"Daddy, huuuaaa~ dek telbang."
Jemi tertawa senang, jemari mungilnya bertepuk tangan saat tubuhnya terangkat tinggi.
"Gemas sekali sih anak ku." Jaemin mengecupi pipi chubby Jemi dengan brutal, anak lelakinya itu segera berontak dari sang ayah.
"Huuuuaa~ pas, hiks ...." Jemi segera kabur setelah Jaemin merenggangkan pelukannya. Berlari menuju ibunya.
Pria dewasa itu beralih pada putri nya yang anteng bermain dengan boneka barbie nya.
"Putri Daddy fokus sekali sih." Jaemin itu gemas dengan anak-anaknya rasanya ingin terus ia ciumi dan peluk.
"Daddy ndak mau cium, pipi kakak masih melah." Jina segera siaga melihat sang ayah didekatnya. Jaemin tertawa gemas mengusak rambut panjang putrinya.
Tatapan nya beralih pada Jemi yang sudah anteng tiduran diambal dengan botol susu ditangannya. "Kakak tidak minum susu seperti adek?"
Jina menggeleng sekarang tangan kecilnya berpindah pada rambut Jaemin dan menyisirnya menggunakan sisir mungil barbie nya. "Kakak sudah besar."
"Masa sih sudah besar, ini hidungnya masih kecil." Jaemin menoel hidung bangir Jina, menggoda anak gadisnya.
"Kakak sudah besal tau Daddy." Kesalnya sembari menggembungkan pipi, Jaemin jadi ingin menggigit pipi tembem itu.
"Iya, iya sudah besar. Sini cium Daddy dulu."
Suara bel apartemen mengalihkan atensi Irish, wanita itu bangkit perlahan agar Jemi tak terganggu. Membuka pintu apartemen yang langsung di sambut seseorang yang dirindukan nya.
Jisung, tak banyak yang berubah dari Park Jisung. Wajahnya yang tampan sekarang bertambah tampan dengan garis rahang yang lebih tegas, manik bulatnya serta tatapan polosnya masih lah sama. Hanya tinggi nya yang terus bertambah sepertinya.
"Noona ..."
Suaranya terdengar lebih berat dari 4 tahun lalu, bayinya benar-benar sudah dewasa ya.
"Selamat datang Jisungie."
Bruk!
Irish sedikit mundur akan pelukan tiba-tiba Jisung, untungnya ia tak terjerembab kebelakang. Dibalasnya pelukan Jisung saat merasa tubuh besar itu bergetar, bisa Irish rasakan juga bahunya basah.
"Noona, Noona ...."
"Aku di sini bayi."
Jisung begitu merindukan wanitanya, selama 4 tahun rasanya sangat berat dijalani. Jika ia tak punya tujuan yang jelas mungkin sudah lama ia menyerah. Jaemin selalu menguatkan nya dan memecut mentalnya akan anak-anaknya nanti.
Akhirnya setelah sekian lama Jisung bisa kembali memeluk kewarasan nya. Jisung berharap ini benar-benar awal kebahagiaan nya, Jisung tidak akan membiarkan Irish pergi dari hidupnya lagi.
"Mommy, adek mau ee."
Suara lucu itu membuat pelukan keduanya terlepas, Irish melihat putrinya berdiri menatap penuh minat pada Jisung.
"Papa~"
Si cantik Jina langsung mengenali Jisung. Tubuh kecilnya menabrak kaki panjang Jisung dan dipeluknya dengan erat.
Harusnya sudah tidak syok karena Irish kerap kali mengirimi Jisung ataupun Jaemin foto anak-anak tapi sepertinya Jisung masih tetap syok.
"Papa kakak lindu." Gumamnya tak lama si cantik menangis. "Huuuaaaaa~"
Jisung semakin bingung tak tau harus melakukan apa. Irish segera menggendong putrinya, sepertinya anak-anak sudah mengantuk berhubungan ini memang sudah jam tidur siang mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
IRISH [Selesai]
FanfictionRated 18+ Ini salahnya, salah membiarkan orang lain masuk ke dalam hubungan ia dan kekasihnya. Berawal dari rasa sayang nya pada Jisung. Irish tidak bermaksud menduakan Jaemin. Namun semakin lama rasa sayang itu berubah menjadi cinta. Cinta yang ta...