21. Bad and Panic Day.

1.6K 316 555
                                    

Hello!
Apa kabarnya?
Semoga sehat terus, yoo.
Jangan lupa kritik dan sarannya.
Serta mohon ditegur apabila memiliki kesamaan dengan cerita orang.
Semoga suka.
Selamat membaca^^

***

"Mulut memang pandai berbohong, tapi yang di dalam sana tidak akan pernah pandai berbohong. Sebab, hati selalu memilih yang benar meskipun sikapmu malah sebaliknya."

***

"Kau nampak tidak senang dengan perjalanan kita."

Rachel menoleh. Ia menemukan sosok Stefy dengan senyum hangatnya mengarah padanya.

Perempuan tersebut membalas senyuman itu. "Bukan begitu. Aku hanya sedikit lelah karena duduk berjam-jam di pesawat."

Ya, sekitar setengah jam yang lalu mereka sampai di China. Saat ini mereka sedang di perjalanan menuju ke kediaman sang wakil Presiden.

Rachel tidak dapat info lebih tentang kedatangannya di China. Ia hanya tahu bahwa wakil Presiden China sedang sakit dan membutuhkan pertolongan mereka.

Oleh karena itu, para dokter yang sudah dibentuk kelompok oleh Sehun diutus ke China.

Ia tidak banyak bertanya. Sebab, ia hanya harus menikmati tugas terakhirnya saat ini.

Dirinya ingin menikmati detik-detik terakhirnya dengan baik.

Setelah ini, ia tidak yakin akan menemukan rumah sakit yang bersedia menampungnya.

Atau lebih tepatnya, ia tidak yakin akan menemukan rumah sakit yang cocok untuknya.

Meskipun sering mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari Sehun, Baekhyun, atau pegawai dari rumah sakit tempatnya bekerja saat ini, ia tetap suka dengan rumah sakit tersebut.

Ia tidak perlu diperlakukan dengan baik. Karena ia sudah merasa cocok di sana.

Meskipun diperlakukan bak dewi di suatu tempat, tapi ketika kalian tidak cocok dengan tempat tersebut, maka rasanya tidak akan nyaman, bukan?

Begitulah yang dirasakan oleh Rachel. Jadi, setelah ditendang oleh Sehun, mungkin untuk beberapa saat ia tidak akan berkerja dulu.

"Tidurlah. Perjalanan kita masih jauh. Akan aku bangunkan ketika kita sudah sampai."

"Daripada menghabiskan perjalanan dengan tidur, aku ingin menghabiskan perjalanan ini dengan bertukar cerita denganmu," ujar Rachel sembari melempar senyumnya pada Stefy.

Stefy terlihat berpikir sejenak. "Bagaimana jika kita bercerita tentang cinta pertama?"

Rachel mengangguk ringan. "Ceritalah,"

"Cinta pertamaku adalah Sehun. Aku dengar dia sangat kejam padamu."

"Tidak juga. Dia kejam pada semua dokter residen."

"Jangan salah paham akan sikapnya. Dia adalah lelaki yang baik hati."

Senyum kecil terbit dari bibir ranum milik Rachel. Setiap Stefy mengungkit tentang Sehun, apalagi ketika dirinya menjelaskan atau mencoba menyampaikan kepada Rachel bahwa dirinya sangat kenal dengan Sehun, Rachel tidak punya tanggapan lain selain senyum.

After 1825 Days (RSB 13) (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang