2 ☆

90.6K 8.1K 335
                                    

Hari kelima, Klara diperbolehkan pulang. Setelah tiba di mansion keluarga Jaya, Naisa atau sekarang Klara langsung masuk ke rumah dan pergi ke kamarnya. Untung dia bisa mengingat di mana letak kamarnya. Oh bukan kamarnya tapi kamar Klara asli.

Eh anjir, ini kok ada tulisannya princess Klara? Lebay banget deh nih orang.

Klara pun langsung masuk ke kamar dan merebahkan dirinya ke kasur. Dia menghela napas. Untung selera warna favorit Klara sama dengan warna favorit Naisa, yaitu Hitam-putih. Yah walaupun Naisa lebih menyukai warna biru. Cat kamar Klara berwarna hitam putih, dan juga sangat nyaman dan dingin walau tanpa menghidupkan AC atau kipas angin.

Klara mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar, ia pikir Klara yg asli benar-benar suka dengan kesepian dan kesunyian, melihat tidak banyak barang di kamarnya, tapi Klara menutupinya dengan bersikap manja dan menyebalkan ke semua orang, supaya mereka tidak memandang lemah dirinya.

Klara takut, jika seseorang tahu kelemahan nya, orang itu akan menggunakan kelemahan itu untuk menghancurkan dirinya.

Sekarang Klara pun pergi ke lemari bajunya, ia melihat banyak pakaian berwarna pink, merah dan ada beberapa warna hitam dan putih yg merupakan baju rumah atau baju tidurnya. Selebihnya seperti warna pink atau merah adalah baju untuk pergi ke luar. Dan juga ada baju seragam sekolah yang terlihat ketat.

Njir, kok pada banyak baju warna pink ya? Nanti gue beli baju di mall aja.

Klara menghela napas berat, lalu merebahkan dirinya dikasur. “Gue gak tau apa yang gue lakuin setelah ini. Soalnya gak masuk akal banget.” Gadis itu memandang langit-langit kamarnya. Lalu, pikirannya melayang mengingat perkataan Klara asli di alam bawah sadar.

"Uhmm..? Ini dimana yak? Kok putih semua?"

"Hello!! Ada orang gak? Ini di mana?!! Woy! Kalau orang nanya tuh dijawab!!"

"Hai! " sapa seseorang di belakang Naisa. Naisa menoleh, lantas dia terkejut melihat kehadiran orang itu yang tiba-tiba seperti mantan yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

"Astaghfirullah! Kaget. Kok lo bisa di belakang gue sih? Eh? Tunggu... Wajah itu.." Naisa mengelus dadanya kaget, lalu matanya memicing seakan mengenali wajah orang itu.

"Ya, ini gue jiwa Klara yang asli."

"Hah!? Klara? Itu lo? Anjirr... Ternyata lo aslinya cantik banget ya kalau dilihat dari dekat. "

"Hehe makasih, soalnya baru pertama kali gue denger orang muji gue, dan orang itu lo. Makasih ya, untung gue gak salah milih orang. "

"Lo kok ada disini? Trus kenapa gue masuk ke tubuh lo? Dan tubuh gue mana?” tanya Naisa beruntun, Klara menatap Naisa jengah.

"Aelah, nanya nya satu satu anjir. Bisa robek nih mulut gue kalo Jawab pertanyaan lo semua."

"Ya udah satu satu aja. Tubuh gue mana?"

"Di kuburan."

“Lah?! Seriusan woy?!”

“Iya. Tubuh lo udah di tanah.”

“Astaghfirullah, lo ngomongnya difilter dulu kek. Sakit hati gue dengernya.”

“Lah? Kan fakta.”

“Iya-iya! Dedek mah pasrah aja!” Naisa berteriak frustasi. Dia mengacak rambutnya kesal. "Trus? Kok gue bisa disini?" lanjut Naisa dengan tampang judesnya.

"Itu gue yang minta. Soalnya gue masih gak mau mati kalau belum balas dendam sama orang yang nyakitin gue. Jadi gue do’a ada orang yang ngisi nih tubuh gue, dan orang terpilih tuh lo yang waktu matinya bertepatan saat matinya gue. Jadi, gue masih belum tenang kalau gue masih belum balas dendam. Nah, sekarang gue berada di alam bawah sadar lo, gue disini nyuruh lo balas dendam ke mereka. Jadi gue minta tolong yak Naisa, cuman lo yang bisa bantu gue."

"Mm.... kalau gue bantu lo, apa yang gue dapat?"

Bad Girl Transmigrasi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang