17. Supposing

1.7K 372 370
                                    

Hello.
Apa kabar?
Semoga sehat terus, yah.
Jangan lupa kritik dan saran.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

Pagi berganti siang.

Siang berganti sore.

Dan sore berganti malam.

Dari pagi sampai malam tiba, sosok perempuan berambut panjang yang masih setia berada di IGD itu menahan lelahnya.

Berkat Sehun, sang direktur baru rumah sakit tempatnya bekerja tidak menyukainya, ia diberi tugas sebanyak mungkin.

Bahkan sebentar lagi ia harus keluar dari sana.

Ia ingin menangis dan ingin bicara bahwa ini tidak adil. Tapi, ia tak mampu. Ia ingin berteriak tentang betapa tidak profesionalnya Sehun karena menyangkut pautkan masalah pribadi mereka ke masalah pekerjaan, tapi ia juga tak mampu.

Sebab, ia tahu bahwa perasaan Sehun terluka hanya karena kehadirannya di sana.

Perasaan Sehun dua kali lebih terluka ketika melihat wajahnya. Jadi, ia mengurungkan niatnya untuk protes.

Sebab apa yang ia rasakan, mungkin tidak sebanding dengan perasaan Sehun.

Ia menghembuskan nafasnya panjang, ia sangat lelah dan butuh istirahat.

Tapi mau bagaimana lagi, ia satu-satunya dokter yang ditugaskan di sana untuk berjaga.

Dokter lain baru akan datang ketika Rachel tidak mampu memeriksa semuanya.

Karena hari ini pasien IGD datang satu persatu, Rachel akhirnya yang memeriksa mereka semua.

Benar-benar menguras tenaga.

Suara telepon IGD berbunyi, membuat perawat yang memang bertugas untuk mengangkat telepon di IGD langsung bergerak.

Rachel jadi menatap perawat tersebut was-was. Jika sudah ada telepon di jam yang kini menunjukkan pukul dua puluh itu, maka ia yakin akan ada keadaan serius kali ini.

"Dokter Kim! Telepon untuk Anda."

Rachel yang sedang memperhatikan perawat itu langsung berlari kecil menghampiri perawat tersebut kemudian meraih telepon yang langsung disodorkan olehnya.

"Halo."

"Aku Sehun."

Rachel memicingkan matanya. "Kenapa?"

"Akan ada korban kecelakaan yang tiba di IGD. Sebagian dokter umum dan dokter spesialis sedang rapat saat ini di rumah sakit lain. Hanya sedikit dokter di sana. Kau bisa melakukan penanganan untuk korban dulu, kan?"

"Korbannya ada berapa?"

"Kurang lebih tujuh orang."

Mendengar hal tersebut membuat Rachel langsung membelalakkan matanya. Ia terkejut tentu saja.

Tujuh orang bukan sesuatu yang sedikit. Tujuh orang tidak sama dengan tujuh gula-gula.

"Sebanyak itu?"

"Aku akan segera datang bersama seorang pasien sepuluh menit lagi. Lagi pula, penanganan pertama sudah aku lakukan di sini. Baekhyun dan Yeon Seok juga menuju di sana. Paling cepat mereka tiba setengah jam lagi. Jadi, urus pasien dan tunggu aku tiba."

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang