4 | I Miss You Too

29K 2.6K 82
                                    

Setelah beberapa menit mencoba menenangkan diri, Malik kembali ke meja. Teman-teman nya terlihat sedang berbincang seru dan tertawa.

Namun ada sesuatu yang ganjil di meja itu.

Ia tidak dapat menemukan Shalitta.

Jantungnya langsung berhenti berdetak. Ia ketakutan. Langkahnya menuju meja langsung ia percepat.

"Tata mana?!" Tanya Malik dengan panik saat ia sampai di meja mereka.

Teman-teman nya yang sedang berbincang hingga tertawa, kontan langsung terdiam memandang Malik yang memasang muka panik luar biasa.

Mereka semua menatap Malik dengan bingung. Tidak paham siapa yang pria itu tanyakan.

"Tata siapa kalau kita boleh tau?" Tanya Abaya, kebingungan.

Malik berdecak nggak sabar. "Shalitta!"

Teman-teman nya semakin mengernyit bingung.

"Duluan. Udah jam dua. Dia baliknya jauh kan ke Bekasi. Nyetir sendiri," Icha menjawab walau dengan raut wajah yang benar-benar kebingungan karena nggak paham dengan sikap Malik. "Tadi lo manggil Shalitta apaan? Tata?"

"Shit!" Umpat Malik dengan kencang tanpa mengacuhkan pertanyaan Icha.

Tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke luar, menyusul Shalitta. Malik lengah dikit, wanita itu langsung kabur.

Brengsek!

Malik berlari dengan sangat kencang hingga menabrak beberapa orang yang berlalu lalang. Ia tidak peduli. Pokoknya Shalitta jangan sampai pergi.

Lagipula kan Shalitta kesini dengan Malik. Mobil Shalitta masih di parkiran Westin. Kunci mobil wanita itu bahkan masih Malik simpan sendiri. Mau kemana dan naik apa wanita itu malam-malam begini? Dasar sinting!

Setelah celingak-celinguk mencari Shalitta, ia melihat sosok Shalitta yang sedang berjalan hendak keluar parkiran. Ia terlihat tergesa-gesa. Malik tahu Shalitta buru-buru karena sudah dapat menebak kalau Malik akan mencari dan menyusul dirinya.

Malik berlari dengan cepat dan langsung mencekal tangannya.

"Mau kemana?!" Bentak Malik saat menarik lengan Shalitta dan membuatnya membalikkan badannya ke arah Malik.

Raut wajah Shalitta terkejut bukan main. Matanya melebar saat melihat Malik yang bisa secepat ini menangkapnya.

"Seriously, Ta?! Ini udah jam berapa?! Kamu gila?!" Hardik Malik dengan emosi yang masih berkobar. Ia tidak menyangka sama sekali Shalitta akan bersikap seperti ini.

"Aku mau pulang!" Sentak Shalitta berusaha melepaskan genggaman Malik di lengannya.

Malik mengeratkan genggamannya. "Kamu mau pulang?!" Tanya Malik dengan penuh amarah. "Oke, kita pulang!" Seru Malik sambil menekankan kata 'kita' dengan sangat jelas.

"Lik—"

"Aku kasih tau sama kamu. Kali ini aku nggak bakal diam aja kalau kamu pergi lagi. Aku akan gangguin Icha sama Qiandra sampai mati buat ngasih tau kamu dimana," potong Malik dengan suara yang lebih tenang namun tajam. Shalitta langsung membelalak penuh horor. "Sumpah, aku udah nggak peduli lagi, Ta."

Shalitta membeku. Ia menggigit bibirnya dengan sangat kencang, seakan berusaha kuat menahan semua gelegak amarah yang menerjang.

Matanya mulai memanas.

Melihat raut wajah Shalitta yang terlihat kalah, ketegangan dan amarah di wajah Malik pun mengendur.

"Kita pulang." ucap Malik pelan.

Shalitta ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang