Ruangan luas menjadi ramai oleh tawa anak-anak. Kedua bocah kecil itu kerap berlarian di kaki para orang dewasa, seolah tak takut akan terjatuh. Padahal kedua orang tua mereka menyaksikan dengan was-was, karena pekerjaan membuat keduanya hanya mempercayakan anaknya pada sang manager.
"Hayo tertangkap kalian." Pria dewasa itu segera menggendong dua balita itu. Nafasnya sudah berderu lelah mengejar kedua bayi aktif ini.
Tepat saat dirinya datang putaran lagu terhenti, kedua anak digendongnya langsung bergerak ingin turun. Dengan hati-hati ia menurunkan anak-anak dari artisnya.
"Daddy, Papa."
"Dyyy, Paaa~"
Semua orang yang ada disana tersenyum gemas pada kedua balita yang belakangan ini sering mereka lihat.
"Jangan berlarian seperti itu nanti jatuh kakak adek." Tegur sang Daddy membuat kedua anak itu menghentikan larinya dan memeluk ayah mereka.
"Gemasnya, pasti tadi merepotkan uncle Sejun ya." Jaemin membawa gadis cilik itu pada pangkuannya manik nya menapa putranya sudah bergelung di pelukan Jisung.
"Hehehehe ~ tadi adek ajak kakak main kejar-kejaran Daddy."
"Nanti minta maaf pada uncle ya, kasian dia pasti cape kejar-kejaran Kakak dan adek." Jaemin mengusap peluh putrinya.
Jina mengangguk cepat. "Daddy mau Papa." Jina melihat Jisung tengah memangku Jemi dengan satu teman pucat ya. Manik Jisung juga menatap Jina.
"Oke, tapi jangan lari."
"Siap Daddy."
Jaemin menurunkan Jina dari pangkuan nya membiarkan anak-anaknya bermain dengan Papa nya. Jaemin mengusap keringat di dahinya dengan handuk. Mereka memang tengah rehearsal untuk comeback nanti.
"Uri Jaeminie terlihat dewasa sekali ya sekarang."
Jaemin melirik teman-teman nya yang duduk tak jauh darinya. Tersenyum singkat sebelum menegak minumannya.
"Tak aku sangka juga maknae kita sudah jadi seorang papa. Huh! Rasanya baru kemarin Jisungie tak lebih tinggi dari ku." ucap Renjun sembari melihat Jisung yang tengah bermain dengan anak-anak nya ditemani Chenle.
Haechan disampingnya menepuk pundak Renjun. "Memangnya Jisung pernah lebih pendek dari mu Huang?" tanyanya dengan wajah mengejek.
Renjun mendelik pada Haechan, mendengus sebal dan memilih mendekati Jisung dan anak-anak nya. Haechan terkekeh saja melihat Renjun ngambek.
"Meskipun Jisung lebih muda dari kita tapi aku bisa melihat sisi dewasa Jisung, maknae kita benar-benar sudah tumbuh dewasa." Ucap sang leader yang juga memperhatikan bagaimana Jisung merawat anak-anak nya.
Jaemin ikut bersandar dan menatap anak-anaknya. "Kau benar Hyung, tak aku sangka Jisung bisa menjadi ayah yang baik."
"Kau pun sama Jaemin. Kau ayah yang luar biasa untuk anak-anak mu. Aku tau tak mudah mengurus mereka ditengah jadwal yang padat. Tapi kau selalu menyempatkan diri melihat anak-anak mu." Jeno berucap setelah hanya diam saja.
Mark mengusak rambut setengah basah Jaemin. "Pokoknya adik-adik ku ini sudah tumbuh dewasa dan jadi pria yang keren. Hyung bangga pada kalian."
Jaemin tersenyum pada teman-teman nya. "Terima kasih juga sudah mau menerima Jina dan Jemi."
"Apa yang kau bicarakan, tentu saja kami menerima mereka. Siapa yang menolak anak-anak lucu dan menggemaskan seperti itu." Ujar Haechan.
Jaemin sempat takut teman-teman tak suka pada anak-anaknya tapi ternyata teman-temannya malah selalu menyuruh nya membawa Jina dan Jemi jika waktu luang. Baik Jisung dan Jaemin pun kerap membawa Jina dan Jemi menginap di dorm, tentunya atas ijin manager mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
IRISH [Selesai]
FanfictionRated 18+ Ini salahnya, salah membiarkan orang lain masuk ke dalam hubungan ia dan kekasihnya. Berawal dari rasa sayang nya pada Jisung. Irish tidak bermaksud menduakan Jaemin. Namun semakin lama rasa sayang itu berubah menjadi cinta. Cinta yang ta...