42. Let Me, Please.

1.3K 224 84
                                    

Hello!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yah.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur kalau aku nulis sesuatu yang mirip dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Terkadang Tuhan mengirimkan orang yang kita inginkan hanya untuk melepas rindu saja, bukan untuk memilikinya kembali."

***

Kedua mata milik seorang gadis yang sudah beberapa jam tertutup itu akhirnya kembali terbuka dan menampilkan bola mata indahnya meskipun pandangannya terlihat sangat sayu.

Pergerakan jemarinya membuat sosok lelaki yang sedari tadi terjaga di sampingnya itu langsung fokus padanya.

Pun perempuan itu juga sama. Ketika matanya terbuka dengan sempurna, ia terkejut ketika menemukan sosok yang tidak ia duga berada di sampingnya.

"Kau gila?" tanya perempuan itu pelan.

"Bagaimana perasaanmu? Katakan padaku bagian mana yang sakit."

"Apa kau gila, Oh Sehun? Apa yang kau lakukan di sini?" bentaknya pada lelaki tersebut.

Oh Sehun, lelaki yang sedari tadi berada di sampingnya menatapnya dengan tatapan tenangnya.

"Aku di sini hanya untuk melihat bawahanku yang sedang sakit. Salahnya di mana?"

Kim Rachel.

Adalah perempuan yang baru saja terbangun dari pingsannya itu menatap Sehun dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku mohon pergilah dari sini," pinta Rachel dengan suara paraunya.

"Dia belum tentu mengidap MERS seperti dugaanmu."

"Tetapi dia juga belum tentu bersih. Apa yang kau lakukan di sini? Pergilah!" ujar Rachel sembari mendorong Sehun menggunakan tangannya yang masih terasa lemas itu.

Alih-alih pergi, Sehun malah menggenggam tangan milik perempuan itu sembari menunduk menyembunyikan wajahnya.

Lebih tepatnya, ia sedang menyembunyikan cairan bening yang malah mendesak keluar di waktu yang tidak tepat.

Ketika melihat pundak Sehun bergetar, Rachel berhenti untuk mendorong Sehun.

"Sehun ...."

"Aku tidak bisa! Aku tidak bisa meninggalkanmu. Aku yang memohon padamu. Tolong jangan usir aku," lirih Sehun pelan.

Rachel melepaskan tangannya dari genggaman milik Sehun. Dengan sisa tenaga yang ia punya, ia mencoba untuk mendudukkan dirinya.

"Lihat aku, Oh Sehun!" ujarnya sembari menggerakkan wajah milik Sehun agar menatapnya.

Kini ia dapat melihat dengan bebas kedua mata Sehun menangis di hadapannya setelah sekian lama.

"Keluar dari sini. Bagaimana jika dia positif? Kau punya penyakit bawaan! Kau bisa mati jika terkena virus itu, Sehun."

"Lalu, bagaimana denganmu? Fisikmu lemah. Kau pikir aku bisa tenang setelah melihatmu terjatuh begitu saja di hadapanku?"

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang