34

800 133 39
                                    

Mau minta komen sama vote dulu ya^^

===

"Pulang lo sana!!"

"Kenapa sih meuni ngusir wae, aing masih pengen disini."

"Lo udah kelamaan disini, Haechan." Omel Reya masih keukeh mengusir Haechan, sejak Reya dirawat Haechan jadi sering nengokin kesini, bukan nengokin sih Haechan lebih ke nemenin Reya kalo jisoo belum pulang kerja.

"Nanti nunggu mamah maneh pulang, aing balik."

Reya memutar matanya sebal, bodo amat lah terserah Haechan aja bingung ngusirnya pake cara apa lagi.

Reya melihat ke sekeliling ruangan ia merasa bosan dan sumpek seharian ada di ruangan ini, Reya duduk sila di atas kasurnya sambil menghela nafas malas "chan.."

Haechan hanya bedehem tapi matanya fokus ke layar handphone memainkan game.

"Bosennn." Rengek Reya dengan wajar cemberut

Haechan menoleh melihat wajah Reya, seketika lelaki ini langsung masukin hpnya ke saku dan bergerak mendekat pada Reya "mau keluar yuk?"

Reya mengangguk semangat "hayu!!" katanya hendak turun dari ranjang tapi Haechan menahannya

"Nyisiran dulu rey! Liat yeuh rambut geus ciga sapu kieu." (trans : nyisir dulu rey, liat rambut lo udah kaya sapu gini.)

Reya berdecak "yaudah sono ambilin sisirnya di laci."

Haechan gercep ambilin sisirnya "udah aing aja yang sisirin." ujar Haechan mulai nyisirin lembut rambut panjang milik Reya "mau di kepang ga? biar ga kagok."

"Emang lo bisa?" Tanya Reya meragukan kemampuan Haechan, bukan apa apa nih takut aja Reya di jailin Haechan entar tiba-tiba rambutnya udah kaya kuda lumping lagi.

"Bisaaa." Tangan Haechan bergerak lincah mengepang rambut Reya, tanpa bikin Reya kesakitan karena rambutnya ditarik tarik

"Kok lo jago sih ngepangin rambut cewek?"

"Belajar dari mantan mantan aing, sering ngepangin mereka."

"Wah pantesan, real fakboi ternyata."

Gelak tawa Haechan terdengar "ya bukan atuh rey, aing ngepangin orang lain baru maneh doang, eh engga deng sama somi dulu pas pacaran." Haechan mengambil ikat rambut Reya yang tersimpan di nakas "adik aing kan cewek semua, jadi dari kecil sering diajakin main salon salonan sama mereka, terus sering ngepangin rambut mereka juga, jadi bisa deh."

Haechan menepuk-nepuk kepala Reya pelan tanda sudah selesai.

Reya meraih cermin kecil di nakas terus melihat hasil kepangan Haechan seperti apa, emang bener Haechan jago banget

"Ih gue cantik."

Haechan terkekeh gemas nyubit pipinya Reya pelan, tapi tangannya ditepis Reya sambil micingin mata tajem ke arah Haechan.

"Hayu atuh katanya mau ke luar."

Mereka keluar kamar inap Reya menuju taman, Haechan berada di sebelah kiri Reya mengangin infusnya.

Reya ngajak Haechan duduk di bangku taman yang paling pinggir di bawah pohon gatau itu pohon apa, Reya diem ngeliatin orang-orang yang ada disana, banyak pasien anak kecil yang diajak main sama orangtuanya juga pasien lainnya.

"Chan.."

"Apa?"

"Kira-kira gue sampe kapan ya gini terus sama mereka?"

"Si upin ipin?"

"Jeno Jaemin!"

"Iya upin ipin teh mereka rey!!" Haechan menggaruk tengkuknya yang ga gatel bingung "gini kumaha maksudnya rey?"

TWINS | Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang