"Hallo.."
"Assalamualaikum teh yaya?" sapa lawan bicara Reya di telpon
"Wa'alaikumsalam, kenapa pah?"
Ternyata jinyoung
"Lagi ngapain teh?"
"Ga lagi ngapa-ngapain, diem aja di kamar."
"Kalo gitu, papa mau nanya soal-"
Reya yang lagi setengah duduk di kasur seketika menegakkan tubuhnya "aku juga mau bahas soal ajakan papa bawa aku ke palembang."
"Jadi keputusan kamu gimana?"
Reya mengigit bibir bawahnya ragu, diam beberapa saat hingga akhirnya bicara lagi "maaf pah, kalo Reya tetep disini gimana? Reya nyaman disini, sama lingkungannya, orang-orangnya, dan lagi Reya mau tetep bareng mama sama adek.."
Suara kekehan terdengar dari sebrang telepon "ya gapapa lah, kan dari awal papa udah bilang keputusan ada di kamu mau ikut apa engga. Kalo kamu mau tetep disini gapapa biar nanti papa aja sering-sering kesini tengokin kamu sama adek."
"Iya, maaf ya pah."
"Iyaa sayang, gapapa. Kamu nanti baik-baik ya disini, jangan nakal, minum obatnya tepat waktu lho awas aja!"
Reya mengangguk seolah si lawan bicara ada di hadapannya "iya papa."
"Ngomong-ngomong kamu gamau papa ajak ke palembang, karena ada pacar kamu ya disini? Hayoo udah mulai pacaran anak gadis papa." Goda jinyoung
Sontak Reya menggeleng cepat "ih engga pah! aku ga punya pacar!!"
"Loh kenapa? Biasanya anak seumur kamu udah mulai pacaran, apalagi anak papa ini cantik masa ga punya pacar."
"Yeu si papa, aku mah mau banget pacaran tapi cowok yang suka ke akunya ga ada. Sedih kan?"
Jinyoung tertawa keras "hah masa sih ga ada yang suka, ga percaya papa mah."
"Aslian pah, ga ada!"
"Kenapa ga sama Jeno atau Jaemin, kirain papa kamu suka ke salah satu dari mereka."
"Ih apaan ai si papa, Jeno sama nana mah sahabat aku dari kecil. mana mungkin ada cinta cintaan."
"Iya deh, iyain aja sama papa mah."
Reya beranjak dari tempat tidurnya menuju jendela "btw papa kapan berangkat kesananya?" tanya Reya sambil menggoyang-goyangkan kakinya
"Karena kamu udah kasih tau mau tetep disini, jadi keberangkatan papa dipercepat jadi tiga hari lagi."
"Cepet banget."
"Soalnya sebagian barang juga udah ada di rumah sana, ga baik kalo terlalu lama disini mendingan dipercepat aja."
"Yaudah, nanti aku ikut anter sampe bandara ya sama adek?" Tawar Reya, jinyoung berangkat nanti menggunakan pesawat biar ga ribet katanya, kalo barang-barang akan dikirim di hari setelah keberangkatannya.
"Iyaa, ditunggu ya."
Masih asik telponan sama papanya, karena udah lama benget Reya ga kaya gini sama jinyoung rasanya lega aja dan kangen setelah hubungan keduanya berbaikan.
Mata Reya ga sengaja mengarah ke halaman rumah tentangga Reya yang ga lain rumahnya si kembar, terlihat Jeno lagi ngeluarin sepedanya sambil pake helm khusus sepedaan di kepalanya. Reya sedikit menurunkan handphone dari telinganya "Jeno!!"
Disana jinyoung yang kaget karena teriakan anak gadisnya yang tiba-tiba, reflek menjauhkan benda pipih itu dari telinganya dan menggeleng.
"Pah udah dulu ya pah, nanti ngobrol lagi. Aku mau ke Jeno dulu, bye i love you." Reyang langsung memutus sambungannya dan belari keliar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS | Nomin ✓
FanfictionBUKAN BXB!!! "Gini rasanya punya sahabat kembar macem Jeno-Jaemin yang sifatnya bertolak belakang satu sama lain." - Reya (p.s. narasi kadang baku kadang non-baku, untuk dialog non-baku) ⚠️harsh words Started : 2 October 2020 Finished : 25 July 2021