What if..

968 73 11
                                    

⚠️⚠️⚠️

Ini hanya what if ya, bukan ending yang sebenarnya...

Happy reading guys

===

"Makasih ya Chan.." ucap Reya sambil turun dari motor Haechan melepaskan helmnya lalu dikasihkan pada Haechan lagi. Hari ini sudah satu tahun mereka berstatus sebagai mahasiswa bukan lagi murid SMA.

Haechan tersenyum tulus sambil mengangguk "sama-sama atuh, ya udah aku pulang dulu ya Rey."

Dagu Reya mengangguk dan kakinya mengundur memberi akses untuk Haechan pergi "hati-hati ya pulangnya."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Haechan benar-benar pergi meninggalkan Reya di depan pagar rumahnya, selepas menatap punggung Haechan yang mulai menghilang, Reya berbalik lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

"Cieee pulangnya dianterin sama mantan tuh."

Baru aja menutup pagar Reya dikejutkan oleh lelaki yang tiba-tiba muncul dari belakang tembok pembatas antar rumahnya dengan rumah keluarga Shahab.

"Jeno! Apaan si ngagetin aja." Dengus Reya mendelik pada Jeno, tak menghiraukan pria itu lalu berjalan ke pintu rumah lalu masuk

Jeno mengekornya di belakang "enak ya sering dianterin sama mantan? padahal gue lagi santai loh, sampe ga nyuruh gue jemput."

Mendengar itu Reya menghentikan langkahnya, otomatis Jeno juga berhenti. Reya membalik menatap Jeno dengan mata memicing "lo kenapa sih?"

Seolah menantang, Jeno menggedikan bahu dan duduk di sofa rumah Reya dengan santainya.

"Lo cemburu ya?" Tebak Reya, dan jelas tepat sasaran.

Jeno tak bergeming.

Reya tertawa kencang lalu duduk di samping Jeno menumpukan sikut ke penyangga sofa untuk menahan kepalanya "Jen, tadi itu gue kebetulan ketemu Haechan pas dia juga mau pulang, terus dia nawarin buat bareng. Ya kan orang ada niat baik ga enak kalo ditolak, yaudah kita bareng." Terlihat Jeno hendak memotong tapi Reya langsung menyalip "Gue ga tau lo lagi santai Jeno kirain masih di kampus, kalau tau juga gue bakal hubungin lo buat jemput." Jelas Reya apa adanya.

Bukannya udahan, Jeno malah makin cemberut membuat Reya kini menghela napas "Masih ngambek nih?" Reya menyentuh tangan Jeno hendak digenggam tapi malah Jeno tepis.

"..."

"Jeno plis lah jangan kaya anak kecil, lo ngapain sih cemburu ke temen lo sendiri."

"Ya tetep aja dia mantan lo."

"Dan lo juga bukan pacar gue, yang sebenernya lo ga ada hak buat cemburu sama Haechan." Tukas Reya membuat Jeno bungkam sebungkam-bungkamnya.

Reya terkekeh, mengubah posisi duduknya menjadi menyender menghadap ke depan tidak lagi melihat Jeno "lagian gue sama Haechan kan sekampus, wajar lah pulang bareng."

"Tapi dia mantan lo."

"Jen! gue emang mantanan sama Haechan tapi kan kita sepakat buat jadi temen lagi, emang salah kalo seorang temen nganterin temennya pulang?" Sentak Reya dengan suara tinggi karena mulai kesal.

Reya dan Haechan memang kebetulan masuk ke Universitas yang sama, sedangkan Jeno masuk ke Universitas Negeri lewat jalur SNMPTN karena prestasinya yang waw selama sekolah. Sebenernya Reya juga ikut mencoba SBMPTN tapi yahhh otak Reya tidak sepintar Jeno, Reya tidak lolos dan saat memilih Universitas swasta Reya bertemu lagi dengan Haechan, walaupun beda fakultas.

TWINS | Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang