Dear Te...
Saat lo baca surat ini, gue pastikan
gue udah jauh dari sisi lo lagi,
Te? Terimakasih untuk segala nya.
Terimakasih telah hadir dihidup gue,
Terimakasih udah rawat gue selama di
rumah sakit kemarin,
Terimakasih udah jadi alasan terindah
untuk gue mencintai lagi.
Te.. Saat lo baca surat ini, gue cuma
mau lo percaya satu hal, bahwa titik
tertinggi mencintai yaitu
merelakan,
Sekarang, gue mau merelakan lo
bahagia, bahagia sama orang yang
lo cinta, bukan sama cowok seperti
gue. Tay, Jangan pernah cari gue lagi
ya? I love you so much my Sun.
From, ur Hin.
Tay kembali membaca surat tersebut, sudah 10 kali ia membaca nya berulang ulang, dan air mata nya tetap akan menetes.
Tay mengusap kedua matanya menggunakan jempol dan jari telunjuknya, dan ia merasakan kepalanya sedikit pening.
Arm menuruni anak tangga, ia menghampiri Tay yang sedang terduduk di sofa ruang tengah. Arm duduk disebelah Tay, ia mengangguk pelan.
"Kenapa?" Tanya Arm, Tay menggeleng, Tay masih belum berani menatap manik mata Arm.
Arm menaruh satu tangan nya di pundak Tay, ia menepuk nepuk pundak Tay "Lo sama gue udah sahabat an kan sekarang? Kalo ada apa apa cerita sama gue" pinta Arm, Tay mengangguk pelan.
Mata Arm tertuju pada kertas ditangan Tay "Lo baca surat dari New, lagi?" Tanya Arm, Tay melipat kembali kertas tersebut dan memasuk kan nya kedalam saku jas nya.
Ponsel Tay berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk, ia meraih ponselnya dari saku jas nya lalu melihat layar ponselnya.
Tay membenarkan posisi nya pada layar ponselnya, Tay tersenyum lebar saat melihat sahabat nya baik baik saja di negeri lain.
"Gimana kabar lo?" Tanya Tay, Arm tertawa kecil mendengarnya.
Off ikut tertawa dari layar ponsel Tay, benar. Off yang menelpon Tay, lebih tepatnya Vidio call.
"Gue akan pulang seminggu lagi" jawab Off, Tay menajamkan tatapan nya
"Palingan juga basa basi doang, dari dulu lo bilang seminggu lagi pulang dan kenyataan nya? Lo udah 2 bulan ya di sana" kesal Arm, ia merampas ponsel Tay begitu saja.
Tay, ia tidak merasa kesal, karena sejujurnya ia sudah menganggap Off dan Arm lebih dari sahabat nya.
"Btw Off, tadi ada yang galau lagi" sindir Arm ia melirik kan matanya pada Tay, Off tertawa.
"Masih belum balik, New ?" Tanya Off, Arm menggeleng, sedangkan Tay hanya terdiam kaku.
"Hahahahaha" balas Arm hanya tertawa
"Dah Arm, kesian, gue tutup dulu ya, besok kita Vidcall lagi" ujar Off, lalu ia memutuskan sambungan telepon nya.
o0o
Tay memasuki kamarnya, lagi dan lagi ia mengingat Hin nya, bayangan Hin nya masih terekam jelas dikamar ini, bagaimana bisa Tay sangat amat mencintai Hin nya?
Tay terduduk diatas kasur nya, perlahan ia melepaskan kancing kemeja biru tua nya dan melepasnya, ia memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
10 menit Tay membersihkan dirinya dikamar mandi, kini ia sudah kembali menggunakan piyama tidurnya yang berwarna hitam. Tay berjalan menuju dapur untuk membuat kopi panas.
Setelah itu ia kembali memasuki kamar nya dengan secangkir kopi panas ditangan kanan nya.
Tay meraih laptopnya dan membawa nya ke balkon kamarnya, ia membuka Gmail nya.
Tidak ada balasan pesan dari Hin nya, kemana Hin nya pergi? Sejauh apa?
Tay perlahan menyesap kopi panas yang ia buat, baru kali ini kopi nya terasa pahit. Mungkin sepahit kehidupan nya?
Tay membuka kembali Gmail pada laptopnya, terdapat pesan masuk disana.
PRANKKKK!!!
Secangkir kopi yang masih ia pegang ditangan nya pun tumpah, beberapa pecahan beling nya menempel pada kaki Tay. Tay terkejut saat membaca pesan masuk di Gmail nya.
Menyakitkan.
Ia sangat berharap pesan masuk tersebut sebuah balasan dari New, namun keberuntungan tidak datang di diri Tay.
Matanya mengeluarkan tetesan air mata, dengan cepat ia meraih jaket dan kunci mobilnya, Tay berlari keluar dari kamarnya dan memasuki mobilnya.
Tay meraih ponselnya, ia mencoba menelpon nomor kedua orang tua nya, sudah 15kali ia menelpon namun tidak ada jawaban.
o0o
Hujan turun dengan deras, baru tadi ia mendapatkan kabar jika kedua orang tua nya meninggal karena kecelakaan. Tay Tawan Vihokratana, orang yang akrab dipanggil Tay itu pun melajukan mobilnya secepat kilat. Ia harus datang ke Rumah sakit untuk melihat jasad kedua orang tua nya. Ditengah deras nya hujan, ia memperhatikan sekeliling nya dari dalam kaca mobilnya, masih banyak orang berlalu lalang, bahkan tertawa ria. Dengan itu Tay sadar, dunia akan terus berjalan walaupun dunia nya sendiri pun sedang hancur.
Tay menangis, mengapa rasa kehilangan itu amat menyakitkan? Dan mengapa kembali terjadi di kehidupan Tay?
Tay menggenggam stir mobil, kepalanya sengaja ia pentok kan beberapa kali, mengapa nasib nya seperti ini, tuhan?
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU GO
Teen FictionHujan turun dengan deras, baru tadi ia mendapatkan kabar jika kedua orang tua nya meninggal karena kecelakaan. Tay Tawan Vihokratana, orang yang akrab dipanggil Tay itu pun melajukan mobilnya secepat kilat. Ia harus datang ke Rumah sakit untuk melih...