29. New Secret.

1.2K 283 295
                                    

Hello!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yaa.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Sakit itu ketika apa yang dipikirkan selama ini bukanlah bagian dari kenyataan sesungguhnya."

***

Beda dengan kebiasaan orang lain. Seorang perempuan bernama Rachel itu memiliki kebiasaan yang berlawanan dengan orang-orang sekitarnya.

Jika biasanya orang-orang di sekitarnya memilih menghabiskan waktu dengan sekadar minum beberapa gelas minuman keras ketika mereka dilanda masalah atau sedang tidak baik-baik saja perasaannya, maka beda dengan Rachel.

Perempuan itu terlihat sangat bahagia. Bahkan ketika ia meneguk minuman kerasnya, senyumnya masih tercetak jelas.

Ia sedang bahagia. Dan kebiasaannya adalah minum minuman keras ketika dirinya bahagia.

Rachel bukanlah seseorang yang suka minum minuman keras. Tapi, untuk beberapa momen, ia butuh itu.

Salah satunya adalah ketika ia bahagia. Karena Rachel bukanlah seorang peminum, dia akan mabuk bahkan ketika minuman yang ia minum belum cukup dua tiga.

Sama seperti saat ini. Dia baru meneguk minuman tersebut sebanyak satu setengah gelas. Tapi, dirinya sudah hampir limbung.

"Apa Anda ada seseorang untuk dihubungi, Nona?" tanya seorang bartender pada Rachel.

Rachel menatap bartender tersebut dengan tatapan sayunya. Wajahnya mulai memerah. Kepalanya terasa pusing. Dan matanya sudah sangat ingin untuk tertutup rasanya.

"Aku punya teman. Tolong hubungi salah orang yang nomornya ada di sini," ujar Rachel sedikit tidak jelas sembari menyerahkan ponselnya.

Bartender tersebut memeriksa ponsel Rachel. Ia sedikit tertegun. Hanya ada empat nomor yang ada di sana.

Ia tidak tahu harus menghubungi siapa. Di riwayat telepon juga tidak ada jejak apa pun.

Hingga pada akhirnya, lelaki tersebut menekan sebuah kontak nama yang ada di sana dan menghubunginya.

Setelah bicara singkat dengan seseorang yang baru saja ia hubungi, bartender tersebut kembali menyerahkan ponsel milik Rachel.

"Teman Anda akan segera datang, Nona."

Rachel hanya mengangguk kecil. Ia sudah terlihat tidak mampu menahan segalanya.

Yang terjadi berikutnya, kepalanya terjatuh begitu saja di atas meja bar. Kesadarannya sudah tidak dapat ia kontrol.

Beberapa waktu kemudian, seorang lelaki dengan wajah kesalnya masuk ke dalam sebuah bar yang menjadi tempat berpijaknya Rachel sekarang ini.

Nafasnya berhembus kasar ketika ia menemukan sosok Rachel tak sadarkan diri di atas sofa.

"Apakah Anda adalah temannya?" tanya bartender tersebut.

"Ya. Apa dia tidak sadarkan diri?"

"Iya, Tuan. Saya memindahkannya di sofa."

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang