Rated 18+
Ini salahnya, salah membiarkan orang lain masuk ke dalam hubungan ia dan kekasihnya. Berawal dari rasa sayang nya pada Jisung. Irish tidak bermaksud menduakan Jaemin.
Namun semakin lama rasa sayang itu berubah menjadi cinta. Cinta yang ta...
Jaemin keluar kamar matanya masih mengantuk dan tubuhnya juga pegal karena duduk lama di kursi.
"Selamat pagi Renjun." Sapa Jaemin pada Renjun yang tengah duduk diruang televisi.
Renjun menoleh menatap si bungsu 00line yang nampak mengantuk terbukti saat Jaemin terus menguap. "Kau tidak tidur semalam Jaemin."
"Tidur hanya sebentar, aku menemani Mark Hyung membuat lirik lagu." Jaemin menyandarkan tubuhnya pada sofa dan memejamkan matanya.
"Jangan terlalu memforsir dirimu Jaemin. Kau bisa sakit apalagi kita masih mempunyai banyak kegiatan."
"Iya Hyung," katanya menyebut Renjun Hyung hanya untuk mengejek.
Tak!
"Renjun sakit, kenapa memukulku." Jaemin mengaduh saat dahi nya disentil oleh Renjun.
"Kau hanya iya iya saja tapi tak mendengarkan ku. Jika Irish tau pasti ia akan marah."
Jaemin hanya diam seraya menatap televisi. "Hari ini kita free kan? Aku akan ke apartemen Irish."
"Yak! Kau harus beristirahat Jaemin."
"Yang lain kemana Renjun? Kenapa dorm kita sepi sekali." Jaemin mengabaikan ucapan Renjun tadi.
Renjun mendengus saat Jaemin tak mendengar ucapannya. "Masih terlelap, Chenle dan Jisung tidak pulang ke dorm."
"Ehh.. Jisung tidak di dorm?"
"Tidak, saat aku mengetuk kamarnya semalam dia tidak ada. Dia tidur di apartemen nya mungkin."
"Mungkin." Gumam Jaemin lalu melangkah pergi untuk ke kamarnya. Sebenarnya bukan hal yang baru jika para member pulang ke apartemen masing masing.
Hanya sekedar informasi dulu Jisung adalah member yang jarang sekali menginap di apartemen nya sendiri. Bocah itu bilang enak tinggal di dorm. Namun semenjak setahun ini Jisung menjadi member yang sering menginap di apartemen nya, mengalahkan Chenle.
Jaemin segera membersihkan diri untuk pergi ke apartemen kekasihnya. Ia benar benar merindukan wanitanya sekarang. Jaemin butuh pelukan Irish untuk membuatnya tenang dari pikiran yang berat dan mumat.
"Kau di dorm Jisung?"
Jaemin yang melintasi ruang televisi terkejut melihat Jisung yang sudah duduk disana sendirian. Mungkin Renjun sudah memasak di dapur. Bukankah bocah itu tidak di dorm tadi.
"Iya Hyung, kau mau kemana?" Harusnya Jisung tau jawaban nya tanpa harus bertanya.
"Ke apartemen kekasih ku. Tumben sekali kau pulang lagi ke dorm, biasanya kau akan tetap disana sampai kita kembali beraktivitas."
Jisung menggaruk rambut belakang nya yang tak gatal seraya tersenyum lebar pada Hyung nya. "Aku hanya merasa kesepian di apartemen sendiri Hyung."
Jaemin memicingkan matanya, lalu tersenyum penuh makna. "Aaa~ Jisungie aku tau kau tidak pergi ke apartemen mu kan."
Jisung menegang menatap Jaemin dengan panik. Apa Jaemin mulai mencurigainya saat ini. "App-aa maksud..."
"Lihat kau punya tanda cinta dileher mu. Aigo~ Adik ku ini sudah besar ternyata. Kenapa tidak mengenalkannya pada Hyung mu." Jaemin mengusak rambut Jisung, tadi matanya melihat leher Jisung dimana mark merah kecil terlihat malu malu disana.
Jisung mengelus leher nya. Entah harus lega atau tidak. "Ini hanya gigitan nyamuk Hyung."
