38. Rachel vs Stefy

1.4K 257 78
                                    

Hello!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yah.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur kalau aku nulis sesuatu yang mirip dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah yang terbaik versi Tuhan."

***

Rachel melangkahkan kakinya menyusuri koridor rumah sakit tempatnya bekerja dengan langkah pelannya.

Dirinya hari ini tidak ada pasien rawat jalan ataupun rawat inap. Jadi, hari ini dirinya hanya datang untuk menandatangani berkas penting, kemudian hendak kembali ke apartemen.

"Dokter Kim Rachel!"

Perempuan tersebut berhenti melangkah. Ia menoleh dan menemukan sosok Stefy yang tak jauh darinya.

"Ada apa, Dokter Stefy Kim?" tanya Rachel pada sosok Stefy.

"Sepertinya akhir-akhir ini kau sangat sibuk. Aku bahkan hampir tidak pernah melihatmu."

"Pasien membeludak beberapa hari belakangan ini. Aku hanya menghabiskan waktu untuk memeriksa pasien di ruanganku," jelas Rachel.

"Ah, ternyata karena pasien. Aku pikir karena rumor yang sedang beredar," ucap Stefy dengan senyumnya.

Rachel tahu bahwa pertemuannya dengan Stefy akan berakhir seperti ini. Jujur saja, ia sangat lelah. Dirinya hanya butuh istirahat sekarang ini.

"Aku tidak berniat untuk membicarakan hal itu sekarang. Aku sangat butuh istirahat. Aku permisi," ujar Rachel kemudian berlalu dari sana.

Namun, langkahnya berhenti begitu saja ketika suara Stefy kembali menyapa telinganya.

"Apa kalian betulan saudara?"

Rachel sama sekali tidak berniat untuk menoleh. Namun, karena dirinya menghargai Stefy yang merupakan seniornya di rumah sakit tersebut, ia memaksa dirinya agar berbalik.

Wajah datarnya bertemu dengan wajah datar milik Stefy. Tapi, kali ini Rachel sama sekali tidak berniat untuk menghargai Stefy kali kedua dengan cara tersenyum.

"Pertanyaanmu menegaskan bahwa kau betulan tidak tahu apa-apa tentang Sehun," ujar Rachel yang saat ini tidak peduli tentang apa yang bisa terjadi karena ucapannya.

Kalian pernah merasakan berada di titik lelah sekali, bukan? Bahkan untuk hal sepele pun kalian bisa saja meledak saat merasa lelah. Yang kalian butuhkan hanyalah istirahat.

Sama dengan Rachel. Rachel hanya butuh istirahat sekarang. Dan ia siap meledak untuk saat ini.

"Apa sekarang kau mengejekku karena tahu rahasiaku?" tanya Stefy yang masih bernada tenang.

"Tidak. Hanya saja aku benar-benar sadar bahwa hubungan kalian tidak sehat. Sebentar lagi kau bilang bahwa kalian akan menikah. Namun, aku berpikir bahwa menikah dengan Sehun terlalu mustahil bagimu."

Stefy mengepalkan tangannya. Dirinya mulai tidak bisa terima apa yang Rachel katakan.

"Perkataanmu melukai perasaanku, Dokter Kim Rachel," ujarnya sambil tersenyum dingin.

"Jika tidak ingin terluka lebih jauh, biarkan aku pergi. Jangan menghalangiku. Sebab, menghalangiku sama halnya jika kau menyakiti dirimu sendiri."

Rachel kembali membalikkan badannya. Kali ini dirinya betulan berniat untuk pergi. Namun, lagi-lagi suara Stefy kembali menghentikan langkahnya.

"Padahal kau hanya seorang pembunuh. Mengapa kau sangat sombong sekali?"

Perkataan Stefy sukses membuat darah Rachel mendidih. Ia menoleh dan menatap Stefy dengan tatapan dinginnya.

"Kenapa? Kau terkejut? Kau tidak menyangka jika aku tahu rahasiamu, kan? Kau itu hanyalah mantan sahabat Sehun yang telah membunuh istrinya Sehun di masa lalu!"

Bukannya meledak, Rachel malah tertawa. "Awalnya aku bersimpati padamu. Kenapa Sehun bisa tidak suka pada perempuan baik sepertimu? Kini aku sadar. Kau terlalu bodoh untuk bersanding dengan Sehun. Seharusnya kau menikah dengan orang lain. Kau tidak cocok dengan Sehun."

"Apa kau bilang? Berani-beraninya kau mengataiku bodoh! Aku seniormu!"

"Kini satu persatu sifat burukmu mulai terungkap. Pantas saja Sehun tidak suka padamu. Aku beritahu kau rahasia. Sehun benci perempuan yang suka mengurusi privasi orang. Sehun juga benci perempuan yang sok tahu. Dia juga benci perempuan yang mempunyai banyak sifat buruk."

"Semoga kau sadar bahwa kau itu betulan tidak cocok bersanding dengan Sehun." Setelah mengatakan itu, Rachel langsung pergi begitu saja meninggalkan Stefy di sana dengan segala amarahnya.

Inilah Rachel. Perempuan itu tidak sesabar tampangnya. Rachel tidak suka diam jika dirinya ditindas. Jadi, tidak ada yang bisa menghalangi Rachel jika sedang marah.

Perempuan itu berjalan menuju ke apartemennya dengan perasaan kesalnya. Dan kesalnya semakin bertambah ketika dirinya berpapasan dengan Sehun di lorong kamar mereka.

"Aku sahabatmu yang membunuh istrimu? Cerita macam apa itu?" tanya Rachel pada Sehun tanpa basa-basi.

Sehun yang baru saja keluar dari kamarnya mendadak kebingungan karena perkataan Rachel.

"Apa maksudmu?"

"Apa yang kau katakan pada Stefy hingga ia mengatai diriku demikian?" tanya Rachel dengan nada kesalnya.

"Aku tidak peduli tentang Stefy. Tanyakan saja padanya."

Rachel menatap Sehun dengan tatapan frustasinya. "Kalian benar-benar serasi!" ujarnya kemudian menekan sandi apartemennya.

"Jangan berurusan dengan Stefy. Dia itu menyebalkan," ujar Sehun saat Rachel hendak masuk di dalam apartemennya.

Perempuan tersebut menoleh menatap Sehun yang sedang berdiri tegak di belakangnya.

"Dan kau tahu bahwa aku lebih menyebalkan jika dibuat kesal. Katakan pada Stefy untuk berhenti menggangguku. Lagi pula, kenapa kau bisa bertunangan dengan perempuan sepertinya? Perempuan di dunia ini banyak!"

"Aku tidak percaya perempuan lagi sejak kau melakukan hal kejam padaku."

Rachel merapikan posisinya. Ia menghadap Sehun dengan posisi yang rapi.

"Apa pernah kau bertanya mengapa aku melakukan itu? Apa pernah kau mencari tahu kenapa aku melakukan itu? Apa pernah, Oh Sehun?"

"Untuk apa aku mencari tahu jawabannya jika aku sudah tahu?"

Rachel mendesah panjang. "Inilah manusia. Mereka selalu cepat percaya pada diri sendiri. Aku pikir hanya Stefy yang bodoh. Rupanya kau juga sama bodohnya dengan dia."

Perempuan tersebut langsung masuk ke dalam apartemennya sembari membanting pintu begitu saja.

Sementara Sehun menatap pintu apartemen Rachel yang baru saja terbanting.

"Dan kau tetap jadi perempuan paling kejam yang pernah aku temui," lirihnya sembari menatap sebuah foto kecil yang ada di genggamannya.

***
B e r s a m b u n g

Yuhuuuuuu

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang