Entah dorongan darimana, New terduduk dan menuruti permintaan Jane. Ia duduk dihadapan Jane.
Jane memegang tangan New diatas meja.
"Kak New tahu gimana kondisi abang Tay akhir akhir ini?" tanya Jane pelan, matanya dapat dilihat sangat sayu.
New menggeleng "Kakak udah gk tau kabar dia" jawab New pelan, Jan menoleh kearah Jane.
"Kakak mau ketemu abang Tay?" tawar Jan tiba tiba, Jane menoleh kearah Jan dan membulatkan matanya.
New kembali menggeleng, ia melepaskan genggaman tangan Jane padanya.
"New" panggil lelaki yang berdiri disebelah New, Jane dan Jan segera menoleh kearah lelaki tersebut.
"Earth, bawa aku pergi"
New segera mendekat kearah Earth, dan memeluk Earth dari samping.
Earth menatap tajam Jane dan Jan, tak butuh waktu lama Earth segera membawa New pergi dari Jane dan Jan.
Jane dan Jan terbungkam, misi nya kali ini gagal.
"Kita butuh bantuan Dokter Neen" ujar Jan tiba tiba, Jane mengangguk pelan, wajahnya sedikit menoleh kearah Jan.
o0o
"Gimana kondisi Krist?" Singto berjalan kearah Neen yang baru saja memeriksa keadaan Krist.
Neen menoleh kearah Krist yang sudah tertidur diatas tempat tidurnya.
"Kondisi nya menurun, bisa jadi karena terlalu lelah atau mungkin terlalu sering dipaksa untuk mengingat hal hal yang sudah menghilang dibenak nya" jelas Neen, Singto ikut menoleh kearah Krist, wajahnya sangat khawatir.
"Ada obat tambahan?"
Neen mengangguk, "Nanti akan saya buatkan resep tambahan untuk Tuan Kit" jawab Neen.
Ponsel Neen berdering kencang, Ia segera meraih ponselnya yang berada didalam kantung jas dokternya, Neen melihat layar ponselnya.
Nomor tak dikenal,
"Hallo, dokter Neen disini, ada yang bisa dibantu?"
"Ini Jane, adik abang Tay"
Neen sempat terdiam, memperhatikan layar ponselnya, Singto dapat melihat wajah Neen yang sedikit panik.
"Kitaa bisa ketemu, kak?"
"Tentang apa? Kesehatan abangmu?"
"Ya"
"Nanti malam jadwal saya kosong, kita ketemu di Kafe depan komplek kamu ya"
"Terimakasih Kak, selamat malam"
Singto menatap wajah Neen "Ada apa?" tanya Singto.
"Aku akan menemui kedua adik Tay, urusan kesehatan nya" ujar Neen, Singto mengangguk paham.
"Sebelum pergi, siapkan resep tambahan untuk Kit" pinta Singto lalu pergi dari ruangan kamar Kit.
o0o
Tingg!
Pintu kafe berbunyi saat ada orang yang memasuki kafe tersebut. Jane segera menoleh kearah pintu, namun bukan Neen yang datang.
Sudah ke 5 kalinya pintu kafe berbunyi namun bukan Neen yang datang, Jan menaruh dagu nya diatas kedua tangan nya yang ia letak an dimeja, mukanya berubah menjadi lesu, sudah hampir satu jam ia menunggu disini sendirian.
Saudara nya tidak menemaninya, Jan lebih memilih untuk menemani kekasihnya untuk makan malam.
Saat Jane menatap sudut kafe tersebut, ia melihat seseorang yang menarik perhatian nya, siapa orang tersebut? Mengapa sangat menarik baginya?
"Jane, sorry Kakak telat" Neen datang ke meja yang ditempati oleh Jane, ia segera duduk dihadapan Jane.
Jane segera mengalihkan pandangan nya padaa orang tadi, ia harus fokus dengan rencana nya.
Jane tersenyum pada Neen "Gk papa kak, kan Jane juga minta nya dadakan" jawab Jane.
"Gimana kabar Abang mu?" tanya Neen, Jane terdiam sebentar lalu tersenyum kecil.
"Tujuan Jane kesini nemuin Kakak untuk itu, Jane mau minta bantuan Kakak" pinta Jane, wajah Neen dapat dilihat bahwa ia sedikit berfikir.
"Lalu?"
"Jane udah ketemu sama Kak New" ujar Jane pelan "Tapi Kak New masih sembunyi gk mau nemuin Abang Tay" sambung nya lagi.
"New sudah kembali dari Eropa?" tanya Neen terkejut.
Namun Jane lebih terkejut.
"Eropa?" Jane membulatkan matanya, Neen mengangguk.
"Beberapa waktu yang lalu New ke Eropa kan, kamu tidak tau?"
Jane menggeleng "Jadi Jane mohon sama Kakak, bantuin Jane untuk mempertemukan Abang Tay sama Kak New" Jane menggenggam tangan Neen, Neen terdiam, ia menggigit bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER YOU GO
Teen FictionHujan turun dengan deras, baru tadi ia mendapatkan kabar jika kedua orang tua nya meninggal karena kecelakaan. Tay Tawan Vihokratana, orang yang akrab dipanggil Tay itu pun melajukan mobilnya secepat kilat. Ia harus datang ke Rumah sakit untuk melih...