Eps. M

310 28 0
                                    

"Hyung bukan kah apa yang aku katakan benar? Jisung belum dewasa dia belum mengerti tentang cinta, dia masih bodoh." Chenle terus menyakinkan isi hatinya tentang perkataan nya ini.

Mark merangkul bahu Chenle. "Aku tau kau khawatir akan keadaan Jisung, tapi Chenle asal kau tau maknae kita sudah dewasa, dia bukan lagi Jisung 5 tahun lalu yang masih remaja."

Renjun ikut mendekat pada adiknya itu. "Aku tau kau masih belum rela karena Jisungie kita sudah beranjak dewasa, kau masih denial akan fakta itu. Chenle yang harus kau tau meski Jisung sudah dewasa dia tetap adik kita, tidak ada yang berubah akan itu."

Chenle menunduk kepalanya, semua yang diucapkan oleh kakaknya adalah benar. Ia masih belum rela akan kedewasaan Jisung, ia masih terus menyangkal jika adiknya itu masih anak-anak, Chenle sangat khawatir dan takut akan kesedihan Jisung hingga tidak bisa berpikir dengan benar.

Seperti nya bukan Jisung yang belum dewasa tapi dirinyalah.

Jisung menatap sejenak pintu apartemen didepannya, sudah lima menit Jisung berdiri disana sebelum akhirnya mengetuk pintu itu.

Tiga kali ketukan berhasil membuat pintu itu terbuka, wajah cantik dengan mata sayu menatapnya terkejut. "Jisung."

"Noona." Bisiknya serak.

Setelah hampir sebulan keduanya tak bertemu akhirnya Jisung menemuinya lagi. Irish tak bohong jika ia tak merindukan bayi besarnya ini.

"Apa Jaemin Hyung disini Noona?" Tadi Jisung kehilangan jejak Jaemin, sebab hyung nya berkendara kencang. Jisung khawatir akan kakaknya itu.

Irish menggeleng, Jaemin nya tidak kesini bahkan semua pesannya tak dibalas. "Ada apa? Jaemin tidak ada di dorm? Tapi sore tadi dia bilang dia akan kembali ke dorm." Suara Irish terdengar panik.

Jisung tersenyum sedih. "Bisakah aku masuk Noona?"

Irish mendongak menatap manik hitam Jisung yang berkaca-kaca. Ia melebarkan pintunya mempersilahkan bayinya masuk. Didalam, Irish menerima pelukan erat bisa dirasakannya juga tubuh besar Jisung bergetar.

"Noona aku merindukanmu, sangat merindukanmu." Suara Jisung sama bergetar nya, Irish membalas pelukan Jisung. Ia juga merindukan bayinya, hidung bangirnya mencium rakus aroma khas Jisung yang dirindukan nya juga.

"Maaf, aku mengingkari janji ku untuk melupakan mu. Aku tidak bisa, tak akan pernah bisa. Rasanya sesak sekali Noona."

"Maafkan aku Jisungie ini semua salah ku."

"Tidak ini bukan salah mu Noona, bukan salah mu."

Irish menggeleng pelan, benar apa yang dikatakan Chenle padanya ini semua salahnya, keadaan ini salahnya. Andai ia bisa tegas pada hatinya ini semua tidak akan terjadi. Jisung dan Jaemin tidak akan bermusuhan, grup mereka tidak akan kacau karena nya. Irish yang bertanggung jawab akan ini.

Hati-hati Irish melepaskan dekapan Jisung, pria bayinya sudah tidur setelah cukup lama menangis. Irish meraih ponselnya untuk menghubungi Jaemin tapi nomor kekasihnya tidak aktif, ia semakin khawatir akan Jaemin. Tadi Jisung menceritakan semua keadaan di dorm dan kepergian Jaemin yang entah kemana.

Irish berdiri didepan jendela kamarnya, membiarkan cahaya bulan mengenai wajah pucat nya. "Nana kau dimana? Aku harap kau baik-baik saja." Gumam Irish sendu.

•×•×•×•×•

Sudah dua hari Jaemin belum memberinya kabar, hanya kabar dari Jisung jika Jaemin baik-baik saja. Pria kelinci itu kembali saat jadwal acara show akan dilaksanakan, para member setidaknya lega karena Jaemin masih cukup profesional dalam pekerjaan nya.

IRISH [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang