38

858 139 29
                                    

Vomment juseyoooooo biar afdol bacanya:)

===

"Ryu! Ini rumah si Reya yang mana sih?" Tanya lia melihat-lihat komplek rumah Reya sambil menyetir

"Mana gue tau.." jawab Ryujin santai dari jok belakang

"Telpon lah goblok, tanyain jalannya kemana."

"Santuy kali, iya iya ini aing telpon." Ryujin langsung menghubungi Reya, tapi ga ada jawaban dari Reya "ih ga diangkat, lagi mandi kali anaknya."

"Reya udah punya anak?"

Lia dan Ryujin memutarkan matanya mendengar candaan Yeji "plis deh ji, lucu lo."

Yeji memajukan bibirnya "becanda elah, pada serius amat sih."

"Eh eh si Jeno bukan sih itu?!" Ryujin nepuk-nepuk bahu lia kenceng nunjuk cowok yang lagi pake helm sepeda radius sepuluh meter dari mobilnya "iya bener itu Jeno, tanyain li buru!"

"Sakit anjir, ga bisa santuy lo ryu?" Decak lia sambil memajukan mobilnya nyamperin cowok yang katanya Jeno itu. Lia buka kaca mobilnya setelah berada tepat di pinggir Jeno

Reflek Jeno noleh lalu menaikan satu alisnya bingung saat melihat lia.

Lia senyum "hai jen, mau sepedahan ya?" Tanya lia

Jeno makin bingung

Dari belakang Ryujin langsung toyor kepalanya lia gemas "tanyain rumahnya Reya, bego. malah nanyain Jeno nya!!"

"Ih rempong banget sih nyai."

"Ah lama sia mah! Woy jen rumahnya Reya yang mana?" Akhirnya Ryujin sendiri yang nanya

Jeno ga jawab melainkan mengarahkan tangannya menunjuk rumah Reya, bertepatan dengan itu Reya keluar dari rumahnya dengan setelan kasual serta tas selempang warna pink di bahunya

"LIAAAA?!" Teriak Reya saat melihat lia dari halaman rumahnya, yang noleh bukan lia aja tapi semuanya, termasuk Jeno.

Jeno terpaku menatap Reya begitupun sebaliknya, yang asalnya Reya senyum saat menyadari ada Jeno di samping mobil lia jadi mengubah ekspresinya menjadi datar. Namun tak mau tenggelam dalam kecanggungan, Reya langsung melangkah menuju mobil lia dan masuk ke bangku belakang bersama Ryujin

"Udah ada Reya nya, makasih ya jen. kita pergi dulu." Kata lia

Jeno mengangguk kecil "iya hati-hati." setelah itu Jeno mendorong sepedanya dan menaikinya lalu pergi. Reya perhatiin Jeno saat punggunya mulai menjauh dengan sendu

"Hati-hatinya Jeno kesiapa tuh?" Celetuk Yeji sambil terkekeh

"Ya buat siapa lagi ji, buat yang ini lah." Ledek Ryujin nyenggol lengan Reya pake sikut

Reya diam namun sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya mengabaikan omongan Ryujin yang barusan "tadi nyariin rumah gue susah ga? maaf banget tadi gue lagi di kamar mandi jadi ga ke angkat teleponnya." Kata gadis itu mengalihkan

"Lumayan sih, tapi ga lama juga ketemunya."

"Photobox yuk!! Mumpung belum hinyai ni muka." Ajak Ryujin

Mereka bertiga menganggukinya

Mereka masuk kedalam boxnya walaupun dempet-dempetan karena maksain masuk berempat, untuk aja badan mereka kecil-kecil jadinya masuk aja

"Anjir liat mukanya Ryujin tertekan." Ledek Yeji menujuk salah satu ekspresi wajah Ryujin saat ga sengaja terdorong mepet ke boxnya

"Ish jangan gitu, masih cantik kok gua. Mon maap primadona kelas mah auranya beda."

TWINS | Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang