31:

8.5K 468 22
                                    

PART INI HANYA MENGANDUNG 1196 KATA!

ENJOY GUYS❤

***

Setelah bertengkar dengan Rean,Raka segera berlari menuju UKS. Ia mencari keberadaan Sera dan setelah menemukannya Raka menghampiri Sera yang tertidur.

Raka menatap Sera prihatin,apa yang sudah Fani perbuat sampai sampai Sera harus berbaring lemah disini? Raka menarik kursi dan duduk disana. Ia menatap wajah Sera,menggerakkan tangannya mengusap peluh di dahi Sera.

Raka mengusap usap rambut Sera dan menatap wajah lugu gadis yang tidak pernah absen hadir di mimpinya akhir akhir ini.

"Maaf..."gumam Raka menyesal.

"Gue minta maaf Ra. Gue ga bisa jaga lo,bahkan dari Fani sekalipun. Gue nyesel,kenapa harus cowok lain yang nolongin lo? Kenapa bukan gue?"

Raka terlihat lelah,raut wajahnya menggambarkan kalau ia sangat menyesal. Memang terkadang,hal yang paling berharga itu selalu lambat untuk kita sadari.

"Gue ga guna Ra,ngejaga lo aja gue ga becus"Raka terkekeh miris terhadap dirinya sendiri. "Harusnya gue bisa cegah Fani ketemu sama lo. Harusnya gue bisa cegah semuanya kan?"

Tak ada sedikitpun respon dari Sera,gadis itu masih terlelap dalam tidurnya.

"Gue janji sama lo Ra,gue bakalan buat Fani nyesel. Seenggaknya sebagai permintaan maaf gue sama lo." Raka berujar serius.

Ia menatap wajah Sera lekat,merapikan selimut di tubuh Sera kemudian keluar dari UKS.

Gea dan Daisi segera bersembunyi agar Raka tidak melihat mereka yang menguping sejak tadi. Setelah Raka pergi,mereka berdua kembali ke tempat awal mereka menguping.

"Itu beneran si Raka kan? Raka Hema Mahendra?" Daisi berujar tak percaya,menatap punggung Raka yang mulai menjauh.

"Kayaknya ada yang ga beres"Gea menggelengkan kepalanya sambil bersedekap tangan. "Apa mungkin dia kerasukan roh baik?" tanyanya menatap Daisi.

Daisi tampak berpikir "Bisa jadi sih. Soalnya gak mungkin banget sikap dia bisa sebaik itu kan? Apalagi sama Sera"

Mereka berdua yang tadinya hendak menjaga Sera,berhenti di depan pintu dan menguping pembicaraan Raka dan Sera. Mereka masih tidak percaya yang berkata seperti itu adalah Raka yang mereka kenal.

Sedangkan itu,di kelasnya,Fani mundar mandiri khawatir. Ia mengigit kuku tangannya cemas. Seharusnya ia tidak bertindak gegabah. Tapi ia kembali berpikir,apa yang salah dengan perbuatannya?

Fani tidak melakukan kekerasan fisik kan? Lalu kenapa Rean bisa semarah itu? Fani hanya—berkata sedikit kasar bukan?

"Apa kata kata gue terlalu kasar ya?" gumam Fani. "Tapi kayaknya ngga deh"

"Gue yakin abis ini lo ga bakalan tenang Fan. Seenggaknya Sera punya Rean yang bakal belain dia. Di tambah Raka,gue yakin tu anak juga pasti bakal belain Sera"kata Dewi,teman Fani.

"Kayaknya kalo Raka gak mungkin deh Wi,tapi gatau juga sih"imbuh Sella.

"Ga mungkin Raka marahin gue kan?" Fani bertanya pada teman temannya. Mereka hanya diam tak tahu.

"Semoga aja sih enggak"Maya berujar tak yakin. Kedua teman Fani yang lainnya hanya mengangguk.

Bruk

Semua yang ada di kelas tersentak mendengar suara pintu yang di gebrak. Mata Fani membola melihat Raka berjalan ke arahnya dengan raut wajah penuh emosi. Sedangkan ketiga teman Fani pelan pelan menjauh dari Fani.

DEAR SERA [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang