SZA - Good Days
•••
Malas sebenarnya untuk seorang Biantara pergi keluar jauh dari rumah. Apalagi kalau bukan untuk berlibur. Yang awalnya sudah merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukannya di rumah terpaksa harus ditunda karena perintah dari pihak organisasi.
Iya, Bian ikut organisasi di kampus yang mana sebenarnya dia hanya ikut-ikut temannya tapi malah sekarang dia yang paling diandalkan disana. Mau protes tapi ya gimana emang salah sendiri ikut-ikut. Nyusahin diri sendiri.
Dan sekarang dia dipercaya ikut mewakilkan kampusnya untuk datang ke acara Temu Nasional di Malang. Jauh kan? Iya bagi Bian itu jauh. Dia yang anak rumahan makin males aja untuk dateng ke acara. Ya walaupun gak sendirian, not bad lah.
"Bunda, aku berangkat ke kampus dulu." Teriaknya saat sedang memakai sepatunya.
Bundanya yang berada di dapur menghampiri anak semata wayangnya tersebut. "Iya hati-hati. Kamu berangkat sendiri? Gak bareng sama Lais?"
"Engga ah, males sama dia. Ngaret banget bun." Dengan bibir yang mengerucut ngomel-ngomel bukannya terlihat garang justru Bian terlihat Imut membuat bundanya gemas sendiri.
"Yaudah iya sana berangkat nanti telat." Mendengar itu akhirnya Bian mencium tangan bundanya pamit dan pergi.
•••
Sesampainya di kampus Bian langsung masuk ke sekre Himanya. Engga banyak anggota yang hadir karena hari ini memang dikhususkan untuk anggota-anggota yang menjadi perwakilan untuk melakukan briefing.
Gak kaget sebenarnya dia pas liat kalau si Lais belum sampai ke kampus. Kebiasaan banget memang. Di dalem sekre baru ada Dion, Chen sama bang Saddam.
"Gak bareng Lais lo?" Tanya Dion saat Bian mengambil tempat duduk di sampingnya.
"Gak. Males anjir, lo tau sendiri ngaretnya tuh setan macem mana." Dion mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti. Baginya iyain ajalah emang bener Lais kalo telat gak tahu diri.
"Diem lo tumben. Biasa bacotnya naudzubillah." Chen yang mendengar dan mendapatkan tepukan dari Bian natap sengit temennya itu.
"Gak usah ganggu. Kesel nih gue pen rebahan aja malah suruh berangkat gini."
"Yaelah disini juga lo cuma duduk doang. Banyak protes banget lo." Sarkas bang Saddam. "Syukur nih gue ngasih kesempetan liburan buat lo pada. Berguna dikit jadinya di sini."
Memang mereka sudah sedekat itu dengan ketua Himanya, bang Saddam. Jadi protes kayak gitu gak bakal segan.
"Ya masalahnya lo ngajaknya pemalas gini gimana mereka gak pada ndumel, ada-ada aja si lo bang." Timpal Dion.
"Sekarang gue tanya, lo pada di sini udah berkontribusi apa aja buat organisasi?"
Skakmat. Gak ada yang bisa jawab. Sebenarnya di sini yang paling niat sama organisasi ya cuma Dion doang, yang lain karena paksaan Dion sebenernya, katanya gak mau daftar sendirian.
Tololnya yang lain iya-iya aja dengan iming-iming bakal famous di kampus tanpa tahu tugas yang menanti. Pas udah tau, nyesel semua masuk. Kan memang tolol, yang bener Dion doang. Chen juga cuma dikit doang benernya. Biang rusuhnya ya Bian sama si Lais.
Setelah 20 menit berlalu akhirnya Lais dateng juga. Gak elit banget datengnya, rambut berantakan udah gitu ngos-ngosan lagi.
"Dah selesai Lais rumput laut, lo ngapain dateng?" Lais yang mendengar ejekan Bian cuma bisa mendengus aja. Tau betul reaksi temannya kalau dia telat begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERENDIPITY ; Chanbaek Lokal
FanfictionJatuh cinta secara tidak terduga. Tidak perlu terburu-buru karena memang ini sudah takdirnya. I swear we're meant to be. Chanbaek lokal bxb