18. Her Tears

2K 360 433
                                    

Hello.
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan saran.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Tuhan selalu tahu cara untuk mempertemukan dua manusia di muka bumi ini."

***

"Kau hebat, Dokter Kim."

Sosok perempuan yang sedang sibuk menyeruput es kopinya itu menoleh menatap seorang lelaki yang ada di sampingnya.

Kedua alisnya terangkat. "Hm?"

"Kau menyelamatkan sang bayi dan juga ibunya."

Kim Rachel.

Perempuan yang masih memakai baju kerja khas dokter berwarna biru itu tersenyum tipis menanggapi pujian Yoo Yeon Seok yang baru saja dilayangkan padanya.

"Bukan aku yang menyelamatkannya. Sehun membantuku."

"Padahal aku yang ingin membantumu. Tapi aku datang terlambat."

Rachel tersenyum simpul. "Aku tidak suka berada di posisi itu. Aku tidak suka berhadapan dengan bayi dan perempuan hamil."

Yeon Seok menatap Rachel dengan tatapan seriusnya. "Apa aku boleh bertanya?"

"Silakan."

"Kenapa kau terlihat sangat terbebani jika berhadapan dengan bayi atau wanita hamil?"

Setelah memasang senyum simpulnya, perempuan itu memasang senyum tipisnya.

"Aku pernah gagal menyelamatkan bayi. Padahal ibunya sangat menginginkannya."

"Pasienmu?"

Rachel menggeleng. "Anggap saja orang itu adalah kenalanku."

"Bagaimana ceritanya?"

"Singkatnya, aku gagal menyelamatkan bayi tersebut. Padahal ibunya sudah sangat menjaganya. Tapi aku justru gagal," jelas Rachel dengan sorot mata kecewanya.

Itu adalah cerita sakit dari masa lalunya. Bagi sebagian dokter, hal paling menyedihkan itu ketika mereka tidak mampu untuk menyelamatkan pasien mereka.

Ada rasa sakit tersendiri yang muncul di dalam sana ketika mereka tak mampu berhasil menyelamatkan nyawa dari pasien mereka.

Sebagian lagi menganggap hal tersebut adalah hal yang wajar. Sebab, nyawa manusia bukan di tangan mereka.

Dokter itu layaknya asisten Tuhan. Mereka membantu Tuhan dalam hal yang menyangkut nyawa para manusia.

Tapi Rachel berbeda, perempuan itu selalu menekankan pada dirinya untuk berhasil menyelamatkan semua nyawa yang telah ditakdirkan padanya untuk ia tangani.

Dan ketika dirinya tidak berhasil, maka rasa kecewa tidak dapat ia pungkiri.

"Dan kau merasa bersalah?"

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang