dari dokter begitu mengejutkan nya, Irish begitu syok dengan penjelasan dokter tadi. Sakit perutnya bukan karena dirinya datang bulan tapi ia mengalami pendarahan.
Matanya tertutup membiarkan air matanya mengalir. Tangannya bergetar menyentuh perutnya, ia hampir kehilangan bayinya yang tidak diketahui.
Sudah 9 minggu janin ini tumbuh diperutnya. Bodohnya Irish baru menyadari perutnya membuncit dan keras. Saat ini pikirannya berkecamuk berantakan dikepalanya.
Irish merasa belum waktunya bayi ini hadir, bayi ini bisa merusak masa depan seseorang. Jika hanya dirinya yang rusak tidak apa, tapi ia tidak ingin menyeret seseorang ikut rusak bersamanya.
Tangis yang ditahannya langsung pecah begitu saja, Irish menenggelamkan wajahnya pada lipatan lututnya. Bahunya bergetar hebat seiring isakan kerasnya.
Sampai pelukan hangat dirasakan nya, tak membuat Irish tenang malah semakin terisak keras. Irish meremas kemeja yang dipakai Jaemin, menangis dipelukkan kekasihnya.
Jaemin hanya memeluk Irish erat, sesekali tangannya mengusap punggung kecilnya. Tatapan Jaemin menyendu mendengar tangis menyedihkan wanitanya.
"Aku disini Irish, semuanya akan baik-baik saja." Bisik Jaemin menenangkan.
Irish merenggangkan pelukannya, masih dengan tangisnya. "Nana a-ku ... Bayi ini--"
"Syutt~ bayi ini milik ku jadi aku akan bertanggung jawab."
Irish menggeleng, tangannya meremas lengan Jaemin. "Ti-dak bayi ini Jisung ...." Air matanya semakin mengalir.
Lagi-lagi Jaemin membawa Irish pada pelukan nya. "Bayi ini milik ku bukan milik Jisung, aku ayahnya." Tatapan Jaemin menajam meski dirinya pun tak yakin bayi ini miliknya atau bukan. Tapi Jaemin tak perduli baginya bayi yang dikandung Irish adalah miliknya.
Jaemin menyelimuti Irish yang terlelap dipelukkan nya, mengecup dahi wanita nya sebelum keluar ruangan dan tak terkejut melihat Jisung berada disana. Haechan menarik diri sedikit menjauh untuk memberi mereka ruang berbicara berdua.
"Hyung Irish hamil, bayi itu--"
"Milik ku, bayi itu milik ku Jisung." Dengan cepat Jaemin memotong ucapan Jisung.
Jisung menggeleng cepat. "Bagaimana jika itu bayi ku Hyung, itu mungkin terjadi. Bagaimana bisa kau begitu yakin itu bayi mu." Jisung sama terkejutnya dengan Irish, ia tak sengaja mendengar percakapan keduanya tadi.
"Bayi itu bukan milik mu, Irish milik ku maka bayi itu juga milik ku." Ucap Jaemin datar.
Jisung meremas rambutnya menatap Jaemin dengan mata memerah menahan air mata atau marahnya. "Tak bisa seperti itu, bagaimana jika itu bayi ku Hyung. Aku tidak bisa melepaskan nya begitu saja."
Jaemin maju semakin dekat dengan Jisung, meremas bahu adiknya itu. "Selama ini kau tidak benar-benar menggenggam apa yang menjadi milik mu Jisung, maka kau tidak punya hak atas milik ku."
"Sudah cukup kau bermain dengan milik ku, kali ini tidak lagi." Jaemin mendorong tubuh Jisung menjauh darinya.
"Bawa dia pulang Haechan." Jaemin masuk kembali keruang rawat Irish, tak menghiraukan teriakan Jisung diluar sana. Jaemin menyandarkan tubuhnya dibalik pintu, meremas dadanya yang berdenyut nyeri.
Kedepannya akan semakin sulit, Jaemin akan terus memastikan Irish baik-baik saja dan Jisung menjauh dari keduanya.
"Semuanya akan baik-baik saja." Bisiknya menyakinkan dirinya.
•×•×•×•×•
Para member di dorm kebingungan saat Jisung masuk ke kamarnya dengan menangis. Renjun akan menyusul tapi segera dicegah oleh Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRISH [Selesai]
FanfictionRated 18+ Ini salahnya, salah membiarkan orang lain masuk ke dalam hubungan ia dan kekasihnya. Berawal dari rasa sayang nya pada Jisung. Irish tidak bermaksud menduakan Jaemin. Namun semakin lama rasa sayang itu berubah menjadi cinta. Cinta yang ta...