Eps. G

376 30 0
                                    

Dan disinilah ketiganya berada di meja makan. Tadi Jisung mengantarkan makan siang yang dibuat oleh Renjun. Pria China itu masak banyak, tapi ternyata Haechan, Chenle dan juga Mark tidak ada yang kembali ke dorm, jadi dari pada tak dimakan Renjun memintanya mengirim pada Jaemin dan Irish.

Untungnya juga Irish belum menelpon untuk memesan makanan jadi tidak akan terbuang percuma.

Jisung sudah ingin menolak saat diajak untuk makan siang bersama tapi Jaemin menariknya untuk masuk dan duduklah Jisung diantara keduanya.

"Renjun memang koki terbaik, masakannya selalu enak."

Jaemin dan Jisung mengangguk menyetujui ucapan dari Irish. Ketiganya sudah menyelesaikan makan siang mereka dan duduk diruang televisi bersama.

"Aku jadi ingin belajar masak dengannya."

"Jangan!"

Irish tersentak saat kedua pria itu kompak berteriak jangan padanya. "Wae?"

"Kau tau sendiri bagaimana ceroboh nya dirimu. Lagi pula ada aku yang memasakkan nya untuk mu, aku juga tak kalah pintar memasak." Jawab Jaemin sedangkan Jisung hanya berdekhem karena kespontannya tadi.

Irish mendengus. "Apa kau bisa menjamin jika kau terus memasak untuk ku. Bagaimana jika aku punya suami."

"Hei, aku kan akan jadi menjadi suamimu kelak. Jadi kau tidak perlu khawatir sayang."

"Percaya diri sekali kau ini tuan Na."

Jisung terdiam merasa diabaikan oleh kedua pasangan kekasih itu. Menghela nafas saat hatinya berdenyut nyeri.

"Ohh.. Jisungie bagaimana jika kita main game dulu, sudah lama kita tak bermain. Sudah lama kita tidak bertanding."

"Hyung, Aku ...."

"Ayolah Jisungie, kau tidak menganggu kok."

Jisung menghela nafas lalu mengangguk. "Baiklah Hyung."

"Aku akan ambilkan minuman dan cemilan dulu."

Irish melangkah ke dapur meninggalkan kedua pria itu, mengambil beberapa botol cola dan cemilan, lalu kembali keruang televisi dimana Jaemin dan Jisung sudah mulai bermain game nya.

Irish duduk di atas sofa, dibawahnya Jaemin bersandar disana. Irish mengusap surai kekasihnya dan ikut melihat permainan keduanya.

Lama mereka bermain game sampai Jaemin menyudahinya karena kalah dari Jisung. "Aku selalu kalah jika bermain dengan mu."

Jisung terkekeh kecil.
"Hyung harus belajar banyak lagi untuk mengalahkan ku."

"Suatu saat aku akan mengalahkan mu." Jaemin menidurkan kepalanya di paha Irish dan dapat balasan usapan lembut di rambutnya.

Lagi lagi Jisung hanya bisa tersenyum miris.

"Kau tau tidak sayang Bayi besar mu itu sudah memiliki kekasih tau."

Perkataan tiba-tiba Jaemin membuat Jisung yang tengah minum tersedak.

"Pelan pelan Jisungie." Peringat Irish.

"Benarkah?"

Jaemin mengangguk semangat, menatap menggoda adiknya itu. "Bahkan dia sudah nakal. Ada tanda cinta dilehernya itu."

Irish membolakan matanya sebentar. Tak menyangka kecupannya semalam meninggalkan bekas. "Biarkan, dia sudah dewasa juga kan."

"Ya, kau benar. Aku tidak menyangka Jisungie ku sudah sedewasa ini. Aku merasa membesarkan Jisung jika begini." Jaemin tersenyum tulus pada Jisung, ia memang sudah menganggap Jisung sebagai adik kandung nya bahkan rasa sayangnya pada Jisung lebih besar dari pada semua member yang lain.

IRISH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang