Mengenal

1K 149 18
                                    

Ed Sheeran - How Would You Feel


•••

Diam. Itu yang Bian lakukan sekarang. Entahlah pikirannya penuh akan ajakan Chandra yang tiba-tiba. Bukannkah memang ini yang dia inginkan? Tapi kenapa ia terlihat gelisah bukannya senang?

Bukan tidak mau menerima ajakan Chandra, tapi bukankah ini terlalu cepat? Hanya hitungan hari masa iya Chandra seyakin itu ngajakin dia pacaran. Maksud Bian tuh pengen Chandra confess perasaan aja dulu dan memulai pendekatan yang lebih serius tapi kalau udah begini kejadiannya, dia harus apa?

Itulah alasan kenapa dia langsung melengos pergi sesaat setelah mendengar ajakan Chandra. Meninggalkan Chandra dengan pikiran lelahnya akan sikap Bian.

Sejak selesainya kunjungan mereka di MTD, keduanya belum sempat berbicara kembali. Keterdiaman Bian dan sibuknya Chandra mengurusi acaranya membuat keduanya sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri.

Suasana tenang di bus membuat Bian bisa lebih leluasa bergalau ria tanpa gangguan dari temannya seperti saat keberangkatan mereka. Mungkin karena capek berkeliling di MTD, semua rombongan yang berada di bus Bian tertidur dengan nyenyak. Hanya sebagian yang masih membuka matanya, termasuk Biantara.

Bian berpikir apakah dirinya keterlaluan saat tadi meninggalkan Chandra tanpa sebuah jawaban? Niatnya bukan begitu hanya saja ini terlalu tiba-tiba untuknya. Mungkin setelah di Homestay ia akan mengajak Chandra untuk membicarakan masalah ini kembali.

Suasana yang tenang dan lagu jazz yang terputar di earphone membuat ia merasakan kantuk dan mulai bergabung bersama yang lainnya, mengarungi alam mimpi.

•••

Bian terbangun saat merasakan bus telah berhenti, diliatnya dari jendela bus dan terpampang gedung binus kampus di depan matanya. Mereka telah sampai di halaman kampus ternyata.

Segera Bian membangunkan teman di sampingnya untuk mengajaknya turun dari bus. Dion dengan rasa kantuk yang masih menyerang hanya menghela nafasnya dengan kasar saat tidurnya terganggu. Membuat Bian mendengus dan turun terlebih dahulu sebelum ikut membangunkan Lais dan Chen.

Bian meregangkan kedua tangannya ke atas sesaat setelah turun dari bus. Tidur di kursi bus memang selalu tidak enak, pasti selalu bikin badan pegal.

Suara tawa yang berada di sampingnya membuat atensinya beralih ke samping dan menemukan Chandra sedang tertawa dengan rekan satu panitianya. Millie, perempuan itu bahkan sesekali memegang bahu Chandra saat tertawa.

Centil.

Keduanya bersitatap, Bian hanya memandang malas ke arahnya dan tanpa di duga Chandra juga melakukan hal yang sama. Bahkan segera melengos pergi, membuat Bian menganga tidak percaya.

Bukankah ia pria yang sama dengan yang mengajaknya berpacaran tadi di MTD? Kenapa sikapnya bisa berubah cepat seperti itu. Bian merasa rasa bersalahnya sia-sia saja saat melihat oknum dari objek rasa bersalahnya malah asik dengan orang lain.

“Oy, napa lo? Kesel banget kayaknya.” Celetuk Chen sembari menyenggol bahu Bian membuat pria mungil tersebut menatap sengit temannya.

Chen yang ditatap seperti itu ngeri juga, Bian setelah ikut Temnas kenapa jadi aneh begini dah. Mending gak usah ikut aja harusnya, pikirnya. “Kenapa sih? Lagi marah ya? Sama siapa?”

“Awas lo.” Chen segera menyingkir saat Bian berjalan melewatinya membuat ia memutar bola matanya malas.

“Lo mo kemana?”

SERENDIPITY ; Chanbaek LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang