Jane dan Jan terduduk dikursi yang terletak di balkon kamarnya, benar saja dugaan nya, bahwa New sengaja bersembunyi dari Tay.
Jan menggigit pelan jari jempolnya, matanya menatap langit gelap dihadapan nya.
"Apa kita harus cerita ke Kak Singto?" Tanya Jan, Jane menggeleng, ia pun menoleh kan kepalanya kearah Jan.
"Kita udah banyak merepotkan Kak Singto, udah cukup. Jan" Jawab Jane.
"Terus kalau hanya kita berdua itu akan semakin sulit Jane, kita harus minta bantuan, seenggaknya ke Kak Singto atau bang Arm" jelas Jan, ia menatap Jane yang sedikit melamun.
"Kak Jumpol?"
"Jane, kak Jumpol itu di Thailand, gak akan bisa kita minta bantuan dia" ujar Jan lagi, matanya mulai malas menatap Jane.
"Ya, kak Singto, kita butuh bantuan dia" putus Jane, Jan pun mengangguk setuju.
Jane meraih ponselnya yang terletak diatas ranjang tidurnya, setelah itu Jane terduduk diatas ranjang tidurnya, diikut dengan Jan yang terduduk disebelah Jane.
Jane menekan beberapa digit angka untuk menelpon Singto, butuh waktu 1 menit untuk Singto menjawab telfon nya.
Ya, Jane? Ada apa??
Maaf Jane ganggu waktu kaka
Ada apa Jane? Kondisi Tay bagaimana?
Bukan kondisi abang Tay, kak. Jane butuh bantuan kaka.
Tutt...tut...tut...
Telepon mereka terputus, dilain sisi Singto pun terkejut mendengar suara teriakan dari dalam kamar Krist, dengan cepat ia memutuskan telepon nya dan segera menghampiri Krist.
"Yah dimatiin" ujar Jane pelan, bibir nya maju beberapa centi.
"Sudah malam, kita coba telpon kak Singto besok lagi aja" pinta Jan, dan Jane mengangguk.
o0o
Tay terbangun karena sinar matahari menusuk wajahnya, beberapa kicau an burung masih terdengar dari telinga Tay.
Tay mengusap kedua pipinya, matanya terfokus pada boneka milik New yang sengaja ia taruh disamping nya.
Tay meraih boneka tersebut dan memeluknya, tangan kanan nya meraba tangan boneka itu "Hin, i miss you" ucap nya dalam hati.
Tay melepaskan pelukan nya pada boneka tersebut, ia kembali meletak kan nya diatas ranjang tidurnya, kakinya melangkah keluar kamarnya, ia menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur nya.
"Sarapan udah siap, Luke, tolong panggil Jane sama Jan ya" ujar Arm, Luke yang sedang terduduk pun akhirnya bergegas menaiki anak tangga.
Luke berjalan menuju kamar Jane dan Jan, namun sesampainya disana, kamar itu nampak kosong tidak ada orang.
Luke membuka pintu kamar yang tidak dikunci, benar saja ia tidak melihat Jane dan Jan disana.
Luke kembali menuruni anak tangga rumahnya, ia menghampiri Tay yang tengah menyendok nasi goreng.
"Jane sama Jan gak ada dikamarnya" ujar Luke pada Tay, Tay nampak sedikit khawatir.
"Bisa aku pinjam ponselmu?" Tanya Tay, Luke segera menyodorkan ponselnya pada Tay.
o0o
Tok...tok...tok...
Jane masih terus mengetuk pintu rumah bernuansa putih cream yang kini ada dihadapan nya.
Tok...tok...tok
Kini Jan yang mencoba mengetuk pintu tersebut.
Butuh waktu 10 menit, sang pemilik rumah pun membukakan pintu untuk mereka berdua.
"Siapa?" Tanya lelaki tinggi dan gagah, berkulit sedikit gelap dan rambutnya sedikit lebat.
"Kak New nya ada?" Tanya Jane. Lelaki itu terdiam beberapa detik.
"Tidak ada" setelah menjawab dua kata itu pun lelaki itu segera menutup kembali pintunya dengan sangat kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU GO
Teen FictionHujan turun dengan deras, baru tadi ia mendapatkan kabar jika kedua orang tua nya meninggal karena kecelakaan. Tay Tawan Vihokratana, orang yang akrab dipanggil Tay itu pun melajukan mobilnya secepat kilat. Ia harus datang ke Rumah sakit untuk melih...