Jaemin mendekat kan dirinya pada Jisung. "Kau pikir aku tidak tau mana yang digigit nyamuk dan mana yang digigit nikmat."
"Hyung kau mesum sekali."
Jaemin terkekeh mengusak sekali lagi surai hitam itu, lalu bangkit dari duduk nya. "Kau terlihat malu malu itu artinya benar. Lain kali kau harus kenalkan kekasihmu itu padaku."
"Aku pergi dulu, katakan pada Renjun dan Jeno jika aku pergi."
Jisung terpaku ditempatnya. Tatapannya sendu. "Bagaimana reaksi mu jika kau tau Hyung."
"Kau sangat baik padaku, kau menjadi kakak dan teman yang baik dan membimbing ku."
"Tapi aku membalas mu dengan tidak tau diri akan semua kebaikan mu." Jisung terkekeh miris. "Bukankah aku sangat jahat dan tidak tau diri?"
"Siapa yang jahat dan tidak tau diri Jisungie?"
Tubuh itu menegang menoleh dan menemukan Jeno yang berdiri tak jauh dari nya. "Bukan apa apa Hyung. Kau sudah lama disana?"
Jeno mengernyit melihat sikap Jisung yang ketakutan. "Belum, aku hanya melihat kau bergumam sendiri dan seolah bertanya jahat dan tak tau diri. Kau ada masalah?"
Tak sadar Jisung menghembuskan nafas leganya. "Tidak Hyung. Aku tidak apa apa."
"Jika ada apa apa kau bisa bercerita pada ku Jisungie." Jeno pergi setelah mengusak rambut Jisung.
"Apa kau akan membenci ku juga Hyung. Jika kalian tau betapa brengsek nya aku."
•וווו
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irish terkekeh menatap kekasihnya yang terlelap dengan pulas. Tentunya setelah Irish memarahi Jaemin yang berbohong padanya untuk beristirahat.
"Kau pasti lelah Nana, jangan memaksakan diri sayang. Aku takut kau sakit." Irish mengusap sayang kepala kekasihnya yang berada di pangkuannya.
"Jika tidur seperti itu kau terlihat polos, tak ada yang tau kau semesum apa." Irish terkekeh kecil seraya memainkan pipi berisi itu dan mencubit kecil bibir tebal merah kekasihnya.
"Mmhh~" Jaemin mengerang merasa terganggu oleh jemari Irish diwajahnya. Jaemin membalikkan tubuhnya menjadi menyamping dan membenamkan wajahnya diperut rata Irish.
"Lihat, aku baru mengatakan nya dan kau sudah membuktikan nya."
"Baiklah aku tidak akan menganggu tidur mu, tidur lah yang nyenyak baby Nana ku."
Irish menunduk mengecup pelipis Jaemin lalu berbisik pelan ditelinga pria Na itu. "Aku mencintaimu."
Hampir tiga jam Jaemin tertidur dan kaki Irish sudah kebas dan pegal. Jam juga sudah menunjukan untuk makan siang. Irish juga sempat ikut tertidur sebentar tadi.
"Na, kau tidak akan bangun. Aku lapar." Irish mengusap wajah kekasih nya agar terbangun. Ia juga mengecupi pipi berisi itu. "Ayo bangun, Nana ku." Irish mencubit pipi Jaemin hingga bibirnya mengerucut lucu.
Merasa terganggu Jaemin membuka matanya dan segera tersenyum saat melihat wajah cantik kekasihnya. "Cantik." gumamnya.
"Sudah bangun tampan? Aku lapar, kaki ku pegal."
Jaemin tertawa mendengar rengek kan kekasih cantiknya. "Maafkan aku sayang." Jaemin bangkit dari tidur nya dan membawa kaki Irish ke pangkuannya.
"Kau mau makan apa sayang, kita pesan saja ya. Aku sedang tidak mood memasak." Jaemin memijat pelan kedua kaki Irish untuk menghilang kan rasa pegalnya.
"Oke, aku akan memesan."
Jaemin tersenyum sebelum memijat kembali kaki Irish, namun tak lama suara ketukan dari apartemen membuat Jaemin bangkit.
Melihat dari lubang pintu siapa yang mengunjungi dan ternyata itu adiknya. Park Jisung.