Pagi ini Irish bangun karena keram diperutnya. Jika begini pasti tamu bulanan nya akan datang. Sejenak Irish seolah teringat sesuatu, ia lupa bulan lalu sudah haid atau belum. Tamu bulanan sering sekali tak teratur bahkan pernah dua bulan tak datang membuat Irish panik karena takut dirinya hamil tapi setelahnya ia haid.
Tak mau pusing memikirkan itu Irish bangkit untuk membersihkan diri dan berangkat ke kafenya. Sudah seminggu ini Jaemin benar-benar sibuk, beberapa pesannya pun jarang sekali dibalas tapi Irish memaklumi nya.
Keluar dari kamar mandi Irish membuka lemari mencari baju untuk dipakainya. Manik gold nya terpaku pada satu kaus hitam milik pria bayi nya. Jemarinya begitu saja menarik kaus itu, aroma dari Jisung seolah masih menguar dari kausnya.
Rasa rindunya semakin menumpuk di relung hati sampai kaus Jisung dicium dan dibauinya. Irish merindukan bayi nya.
Di kafe Irish tersenyum membalas sapaan hangat karyawannya, siang ini kafe terlihat ramai jadi Irish membantunya seperti biasa. "Bagaimana pagi mu Jihyun?"
"Luar biasa Noona, pagi tadi aku bertemu wanita cantik dijalan."
Irish terkekeh saja. "Kau ini, disini juga banyak wanita cantik."
Jihyun yang tengah fokus membuat kopi melirik sejenak pada Irish. "Cantik tapi galak Noona apalagi Arin." Bisiknya diakhir kalimatnya.
Irish hanya tertawa saja, menata beberapa cemilan dan minuman pada nampan yang akan diantar.
Aroma kopi serta pastry tercium pekat area dapur biasanya Irish sangat suka aroma ini, tapi entah kenapa saat ini Irish merasa mual.
"Huek."
Irish segera berlari kearah toilet dan muntah, para pegawainya terlihat panik apalagi Arin sang manajer segera menyusulnya.
"Nona kau baik-baik saja?" Arin berdiri dibelakang Irish mengusap tengkuk atasannya.
Irish membersihkan mulutnya sebelum mendongak menatap Arin. "Aku baik-baik saja, seperti aku masuk angin."
"Kau istirahat saja di ruangan, tak perlu khawatirkan yang lain Nona." Arin mengantarkan Irish pada ruangannya. "Aku akan bawakan teh untuk mu."
"Terima kasih Eunie."
Arin mengangguk dan pergi untuk membawakan teh.
Irish menyandarkan tubuhnya pada sofa, matanya menerawang ke langit-langit ruangannya. Menepis segelas sesuatu kemungkinan terburuk dari kepalanya. Dirinya tidak mungkin hamil, tadi pagi di CD nya Irish melihat bercak darah itu artinya ia tengah haid dan tidak mungkin hamil kan.
Aroma Jisung kembali menyapanya dengan halus mampu menenangkan nya, itu pasti dari kaus Jisung yang dipakainya. Ya Irish memakai kaus Jisung. Irish seolah tak bisa melepaskan aroma menenangkan dari pakaian itu.
Ketukan pintu menyadarkan lamunannya, tersenyum kecil pada Arin dan kembali mengucapkan terima kasih.
"Sama-sama nona, beristirahatlah."
Irish mengangguk membiarkan Arin kembali kebawah untuk membantu yang lainnya. Irish menyicip teh hijau kesukaannya, lumayan sedikit bisa menenangkan perutnya yang nyeri.
•×•×•×•×•
Irish terkejut saat Jaemin ke kafenya tanpa mengatakan apapun.
"Nana kenapa tidak bilang ingin kesini." Irish bangkit dari kursinya mendekat pada Jaemin.
Pria kelinci itu mengulas senyumnya, melepas masker dan topinya lalu segera memeluk Irish erat. "Aku tengah syuting didekat sini sayang, jadi aku menyempatkan diri menemui mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
IRISH [Selesai]
FanficRated 18+ Ini salahnya, salah membiarkan orang lain masuk ke dalam hubungan ia dan kekasihnya. Berawal dari rasa sayang nya pada Jisung. Irish tidak bermaksud menduakan Jaemin. Namun semakin lama rasa sayang itu berubah menjadi cinta. Cinta yang ta...