"Teh reya?" Panggil jisung ke reya yang lagi duduk di sofa sambil nonton youtube
Reya hanya berdehem tanpa menoleh.
"Euhh, ga jadi."
Reya pause video yang lagi dia tonton lalu noleh ke jisung "apaan?"
Jisung menggeleng sebari duduk disampingnya dan menyalakan TV, terlihat dari gerak-gerik jisung seperti lagi ada yang disembunyikan anak itu, tapi jisung ragu buat cerita.
Reya memicingkan matanya, menelisik kebohongan yang adiknya sembunyikan "ada yang ganggu pikiran lo ya dek, cepet cerita kenapa?" desak reya, mencondongkan tubuhnya ke jisung
Tangan jisung ngangkat ngegaruk rambutnya bingung "bingung adek mau ceritanya gimana, tapi kepikiran banget dari kamaren."
"Kenapa?"
"Sekitar 4 atau 5 hari lalu ada yang chat adek, nomornya ga di kenal, tapi adek tau itu siapa."
Tenggorokan reya tercekat, saat jisung mengatakan itu otaknya konek ke satu hal yang juga mengganggu pikirannya saat ini. Dengan sedikit gemetar reya kembali bertanya lagi untuk memastikan "siapa?"
"Papa!"
"Papa!" Ucap mereka bersamaan, reya emang udah yakin kalo jisung bakal jawab itu.
Mata jisung terbuka lebar saat reya mengatakan hal yang sana dengannya, mulutnya juga sedikit ditutupi oleh jari panjangnya.
Reya mengehela nafas agak menegakan badannya "udah teteh duga sih dia bakalan hubungin adek juga." Ujar reya sedikit kesal "adek bales chat nya?"
Jisung geleng lagi "nggak, takut adek." Cicitnya kecil
Reya mendekati lagi jisung lalu memeluknya dari samping sebari ngusap rambut fluffy milik anak itu "kangen ga sama papa?" tanya reya kecil, malah terdengar seperti lirihan. banyak sekali kesakitan serta kekecewaan yang reya pendam dan kubur dalam-dalam tentang ayahnya, dan sekarang ayahnya tiba-tiba datang kembali membuat luka lama itu kekuak lagi
Lagi-lagi jisung menggeleng "gatau teh, adek ga ngerti sama perasaan adek kalo soal papa."
"Sama."
Jisung mendongak sedikit melepaskan pelukan tetehnya "teh, kasih tau mama jangan?"
Sontak reya menggelengkan kepalanya cepat, reya gamau sampe jisoo tau kalo papanya ngehubungin mereka lagi. Sebenarnya bukan karena takut jisoo marah toh jisoo juga dari dulu ga pernah larang anak-anaknya buat ketemu papanya, tapi reya cuma gamau jisoo kepikiran aja "jangan deh, ntar aja kita kasih tau mama. jangan sekarang."
"Iya dehh." Jisung menegakan kembali kepalanya teringat sesuatu "teh sebenarnya ada lagi."
"Apa?"
"Waktu itu adek liat wonyoung lagi berdiri di depan gerbang sekolah pas siang setelah papa hubungin kita, kayanya lagi nungguin teteh sama adek."
"Terus terus?"
"Ga adek temuin, adek langsung kabur lewat gerbang belakang buat pulang."
"Aish! Ngapain juga rubah kecil itu pake ikutan muncul sih!!"
***
Udah beberapa hari reya murung, gadis itu yang biasanya ceria sekarang jadi banyak ngelamun dan menyendiri. Jaemin sama jeno merasa ada perubahan sikap dari reya, tapi mereka mikir mungkin mood nya lagi down karena pms, biasa lah cewek.
"Gue ke ruang osis dulu." Pamit jeno tiba-tiba berdiri "nanti pulangnya duluan aja, jangan nungguin." Lanjutnya pada reya dan jaemin.
Jaemin hanya bedehem karena lagi fokus main game, sedangkan reya lagi ngerjain tugas yang barusan dikasih sama bu jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS | Nomin ✓
FanfictionBUKAN BXB!!! "Gini rasanya punya sahabat kembar macem Jeno-Jaemin yang sifatnya bertolak belakang satu sama lain." - Reya (p.s. narasi kadang baku kadang non-baku, untuk dialog non-baku) ⚠️harsh words Started : 2 October 2020 Finished : 25 July 2021