Meet You

1.6K 133 17
                                    


Sam Kim - Love Me Like That

•••

Weekend begini harusnya memang paling enak malas-malasan saja dirumah. Entah bermain ponsel ataupun menonton film/series seharian.

Namun beda lagi kalo weekend ini ada seseorang yang akan berkunjung.

Bian bangun pada pukul sepuluh pagi. Semalam dia marathon series The Umbrella Academy makanya yang biasa dia bangun jam delapan ini malah bangun jam sepuluh.

Semalam Chandra sudah menghubungi kalo sepertinya mereka akan tiba di Jakarta saat sore, karena itu Bian sedikit tenang kala melirik jam disamping nakas tempat tidurnya.

Pria mungil tersebut bangkit dan berjalan menuju arah kamar mandi untuk membasuh mukanya dan menggosok gigi. Setelah selesai baru dirinya turun untuk mengisi perut kosongnya yang sedari tadi menjerit minta diisi.

“Morning bun, yah.” Ucapnya sembari memberikan kecupan singkat pada kedua orangtuanya.

“Siang banget kamu sayang bangunnya? Kebanyakan nonton kan tadi malem?”

Mendengar tudingan bundanya membuat Bian terkekeh canggung, aduh kenapa harus dibahas kalo gitu pasti ayahnya juga ikutan ngomel.

“Jangan begadang gak jelas begitu, siangnya kan bisa buat jadwal nonton. Kalo nonton juga gelap-gelap kan pasti? Nanti mata kamu bermasalah loh. Besok-besok jangan begadang buat nonton lagi.” Nahkan.

“Haduh iya-iya capt tenang aja besok-besok engga lagi kok.”

Bunda menggelengkan kepalanya maklum, Bian nih udah sering dibilangin buat jangan begadang begitu tapi memang anaknya saja yang keras kepala. Tapi memang terkadang nonton pada jam malam saat suasana rumah sepi sangat mendukung suasana untuk fokus pada jalannya cerita yang kita tonton.

Bunda menyerahkan roti yang sudah ia toast pada Bian. Dan Bian mengambil selai kacang untuk mengoleskannya pada rotinya. Bian sendiri memang lebih suka rasa gurih dari selai kacang daripada rasa manis dari selai-selai lainnya, terkadang rasa manis cepat membuatnya bosan.

“Yah hari ini aku mau izin main, boleh?”

Ayah yang tengah fokus membaca berita di koran mendongak untuk melihat wajah putranya. “main kemana? Weekend gini mending di rumah ajalah dek.”

“Ih aku pengen main aja masa gak boleh? Nanti anaknya jadi anti sosial gak pandai bergaul mau emang ayah?”

Ayah hanya memutar kedua bola matanya malas, anaknya nih berlebihan sekali memang. “Bukan gak boleh, lagian kamu biasanya paling mager kalo disuruh keluar weekend gini. Diajak bunda ayah jalan-jalan juga selalu gak mau karena lebih suka di rumah.”

Bian terkekeh canggung, memang kalo diajak jalan-jalan pria mungil tersebut selalu menolak. Alasannya karena lebih suka di rumah. Tapi tidak selalu dia begitu, karena ya bagaimanapun family time itu kan penting.

“Sekarang lagi gak mager, udah janji juga sama Dion sama yang lain.”

“Main dirumah Dion dek?” Kali ini bunda ikut bergabung dalam obrolan.

Bian menganggukkan kepalanya. “Huum, tapi paling juga jalan-jalan sebentar kemana gitu.”

“Gapapa izinin aja yah.”

“Yayayaya boleh yah?”

Ayah sendiri menghela nafas sembari menatap bergantian bunda lalu Bian dan akhirnya mengangguk, mengizinkan anaknya untuk pergi main dengan temannya. Membuat Bian memekik senang dan berdiri untuk memeluk leher ayahnya dan mengucapkan terimakasih.


SERENDIPITY ; Chanbaek LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang