1. Handsome Doctor.

5.2K 477 246
                                    

Hello.
Apa kabar?
Hmmm. Ada yang baru nih. Haha.
Serius, sebenarnya work ini belum mau aku publish. Tapi, umur gak ada yang tau kan. Jadinya, publish ajalah.

Supaya aku sempat publish. Kalian sempat baca. Adapun kalau kita gak bisa ketemu sampai akhir. Itu sudah takdir.

Kok ngomong gini yah. Merinding.

Dan karena ada suami ketigaku aka Yoo Yeon Seok. Aku beneran gatal mau publish. Jadinya dipublish deh.

Semoga suka yah.

Happy Reading.

***

"Hanya karena kau tidak seberuntung orang lain, jangan anggap dirimu tidak ada apa-apanya. Well, kita lahir karena kita adalah orang terpilih. Itu sudah lebih dari cukup untuk jadi suatu kebanggaan tanpa harus fokus terhadap orang lain."

***

"Pasien datang!"

Semua orang yang ada di lingkup IGD sebuah rumah sakit besar langsung berlarian ke arah sejumlah pasien yang baru datang.

Korban kecelakaan sebuah bis.

Supir dan dua orang penumpang dinyatakan meninggal di tempat. Sementara dua puluh orang penumpang lainnya mengalami luka-luka. Mulai dari luka ringan hingga luka parah.

"Perawat Cho, tolong pisahkan pasien yang mengalami luka ringan dengan luka parah," ucap seorang lelaki ber-snelli putih yang langsung memberi sebuah perintah ketika dirinya baru sampai.

Cho Hyemi, perawat yang diberikan perintah tersebut langsung mengangguk paham dan mulai menjalankan tugasnya dengan lincah.

Sementara itu, lelaki yang merupakan seorang dokter tersebut langsung berlarian menghampiri seorang pasien yang tiba pertama di sana.

"Detak jantungnya teratur. Dan ada cedera di pergelangan tangan kirinya. Katanya daerah dekat ibu jarinya mati rasa," sahut petugas 119 yang datang bersama dengan para korban kecelakaan tersebut.

Dokter tersebut menekan daerah sekitar ibu jari pasien yang merupakan seorang lelaki berumur sekitaran lima puluh tahun itu. "Apa Anda bisa merasakannya?"

"Tidak," ucap pasien tersebut dengan susah payah karena merasa kesakitan pada bagian tubuhnya yang lain.

"Hey, Intern!" teriaknya pada mahasiswa magang yang berada tidak jauh darinya.

"Tulangnya sepertinya ada yang patah. Sirkulasi darahnya baik-baik saja, tapi kurasa saraf median-nya rusak. Jadi, belat tangannya dan lakukan pengobatan serangkaian pergelangan tangan. Ambil X-ray di bagian lengan anterior-posterior lateral. Dan lakukan reduction segera mungkin," titahnya.

"Baik, Dokter."

"Dokter Oh! Di sini!"

Lelaki tersebut menoleh, kemudian berlari lagi menghampiri pasien yang lain.

"Dia hampir tidak memiliki denyut nadi. Kurasa kita harus melakukan diseksi arteri poplitea. Tolong lakukan ekstremitas angiography dengan rendah pada dirinya," perintahnya pada seorang perawat yang ada di sana.

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang